Happy Reading
Chapter 3
Bagian C[P e r j a l a n a n]
Sakura memacu kudanya dengan cepat, air matanya tak dapat ia bendung kembali. Sakura menghapus air matanya itu dengan paksa, sekarang tujuan utamanya adalah negara Api tepatnya kerajaan Uchiha.
Di perjalanan, Sakura masih saja tidak fokus. Gadis itu masih memikirkan bagaimana keadaan bibinya nanti, apakah Kate akan benar-benar menjaganya?
Cukup. Ia tidak ingin berpikir yang tidak-tidak kembali. Kejadian beberapa jam yang lalu membuat niatnya yang tadinya berkobar-kobar seperti api menjadi padam. Hatinya berkata untuk kembali namun pikiranya berhasil menguasainya untuk tetap maju.
Entahlah, ia masih ragu untuk kembali. Namun kondisi bibinya itu tidak bisa Sakura pandang remeh walaupun ia terlihat baik-baik saja, penyakitnya pasti akan kambuh kembali.
Sakura menggeleng pelan, ia mencoba fokus kembali pada tujuanya, ia memacu kuda itu lebih cepat.
•Flasback•
Kate—wanita berumur 30 tahun itu berdiri di samping sakura sambil membawa seekor kuda berwarna hitam. Kuda itu terlihat sangat jinak, sakura merindukan saat ia kecil bersama bibinya menaiki kuda poni.
Namun masa lalu tetap masa lalu, tak ada orang yang bisa kembali ke masa itu. Sakura tersenyum kecut mengingat hal itu.
Kate menepuk bahu Sakura pelan, "Hei apa yang kau lamunkan?".
Sakura yang kaget hanya menoleh ke kanan dan kiri. Matanya terpejam sembari menghela napas panjang, "Kau mengagetkanku bibi Kate."
Kate tertawa pelan ia lalu tersenyum simpul membalas Sakura, "Hei! Apa aku setua itu dimatamu? Jangan memanggilku bibi, panggil saja kakak."
Sakura memutar bola matanya, bibinya yang satu ini benar-benar tidak ingat dengan umur.
"Omong-omong, kau pasti membutuhkan Piter, dia kuda yang baik. Bibimu sudah memberi tahu ku semuanya. Kau tenang saja, aku akan menjaganya" ujar Kate menjelaskan berusaha untuk meyakinkan Sakura.
swakura hanya mengganguk ragu ia merasa sangat berat untuk melepas bibinya pada orang lain walaupun orang yang ia kenal dekat.
Sedangkan Tsunade, wanita berumur itu memperhatikan Sakura dan Kate dari jendela kamarnya, ia hanya bisa tersenyum dan tersenyum.
Namun ia masih merasa bersalah kepada Sakura, Tsunade lalu membaringkan badannya yang terasa lemah.
Disisi lain, Sakura terlihat meninggalkan Kate sebentar di luar sana, ia mendatangi kamar bibinya—Tsunade.
"Bibi... " sahutnya lirih, matanya memanas saat melihat tubuh Tsunade yang terbaring lemah. Lagi dan lagi ia tak mampu untuk meninggalkan bibinya.
Perlahan kelopak mata itu terbuka, buram— itu yang ia lihat pertama kali, gadis bersurai pink itu membantu Tsunade untuk bersandar di kepala ranjang.
"Kau belum berangkat?" tanya Tsunade lirih, Sakura menggeleng pelan menundukan kepalanya.
"Cepatlah berangkat atau kau akan terlambat tiba disana," nasehat sang bibi.
Sakura terdiam.
Tsunade mengerti apa yang dirasakan gadis itu, kali ini tsunade hanya bisa diam ia tidak bisa berbuat apa apa lagi, keadaanya yang lemah memaksanya untuk tidak bergerak. Setidaknya jika tubuhnya sudah tidak dapat di gerakan, mulutnya masih bisa berfungsi.
"Pergilah. Bibi pasti akan merindukanmu" lirih tsunade, ia berani bersumpah jika didepanya ini bukan sakura ia pasti sudah mengeluarkan air matanya.
Ia hanya ingin sakura menjadi gadis yang kuat bukan cengeng saat melihat bibinya menangis.
"Bibi pegang janjiku! Setelah uang tabunganku cukup, aku akan membawamu kesana! Bukan tinggal disini lagi!"
"Bibi akan pegang janjimu, sekarang cepatlah berangkat jangan lupa mengabari bibimu ini."
Sakura mengganguk tegas, "Pasti!"
"Sakura tunggu dulu!" cegat tsunade tiba-tiba, alis sakuta terangkat satu ia kembali mendekati tsunade mendudukan dirinya di lantai.
"Bukalah laci itu dan ambil gulungan kertas dengan pita merah." Umurnya yang semakin tua membuat Tsunade menjadi cepat pelupa, untung saja ia tak melupakan hal ini.
"Ini?" tanya sakura sambil menunjukan gulangan itu. Tsunade mengganguk, menepuk-nepuk tanganya ke sisi kanan ranjang memberi kode kepada Sakura untuk duduk di sampingnya.
"Ya, itu adalah peta yang akan membantumu tiba di negara api,maksudku kerajaan Uchiha. Kau lihat garis merah ini? Ini rutenya, kau harus mengikuti garis ini. Jangan sampai aku menghilangkan benda ini" mengganguk patuh, Sakura menggulung kembali kertas kusam itu lalu memasukanya ke dalam tas.
"Bawa koin ini, sebagai petanda kau berasal dari desa mana, Dan juga—"
Tsunade menggantungkan perkataanya, dan itu membuat sakura menjadi penasaran.
"Jangan sebutkan apa margamu, jika mereka bertanya siapa namamu, kau jawab saja Sakura dari desa Fraska."
Sakura akan mengingat itu semua, ia lalu berpamitan dengan tsunade lalu menyusul Kate yang masih berdiri disana.
"Terima kasih bibi Kate, tolong jaga bibi Tsunade dengan baik."
"Kau tenang saja sakura, serahkan semua padaku."
Tersenyum simpul, sakura menaiki kuda hitam itu lalu memacunya dengan kecang.
Flasback Off
Walaupun negara itu tidak terlalu jauh. Namun perjalan yan sakura tempuh cukup melelahkan, sakura membuka tasnya lalu memgambil peta pemberian tsunade, ia melihat kembali garis merah itu.
"Sebaiknya aku harus bergegas!"
Tears!
Hari berganti malam. Sakura memacu piter pelan, ia tolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Matanya membulat besar saat melihat sebuah danau yang sangat indah.
Ia menghampiri danau itu, lalu mengikat piter dibatang pohon tak jauh dari danau.
"Sebaiknya aku bermalam disini," tuturnya mengambil selimut tipis yang ada di tasnya. Kelopak matanya perlahan terpejam.
Bersambung
Maaf ancur :( buru buru ngetiknya ini, vote sm komeya jgn lupa ya ♥
17, Bandung 2018
Glady A S
KAMU SEDANG MEMBACA
T e a r s [Sasu×Saku]
FanficStatus ( On going ) Star 11 mei - ... Fanfic Sasusaku Story by Glady genre : Fantasy & Romance cerita tidak di private!! harap bijak memilih bacaan. Rate : T-M Sakura Haruno, seorang buruh cuci baju di sebuah desa kecil bernama Fraksa. Bibinya ya...