Bertemu

995 101 3
                                    

Art menghapus airmatanya. Hari pertama kuliah sudah membuat ia kehilangan mood.

"Lebih baik aku pulang.." gumam art.

Art segera keluar gedung. Halah paling juga info pengenalan kampus. Ia sedang malas.
Berjalan keluar gerbang kampus cukup jauh. Tapi karena ia tak ingin merepotkan tae, lebih baik ia memang memakai taksi saja.

Sambil berjalan, art mengirim pesan pada tae. Mahasiswa tingkat akhir biasanya kalau tidak sibuk praktek, ya di kantin menunggu dosen yang tak ontime datang untuk mengajar. Sudah biasa begitu. Jadi art bilang, ia sedang di taksi dan akan pulang.

"Aawww" rintih art

Art terjatuh. Ponselnya terpental dan tangannya harus terluka karena menahan tubuh.

"Kau tak apa.?" Tanya si penabrak.

Deg

Art memejamkan mata. Tidak-tidak. Jangan sampai yang menabrak mew. Jangan.

Si penabrak berjongkok. Lalu mata mereka bertemu.

Dan art hanya dapat diam. Menahan panas yang mulai merambat ke seluruh permukaan matanya. Tak lama ia bangkit. Jangan sampai ia menangis di depan mew.

Mew tau itu art. Ia sengaja menabrak tubuh art. Tidak kencang. Tapi malah membuat art terjatuh dan luka. Sejujurnya ia terkejut dan khawatir. Tapi melihat art bermuka datar, ia sadar. Art tak butuh dirinya lagi. Art sudah membenci mew.

Meski begitu, entah mengapa tangan mew tetap sigap menahan lengan art, ketika art berjalan.

"Ikut aku ke Poliklinik" perintah mew sambil menyeret kecil art. Karena mew tau art akan memberontak. Jadi ia tulikan pendengarannya.

"Lepas..!!" Brontak art
"Lepaskan aku...!!" Brontakan makin keras ketika mew tak merespon.
"Lepaskan aku sialan" suara art melemah. Mew memelankan langkahnya.

"Apa maumu.?" Tanya art serak. Mew berhenti.

"Mengobatimu. Setelah itu terserah kau mau apa" jawab mew.

Mew dan art sampai di depan poliklinik kampus. Dokter disana mengobati art. Sedangkan mew hanya diam sambil mengamati kegiatan itu -mengobati art-

"Lain kali jangan jalan sambil menunduk atau bermain ponsel. Kau tak tau kapan ada bahaya" mew mengingatkan.

Art tak menjawab. Dia menunduk.

Baru akan mengajak art pulang. Suara ponsel art mendahuluinya.

"Halo p'.."
"..."
"Aku masih di kampus"
"..."
"Tidak-tidak..aku pulang sendiri saja"
"..."
"Tak apa. P'got lanjut kerja saja"
"..."
"Baiklah aku tutup" kalimat penutup art.

Art mengerutkan dahinya. Kemana mew.?
Kenapa ia tak sadar mew pergi.?
Tiba-tiba matanya berhenti pada sebuah note di dekat pintu.

Cinta itu sulit. Semakin kau mencintai sesuatu, kau justru akan di uji. Kadang kau malah harus kecewa karena bergantung padanya.

Mr. Tisappus

Mewart couple instagram [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang