Kembali Pulang

1.1K 21 2
                                    

Tahun 2016, dibulan suci Romadhon. Sudah 2 tahun lebih ayah menderita dengan sakitnya. Seperti romadhon sebelumnya, ayah tak kuat untuk berpuasa. Sakitnya memaksanya harus meninggalkan puasa.

Hari raya idul fitri, lebaran yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kenapa? Karna untuk pertama kalinya kulihat ayah menangis. Aku tidak tahu kenapa, mungkinkah ayah bersyukur karna masih diberikan kesempatan untuk lebaran ditahun ini?? Atau mungkin yang lain?
Ntahlah, aku tidak mau membuat ayah terbebani dengan pertanyaan ku nantinya.

Ku dekap ayah ku, ku cium tangannya yang kurus itu.. Aku bersyukur masih diberikan kesempatan bersama ayah di tahun ini. Aku berharap tahun depan masih bisa lebaran bersama ayah.

Aku yang saat itu duduk dibangku kelas 3 SMP, siap-siap untuk menghadapi ujian akhir nasional.

Malam itu ayah tidur tak seperti biasanya, dia mendengkur untuk pertama kalinya. Suaranya yang sangat keras mengganggu tidur ku, aku membentaknya. Kusuruh dia diam, tapi tak bisa diam.
Di sepertiga malam, ibu bangun. Karna ayah ingin pipis, tapi tak kuat bangun lagi. Ibu benar-benar merawat ayah dengan baik, bahkan saat-saat seperti itu.

Saat azan subuh berkumandang, ayah hendak bangun untuk sholat. Tapi ayah tak kuat membangunkan badannya karena itu ibu mengambilkan air untuk berwudhu.

Pagi hari ayah ingin keluar dari kamar, aku sedang bersiap-siap untuk pergi sekolah. Ibu membantu ayah bangun membantu ayah berjalan keluar kamar, ibu sedikit tak kuat dan ayah terjatuh. (Maafkan aku ayah) aku hanya melihatnya karena kuliat dia jatuh saat sudah hampir duduk, kuliat dia baik-baik saja.

Dari luar kamar, kudengar ayah rindu pada anak-anaknya yang jauh disana. Kebetulan 3 kakak ku itu berada di makassar, ada yang kuliah dan ada yang kerja. Kudengar ibu menelfon anak-anaknya, tapi ayah sangat rindu dengan anak ke-2 nya. Sayangnya handphonenya tidak aktif. Sebelum berangkat sekolah ayah bicara padaku dan adikku, dia bilang "kalian rajin belajar, rajin sekolah, jangan malas-malas, jadi anak yang pintar, yang bisa membanggakan keluarga".
Setelah dengar itu, aku pamit sambil kubawa handphone ku.

Di sekolah, handphone ku bergetar. Kulihat ada panggilan masuk, ternyata dari kakak ku. Ku jawab telfonnya, kusuruh dia untuk menelfon ayah ku, karna ayah sangat rindu dia.

Hari itu tepat hari jum'at tanggal 11 november 2016, aku sedang belajar persiapan ujian nasional. Ditengah pelajaran, ada seorang guru yang masuk kedalam kelas, mungkin dia punya kepentingan (pikir ku). Tiba-tiba dia memanggilku, teman-temanku mengejek "aihh mau diapakan kau" aku hanya risih.

Sampai didepan pintu kelas ku, ibu guru itu membuatku kaget, takut, bahkan tak tahu apa yang harus kulakukan. Dia bilang "kamu pulang nak!" 3 kata yang membuatku hancur seketika. Rasanya nyawaku hilang. Seketika air mataku terjatuh, aku tak tahu ada apa, dalam pikiranku "Ayah". Aku masuk ke kelas mengambil barang-barang ku, dan air mataku tak berhenti mengalir. Teman-temanku heran dan bertanya "kamu kenapa?" aku hanya terdiam dan terus menangis. Aku pulang diantar oleh guruku, bersama adik sepupuku yang juga adik kelas ku. Di jalan aku hanya menangis dan terus menangis, banyak pertanyaan dalam otakku "ada apa? Kenapa? Apa ini?". Akhirnya pertanyaanku terjawab saat kulihat didepan rumah, begitu ramai. Aku langsung berlari masuk kedalam rumah tanpa kubuka sepatu ku. Kulihat ayahku dikerumuni orang-orang, seorang ibu-ibu datang memelukku dan berusaha membuatku tenang. Yah dia tanteku. Dia membawaku ke dapur, dan menenangkan ku disana. Setelah agak tenang, aku mendekati ayahku yang terbaring lemah. Kulihat dia tak kuat lagi, ku genggam tangannya, ku genggam jemarinya baik-baik. Aku takut, sangat takut!.

Waktu sholat jum'at hampir tiba, semua keluarganya ayah dan ibuku sudah berkumpul dirumah. Ayah dihadapkan kearah kiblat, saat itu ayah terlihat sangat tenang. Azan pun berkumandang, dan ayah mendatangi sakaratul mautnya:'( aku kacau, hancur, tak tahu harus apa. Tapi seorang ibu-ibu menyuruhku membisikkan ayahku kalimat-kalimat allah. Aku yang terus menangis sambil terus membacakan lafaz tersebut. Azan berakhir, dan ikomah pun dilanjutkan. Saat aku membaca kalimat terakhir la ila ha illallah, masjid selesai dengang ikomahnya la ila ha illallah. Pukul 12:07 Ayahku kembali kepada allah:'(
Air mataku tak berhenti terjatuh, teriak sekeras yang aku bisa. Benar-benar sakit.

Aku ingin marah, tapi kepada siapa?
Allah...?
Ntahlah tapi aku tak berdaya untuk memarahi siapapun.
Kupandang wajah ayah yang begitu pucat, dalam hatiku "kenapa ayah, kenapa? Apa ayah sudah tak sayang aku? Apa ayah akan membiarkanku tersakiti oleh dunia? Apa ayah ingin melihatku jatuh? Terluka? Ayah mendengarku kan? Bangun ayah, bangun. Aku belum siap kehilangan ayah".

Kakak-kakakku yang disuruh pulang karna ayah ku rindu, hanya bisa menangis. Semua tak percaya, pagi tadi dia masih menelfon dan menyuruh anak-anaknya untuk pulang. Tapi kenapa, kenapa secepat itu..

Nurlutfiah:(

Surat Kecil Untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang