3

66 3 0
                                    

Siang yang sangat panas dan dedaunan kering yang menghiasi tanah itu nampak begitu indah dipandang.

Terlihat Baejin sedang menikmati es krimnya didepan dorm.

"Baejin!" teriak Jihoon dari dalam dorm yang sukses membuat Baejin kaget.

"Kenapa hyung? Kau mengagetkanku saja," jawab Baejin menjilat es krimnya lagi.

"Aku tak habis fikir kenapa hanya kita yang dapat melihat Nara," kata Jihoon lalu duduk disebelah Baejin.

"Hm, mungkin itu takdir kita."

"Tapi apa tujuan kita ditakdirkan seperti ini? Ahh aku sungguh tidak menyangkanya."

"Memangnya kenapa?"

"Dia sangat cantik."

"Sialan. Aku kira sesuatu yang penting."

"Oit kalian ada disini ternyata," kata Guanlin yang tiba-tiba saja datang.

"Yoi bro," jawab Jihoon senyum.

Guanlin duduk didepan mereka berdua kemudian mulai sibuk dengan handphone nya.

"Kau pikir Guanlin melihatnya juga?" bisik Jihoon pada Baejin.

"Nope. Aku tidak begitu yakin," jawab Baejin.

"Aku akan memanggilnya," Jihoon beranjak dari duduknya.

"Hei! Aku disini. Kau ingin memanggilku?" tanya Nara, yang entah mulai kapan sudah berdiri didekat mereka.

Jihoon kembali duduk dengan memasang ekspresi sedikit takut. Hmm, mungkin dia belum terbiasa dengan hal seperti ini.

"Lin, diluar sini ada siapa saja?" tanya Baejin yang membuat Guanlin mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Baejin.

"Euhmm," gumam Guanlin sambil melihat sekitar.

"Berapa?" ulang Baejin.

"Cuman kita bertiga hyung," jawab Guanlin. Setelah itu ia kembali sibuk dengan handphone nya.

Nara terlihat sedih, dan tak lama tubuhnya menghilang dengan perlahan menjadi kupu-kupu yang entak dapat terlihat oleh Guanlin atau tidak.

"Dia menghilang ke surga? Atau ke kamarku?" tanya Jihoon penasaran, sekaligus kaget.

"Kurasa kerumahnya," jawab Baejin cuek.

"Ku harap ke surga," kata Jihoon kemudian mulai memainkan video game miliknya.

•••

Seusai makan siang bersama, Baejin memasuki kamarnya. Terlihat Daehwi yang sudah tertidur pulas.

Dan, disamping ranjang juga terlihat Nara sedang terduduk lemas.

"Hei kau tadi sudah berubah menjadi ribuan kupu-kupu kecil. Kenapa bisa kembali seperti ini?" tanya Baejin kaget. Jujur, kali ini dia mulai merasa takut.

"Bolehkah aku tinggal disini?" tanya Nara. Air matanya mulai menetes.

"Oh, wow! Lihatlah ini! Bagaimana bisa hantu menangis? Ini terlihat begitu nyata. Sebenarnya kau siapa? Aku tidak mengerti sama sekali," kata Baejin. Keringatnya mulai bercucuran dipelipisnya.

"Aku tahu, ini terdengar bodoh. Aku tadi sempat kembali kerumah. Disana aku bertemu tetanggaku yang juga hantu sepertiku. Dia meninggal sekitar tiga tahun yang lalu. Katanya, aku bisa pergi ke surga jika aku dapat mengingat kejadian sebelum meninggal. Dan, disinilah tempatku untuk mengingatnya. Itu yang dia katakan kepadaku," jelas Nara.

"Ah lucu sekali. Mana mungkin hantu bisa pergi ke surga hanya dengan mengingat kejadian sebelum meninggalnya. Ino terdengar begitu konyol," jawab Baejin sambil mengusap keringatnya yang sudah mengalir dengan banyaknya.

"Awalnya aku juga berpikir seperti itu. Tapi, katanya dijalan menuju surga akan ada malaikat yang menanyaiku tentang sesuatu semasa aku hidup agar aku bisa pergi ke surga. Dan kurasa kejadian sebelum aku mati sangat penting."

"Lalu, kenapa mengingatnya harus di dorm Wanna One?"

"Tetanggaku melihat kejadiannya, dan itu ada hubungannya dengan seseorang yang berada disini."

GHOST - WINKDEEP ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang