03

27 5 5
                                    

"Eh, siapa nama lo tadi? Kila? Kira? Ah siapa sih, susah amat!?" Kesal rizky

"Kalem kali, nggak usah ngegas... gue kiya, pake y... lu bisa panggil gue... husp.." kiya menyeruput jahe anget rizky yang telah diincarnya.

"Eh Yaya, lu itu ya... klo mau minta ijin kek asal sruput aja, gue juga aus kali" omel rizky

Uhuk... uhuk... uhuk...

'Yaya?!? Gimana dia tahu nama kecil gue..' batin kiya

Uhuk... uhukk... uhuk...

"Eh, tuhkan... keselek, nih air putih. Bu, ini ya- eh istri saya keselek ada tissu nggak?" tanya rizky

"Oh, ada... gimana toh nduk kok bisa keselek," si ibu tidak habis pikir... keringat dingin membasahi kiya, rona wajahnya juga semakin memucat, rizky mulai was was...

"Lo kenapa?" Tanya rizky khawatir.

"Mmm... pusing," gumam kiya... tangannya meraba sekitar mencari tempat bersandar dan tanpa sadar malah merangkul bahu rizky.

"Lo mabok?" Tanya rizky, melepaskan rangkulan yang malah mirip upaya untuk mencekik dibanding merangkul. Tubuh kiya masih lemas menempel disampingnya.

"Jangan bilang lo belum makan dari pagi" tuduh rizky, melihat keadaan kiya yang makin membuatnya kelimpungan. Perutnya juga mulai ikut nggak karuan.

"Atau jangan-jangan lo juga punya ma-"

Huek...

"Shimatta--" umpat rizky refleks

Bruk...

"Yaya?!?!... Bu tolong istri saya pingsan?!" Teriak rizky panik.

[Skip]

Karena khawatir, si ibu ngijinin kita nginep semalam... *kita siapa yank :p
'Tinggal empat jam lagi subuh jadi nggak apalah ya,' batin mereka

"Ya, guekan dari awal bilang... lu minum susu aja..."omel rizky *ia kembali mengingat, namun sepertinya ada yang salah

"Kapan lu bilang gitu? Lu cuma mesenin gue... lagian ngapain lu panggil gue yaya, heh?!..." sanggah kiya, masih dalam keadaan lemah ia menatap rizky menyelidik...

"Tunggu, kalo dari deket, gue kayak kenal elo dah..." kiya masih memandang ky menyelidik..

"Ya udah lah, kita kan emang udah kenala..n..." kiya bergerak cepat mencabut kacamata pemuda itu, rizky sedikit terbata karena refleks memundurkan kepalanya

"Tuhkan... lo kiky mickey gue?!,Wkwkwk gila, lo nyebelin sumpah sekarang?!" Kiya tertawa..

"Wait... jangan bilang lo yaya cadel?" rizky bertutur, meski belum begitu... paham?
"Lo juga nyebelin, bego," tambahnya sambil mengamati kiya lebih mendalam...

'Ia masih belum yakin, yaya yang ia kenal itu seorang gadis bukan garong eh???' Rizky bahkan terpingkal dengan batinya sendiri *gila ya mas ky

'Pantes gue refleks manggil dia yaya..' batinnya lagi

"Wah, penganten zaman sekarang, akurnya... seneng banget ya istrinya hamil, semoga janinnya sehat ya, bener katamu nduk... kalian muda mudi emang tokcer, " kata si ibu datang dengan tertawa tanpa dosah.

"What?!?!" Keduanya saling pandang, saling bergidik.

. . .

Subuh, mereka segera berpamitan dan mengucapkan banyak terima kasih pada si ibu, jika tidak ayanlah mereka akibat terkaan-terkaan ajaib si ibu penjaga warung.

Mobil bak terbuka sudah banyak berlalu lalang sejak jam 3 pagi, maklum... desa mereka adalah pusat perdagangan hasil kebun yang subur, sayur mayur melimpah ruah,ibaratnya apapun yang jatuh ketanah pasti akan tumbuh disana. Lantas mengapa mereka jauh merantau? Itulah manusia... selalu tidak puas akan apa yang disekitarnya *sudah kultumnya bu, btw mungkin mereka menyebarkan agama islam kali... kaya yang disinetron

"Yaya... ya gusti, kamu pulang nak" seseorang yang diduga bapak kiyapun memeluk anaknya erat. Beberapa meter di belakang kiya, rizky menenteng koper dengan terseok-seok,

"Kamu sama siapa nak, lho bawaan kamu mana? Kamu nggak dirampok kan?" Bapak kiya yang belum menyadari rizkypun kelimpungan.

"Itu sama kiky..."

Bruk....

"Ya allah, Adhan?!?!" Teriak Ibu kiya yang kebetulan pulang dari pasar, beliau sudah terlebih dahulu menyadari keberadaan adhan alias rizky alias RR sang terduga... *korban, wqwq

<Skip>

"Ky... ky... lu kok pingsan tiba-tiba sih" heran kiya, sudah dua jam rizky digotong masuk kekamar kiya yang letaknya paling dekat. Dan sejak satu jam yang lalu, kiya memandang wajah pemuda itu... *kalo bilang-bilang nggak surprise dong ya

'Masih sama,' batinnya

"Dia mungkin kecapaian, kamu juga istirahat ya..." ibu mengacak lembut surai kecoklatan kiya, dan keluar dari kamarnya... ia jadi ingat kejadian kemarin malam *baca chapter 1 wqwq

'Gue istirahat dimana coba, wah ibu kode minta cucu nih?'batin kiya,tertawa

Ia mengitarkan pandangannya kesekeliling ruangan yang ia tempati hampir 15 tahun lebih itu. Dibukanya laci yang ia ingat menyimpan barang berharganya milik rizky...

Hanya segumpal kertas kecil, namun selalu bisa membuatnya ingat segala hal yang membuatnya tenang sepanjang waktu... Tulisannya pun hanya coretan tangan tak berarti,

'kala itu kegabutan pasti menyelimuti ky seperti asap moster dari sinema power rengers' batin kiya, terpingkal...

"Yaya" rizky meracau

"Ni orang emang udah gila ama gue keknya, eh... tapi gue waras ding haha" kiya kembali menempatkan posisi disebelah rizky.

"Ntah kenapa, gue refleks manggil lo yaya pas di warung" rizky berujar lemas, kiya yang disebelahnya hampir meloncat mendegar suaranya

"Ealah bocah, lu kalo sadar mata lo buka dulu kek... gue kaget bego?!?" Umpat kiya

"Tapi kelakuhan lo yang kaya gini sekarang malah bikin gue yakin kalo lo bukan yaya cadel" rizky tersenyum, meledek

"Ealah, anak setan" kiya lagi-lagi mengumpat.

"Mati aja sekalian sanah" teriak kiya sembari tergerak membekap rizky, keduanya tertawa.

··TBC··

Alhamdulillah.... akhirnya dedek malah mengungkap rahasia mereka duluan... gimana ya, perasaan idenya terungkapnya diakhir tpi ini malah terungkap sekarang... yaudahlah yaw, daripada pusyang mending dirombak aja dari ide awal he he...

Btw, kira-kira sampe chapter berapa ya... pengennya sih banyak biar ada manis-manisnya gitchu hehehe...

KYYAA?!... (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang