5

56 3 0
                                    

"Hyung, kau benar-benar akan membantunya?" tanya Baejin.

Malam ini, Baejin dan Jihoon sedang menikmati angin malam di teras dengan ditemani oleh kopi susu kesukaan mereka.

"Aku benar-benar ingin membantunya pergi dari sini," jawab Jihoon lalu meneguk kopi susu miliknya.

"Haha, aku tahu kau juga tidak menyukainya."

"Ya. Dia sangat amat menakutkanku. Kau tahu? Masih beruntung dia berparas cantik. Kalau tidak, aku pasti sudah mengadu pada manager Kim."

"Yak! Hyung! Mengadu saja! Bagaimana bisa yeoja cantik bisa menjadi kelemahanmu?"

"Aku juga tidak tahu," jawab Jihoon mengendikkan bahunya lalu pergi meninggalkan Baejin sendiri.

"Gila," monolog Baejin.

•••

Keesokan harinya, Jihoon melihat Nara sedang terduduk didekat kolam seperti kemarin.

"Hei? Kau belum ingat apapun?" kata Jihoon lalu duduk disampingnya.

"Sama sekali belum. Bahkan aku saja tidak tahu aku meninggalnya di Indonesia atau di Korea."

"Hm, seperti itu ya? Tapi, kenapa kau tidak tanyakan pada tetanggamu saja? Dia bilang dia melihat kejadiannya kan?"

"Dia tidak mau memberi tahu. Katanya, dia akan dihukum dineraka jika ikut campur urusan hantu lain."

"Ah, kukira hantu seperti semut. Bekerja sama dalam menakut-nakutin manusia."

"Hahaha, kau ada-ada saja."

Tawa mereka meledak begitu saja disana.

"Hey," panggil Guanlin dari arah belakang.

"Kalian sedang apa?" lanjut Guanlin.

Jihoon dan Nara terlihat sangat kaget. Bagaimana tidak? Jihoon hanya berdua disana dengan Nara, dan Guanlin menyebut mereka dengan sebutan 'kalian'. Itu artinya Guanlin dapat melihat Nara juga kan?

"K-kau bisa melihatku?" tanya Nara.

Namun tak ada sahutan apapun dari Guanlin. Bahkan, tatapan Guanlin hanya tertuju pada Jihoon saja.

"Kau bisa melihatnya?" tanya Jihoon.

"Siapa? Yeoja hayalanmu? Ayolah hyung kau pasti sangat stres sampai-sampai menghayalkan yeoja cantik ya? Ayo bermainlah bersamaku. Aku sudah mempunyai aplikasi mobile legend."

"Apa? Hayalanku?"

"Hey, hey. Semua sudah tau tentangmu. Pasti kau sangat kesepian. Aku akan menemanimu bermain video game. Ayo!" ajak Guanlin lalu beranjak pergi kedalam dorm.

"Menurutmu, dia bisa melihatku?" tanya Nara.

"Aku belum yakin," jawab Jihoon.

"Ayo masuk. Guanlin mengajakku bermain video game. Ahh sudah 5 menit aku tidak bermain video game lagi," lanjut Jihoon.

"Hahaha kau bisa saja. Bermainlah. Aku akan tetap mengingatnya disini."

"Baiklah. Jika kau mencariku aku ada dikamarku."

"Iya," jawab Nara tersenyum.

Jihoon lalu beranjak masuk meninggalkan Nara sendirian.

"Sampai kapan kau akan bersikap seperti itu pada Jihoon?" ucap Baejin yang entah dari kapan sudah berdiri didekat kolam.

"Hm, apa maksudmu?" jawab Nara menunduk.

Ia tahu betul kalau Baejin tidak menyukainya.

Bagaimana tidak? Setiap malam Baejin dan Jihoon selalu bertengkar karnanya.

"Jujurlah padaku. Sebenarnya tujuanmu kemari untuk apa?"

"A-aku? Aku kemari hanya untuk mengingat kejadian sebelum aku meninggal. Aku janji akan segera pergi dari sini ketika aku sudah mendapatkan ingatanku kembali."

"Apa tujuanmu kemari?" ulang Baejin.

"Apa maksudmu? Aku sudah mengatakannya berkali-kali. Aku hanya ingin mengi—"

"KUBILANG APA TUJUANMU KEMARI?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GHOST - WINKDEEP ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang