2

52 4 0
                                    

"Sudah, berhentilah menangis," kata Baejin menenangkan yeoja itu.

Kini mereka sudah berada didalam kamar Jihoon dan Woojin.

"Ada apa ini?" tanya Woojin yang sedang tiduran dikasurnya, "Siapa yang menangis?" runtun Woojin.

"Kau mendengar suara yeoja sedang menangis?" tanya Jihoon.

"Haha jangan bercanda hyung. Disini cuman ada kita bertiga," jawab Woojin.

"Oh. Kalau begitu pindahlah kekamar Baejin sebentar. Temani Daehwi tidur. Aku masih ada urusan dengan Baejin," kata Jihoon yang kini sudah tiduran dikasurnya.

"Mau ada urusan apa tidur bareng hm?" ejek Woojin.

"Nanti kupanggil."

"Ya sudah. Aku sangat lelah dan mengantuk," kata Woojin lalu keluar dari kamar itu.

"Apa kau hantu?" tanya Jihoon sambil membenarkan posisinya menghadap yeoja tadi. Dia sudah tidak menangis.

"Sepertinya begitu," jawab yeoja itu.

"Hmm, coba ku pegang," kata Baejin lalu memegang tangan yeoja itu.

Nyentuh.

"Gak tembus ya?" tanya Jihoon yang melihat tangan Baejin tidak tembus ketika menyentuhnya.

Jihoon lalu beranjak mendekati yeoja itu yang sedang duduk disebelah Baejin lalu mencoba membuktikannya sendiri. Dan benar saja, tidak tembus.

Aneh.

Itu yang ada dipikiran ketiga nya saat ini.

"Bagaimana bisa kau tiba-tiba terduduk disebelah Daehwi tadi?" tanya Baejin.

"Aku, lupa."

"Coba ceritakan kejadian sebelum kau ada disini," pinta Baejin.

"Aku tidak ingat, yang aku ingat aku hanya manusia aneh yang menggilai temanmu, Guanlin," jawab yeoja itu.

Sontak, Baejin dan Jihoon melongo dan membelalakkan matanya.

"Kau Wannable?" tanya Jihoon, menutup mulutnya.

"Ya. Lebih tepatnya menggilai Guanlin."

Menggilai Guanlin. Apa itu yang membuatnya kesini? Pikir Jihoon dan Baejin.

"Coba ceritakan sedikit tentangmu," pinta Baejin.

"Aku, Nara Kim 17 tahun Korea. Aku tinggal di Indonesia, pindahan dari Seoul. Aku sempat dipindah sekolah sampai ke negara Indonesia karena bully an yang selalu aku dapatkan. Aku pemalas. Aku merasa hidupku tidak berguna sama sekali. Aku tidak pernah menjalani sesuatu dengan bersungguh-sungguh, atau bahkan aku tidak pernah merasa ikhlas. Aku selalu merasa hidupku ini sia-sia. Sempat aku berpikiran untuk bunuh diri, tapi Guanlin menyelamatkanku,"

"Bagaimana bisa Guanlin menyelamatkanmu?" tanya Jihoon penasaran.

"Waktu itu dia berada di gedung agensinya, Cube Entertainment dan aku hampir bunuh diri dibelakang tempat itu. Waktu itu Guanlin membuka pintu belakang lalu melihatku akan gantung diri dan menolongku."

"Aku jatuh cinta padanya. Itulah alasanku tetap hidup saat itu."

GHOST - WINKDEEP ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang