Author pov.
Chaeng masih berusaha mencari pekerjaan.
Dia tidak perduli dengan tubuhnya yang sudah lelah, Chaeng berjalan ke sebuah minimarket terdekat.
Saat hendak berjalan masuk Chaeng tidak sengaja menabrak wanita lain.
"Ah maaf kan saya" Chaeng membantu wanita tersebut berdiri dan menunduk meminta maaf.
"Tidak apa apa, tenang saja" wanita yang ditabrak tadi mengelus bahu Chaeng.
"Oh ya, kenalin aku Lisa" wanita itu perkenalkan diri.
"Chaeng, Park Chaeyoung" jawab Chaeng malu malu.
"Sepertinya kau bukan dari sini" Lisa memperhatikan Chaeng.
"Iya, aku dari desa yang lumayan jauh dari kota. Aku kesini mencari pekerjaan" Chaeng menunduk lesu.
"Mari kita berbincang di Caffe seberang jalan sana" dengan ragu ragu Chaeng mengangguk.
Mereka berjalan menuju sebuah Caffe.
Duduk dipojokan dan memesan makanan."Baiklah, tadi kau bilang mau nyari pekerjaankan?" Lisa bertanya.
"Iya, apa pun itu aku mau asalkan aku bisa menghasilkan uang" Chaeng memandang Lisa teman barunya penuh harap.
"Hum, sekarang lapang kerja sangat sedikit, kemungkinan kecil bisa mendapatkan kerja yang lebih baik" Chaeng menunduk lesu mendengar perkataan Lisa.
"Aku harus apa?" Lisa memasang smirknya.
Ada ide bagus terlintas dipikirannya.
"Aku punya pekerjaan buat mu, tapi..." Chaeng menatap Lisa penasaran.
"Aku tidak tau kau mau apa tidak" Lisa tersenyum ke Chaeng.
"Pekerjaan apa memangnya?" Chaeng berharap Lisa bisa membantunya.
"Aku memiliki sebuah Club malam, dan saat ini kami kekurangan penari Club. Apa kau mau bekerja sebagai penari Club?" Chaeng terkejut.
"Kau tenang saja, aku akan menjamin keselamatan mu. Kau hanya perlu menari di panggung Club" Chaeng terdiam.
Dia memikirkan tawaran Lisa, memang benar sekarang mencari pekerjaan sangat sulit.
Apalagi tentang pendidikannya yang dibilang dibawah standar.Tidak ada cara lain Chaeng mau tidak mau harus menerima tawaran Lisa.
Lisa masih menunggu jawaban Chaeng sambil sesekali melirik ke tubuh Chaeng.
Lisa akui Chaeng adalah gadis yah sexy.
Tinggi semampai, wajah yang cantik dan ekhem yang terbentuk sempurna.
Chaeng tidak menyadari tatapan nakal Lisa, dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri."Aku setuju" jawaban Chaeng membuat Lisa terkejut karena takut ketahuan melirik tubuh Chaeng.
"Baiklah, nanti malam kau datang saja ke alamat ini" Lisa menyerahkan sebuah kartu yang lengkap dengan alamat Club dan nomer ponsel Lisa.
Chaeng mengambilnya."Kalau kau sudah disana telpon saja aku, kalo begitu aku harus pergi tenang makanan yang kau makan aku sudah membayarnya" Lisa tersenyum dan bangkit dari duduknya.
"Terima Kasih Lisa" Chaeng ikut berdiri dan menunduk mengucapkan terima kasihnya.
Lisa mengangguk lalu beranjak dari tempatnya keluar dari Caffe dan masuk ke mobilnya.
Chaeng bernafas lega.
Tapi pekerjaannya terlalu beresiko.
Dia harus pintar pintar menutupi pekerjaannya ke keluarganya.Chaeng berjalan pulang dengan hati yang sedikit tenang.
Nanti malam dia akan mulai berkerja.
