Part 10

171 16 1
                                    

*Author pov*

Devo berjalan terus dengan amarah yang masih diubun-ubun, dia duduk disalah satu ayunan belakang sekolah ,mengusap kasar wajahnya dan menunduk

'apa yang kamu fikirkan devo, astagaa ingatlah dia musuhmu yang bahkan hampir membunuh dirimu, ingat dia disisi mu hanya sebagai asisten tidak lebih dari itu'batin devo mengkrutuki dirinya sendiri

Devo memejamkan matanya menenangkan fikiran yang campur aduk dibuat olehnya .

Setelah merasa cukup tenang ia pergi kekantin ,manghilangkan rasa lapar yang dalam sekejap datang menyerang.

Devo berjalan menelusuri koridor kampusnya dengan wajah datar dan dingin nya sambil mengenakan topi hoodie nya.

Sampai di kantin , devo menuju bangku diujung dekat pohon yang rindang tepat dimana teman-teman nya sedang berkumpul.

"haii bro" sapa devo sambil tersenyum

"ehh lo dev, udah lama lo gk nongkrong bareng kita kita "ucap nabil diselingi wajah merajuk

"eh tuh muka gk usah lah di cemberut cemberutin kek bebek najis gue ngeliatnya "ucap devo diselingi kekehan

"ah lo mah gk asik " ucap nabil

"hahaha biar asik gimana kalo kita kumpul - kumpul dicafe gue deh yang bayarin " ucap devo

"nahh ininih temen yang bener bener dabes oke lah gue jemput ntar dirumah lo jam 7 an"ucap jojo dengan logat khas miliknya

"sipp lahhh" ucap nabil ber joget ria

"gue mesen makan dulu ya, laper gue"ucap devo

Lalu memesan roti bakar dengan jus mangga tanpa es batu, ya mungkin akibat penyakit otak yang diderita nya mengharuskan dia tidak diperbolehkan meminum minuman dengan es batu.

~~~

Berbeda dengan devo, diujung sana tepatnya pas didekat pintu masuk kantin ve memperhatikan devo yang sesekali tertawa dengan teman nya.

Rasa hangat menjalar kedada ve kala melihat devo tersenyum sumringah saat bersama teman nya, pasalnya saat bersama nya devo jarang sekali tersenyum bahkan tertawa, ingin sekali rasanya ve menjadi alasan untuk devo tertawa, entahlah mengapa intinya dia ingin selalu bersama devo karena menurut nya devo sangat lah misterius dan sangat susah ditebak fikirannya membuatnya sangat penasaran.

Terlintas dibenak ve saat kejadian tadi pagi, dimana devo menatap dingin dan tajam tangan nya yang saling bertautan dengan tangan boby .

Ada rasa bersalah yang menyelusup dihatinya kala itu, entah mengapa tapi rasa itu membuatnya sesak, namun dengan cepat ia tepis jauh jauh perasaan itu.

Mengingat ia belum melaksanakan tugasnya sebagai asisten, ve pergi ke tempat mie ayam langganannya yang sangat terjamin rasanya ,ia sangat yakin bahwa devo akan sangat menyukainya.

Saat sampai di tempat tujuan ve langsung memesan 2 porsi mie ayam plus kerupuk pangsit
"bang saya pesan mie ayam nya 2 yah dibungkus aja cabenya jangan banyak-banyak kerupuk nya dipisah yah" ucap ve pada penjual mie ayam itu

"nih neng pesanan nya" ucap penjual itu

"nih bang kembaliannya untuk abang aja, makasih ya bang" ucap ve diselingi senyuman dan pergi

Sampai di kantin ve mencari dimana keberadaan devo tetapi nihik ternyata devo tidak verada dikantin

Lalu ia pergi ketaman belakang kampus tempat dimana devo kedinginan malam itu.

Dan yup devo berada disana sedang memejamkan matanya sambil mendengarkan lagu di ipod milik nya ,ve pun berjalan kearah devo sambil tersenyum

"dev" ucao ve lembut

Devo pun membuka ke2 mata nya

"ngapain lo disini?? "tanya devo datar

"aku mau ngasih makanan maaf ya tadi pagi gak sempet buatin"ucap ve

"apa yang lo bawa" tanya devo

"mie ayam, ini enak kok serius aja" ucap ve dengan mata berbinar

"lo yakin?? Kok gue gk yakin yah?? "ucap devo merasa ragu

"aku Yakin kok enak "ucap ve

"terus makannya pake plastik gini?? " tanya devo

"Iyaaa enak kok ayo dimakan aku beli dua nih"ucap ve

"gimana caranya?? " tanya devo bingung

"nih buka duulu ujung plastiknya pake mulut terus makan dehh" ucap ve dan makan duluan

Devo yang merasa sedikit jijik pun sungkan makan mie ayam tersebut

"eh ayo dimakan enak loh "ucap ve saat melihat devo hanya menatapnya

Dengan perlahan devo memasukan mie ayam itu ke mulutnya dengan kunyahan yang lambat, kemudian matanya terbuka sempurna saat merasakan rasa mie ayam itu.

"gimana enak kan?? "tanya ve

Namun devo tak bergeming

"dev?? " ulang ve

Devo masih tak bergeming

"iih devo kamu kenapa?? " ucap ve khawatir

"HUWAAA!! INI ENAK BANGET SUMPAH! GILAA!!" ucap devo histeris

Ve pun yng dibuat kaget hanya terkekeh kecil dan melanjutkan makannya

Sedangkan devo makin lahap memakan mie ayamnya sesekali melirik ve yang tersenyum sumringah

~~~

"huwaaa!! Sumpah kenyang makanan tadi enak banget lo beli dimana?? " tanya devo sambil mengusap perut buncit yang membuatnya susah bergerak

"ada dehh"ucap ve

"pelit yah lo sama gue "ucap devo dengan nada merajuk

"hahaha nanti aku ajak kamu kesana deh" ucap ve terkekeh kecil

Namun devo tak merespon ia masih memejamkan matanya sambil menikmati alunan music di ipod miliknyaa namun suara yang sangat ia kenali terdengar memanggil seseorng yang tak lain iyalah ve

"Ve... "

Devo pun membuka matanya dan langsung menatap tajam orang itu, rahangnya mengeras menahan gejolak amarah miliknya, tangannya terkepal kuat hingga mengeluarkan darah segar seperti kemarin malam lalu ia berlalu pergi meninggalkan beranda sendirian ditaman bersama seseorang yang sangat devo kenal
























"ku harap perasaan ini tidak tumbuh kepada mu jangan tanya kenapa karena dirimu alasan aku tersakiti" - Devo Keynan Putra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mereka Pengubah segalanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang