Author note's: Ini cerita remake ya dari komik jepang dan aku lupa judulnya apa soalnya aku remake ini tahun 2013-an pas jaman old 😁
So, kalau kalian pecinta komik jepang pasti tau nih ini komiknya yakan? 😀 dan ini cerita udah lama kependam di lappy aku jadi dari pada di anggurin aku post aja disini.Ini gak COPAS ya!! Aku remake. Intinya sama cuma jalan ceritanya beda. Jadi bedakan ya pemirsahhh 😄😄
Aku bilang ini diawal soalnya aku gak mau tiba-tiba dipertengahan jalan cerita aku post kalian judge and report ceritaku.
Okay enjoy this story 😊
👇
‘surat?!’
Nafas yang tidak pernah teratur saat bersama pria itu!
Itulah sebabnya kami sulit untuk saling memahami.
_____Expectation the star_____
“ibu ini surat apa?” gadis itu bertanya pelan sembari membolak-balikan surat itu ditangannya. melihat kertas itu bingung—seperti mengerti dari bentuknya yang sudah terlihat kusam dan berwarna kekuningan ia hanya bisa memandangnya tanpa berniat sedikitpun untuk membacanya.
“saat papamu dirawat dirumah sakit, ia menulisnya untukmu. ibu tidak pernah membukanya karna ibu takut saat membaca surat itu ibu tidak sanggup dan kembali terluka setelah kehilangan papamu.”
“ibu juga tidak tahu apa yang ditulis oleh papamu, entah hal yang bahagia atau hal yang menyedihkan.”
‘ibu’ yuki gadis itu menatap ibunya dalam keteduhan matanya, menatap dalam ibunya yang kini berusaha untuk menjelaskan bagaimana hal yang terjadi dimasa lalu itu. raut terluka, kesedihan terpancar dari sorot matanya yang selama ini tidak pernah ia lihat dari ibunya.
“tapi... jika setelah kau membaca surat ini dan tidak bisa untuk melupakan anak william, ibu tidak akan melarangmu lagi. jadi putuskanlah sendiri, ingin membukanya atau tidak!?” ibunya tersenyum menatap kearah gadis itu menyeka air matanya dengan tangan kanannya.
“ibu” sedari tadi ia hanya bisa untuk memanggil ibunya saja, entahlah apa yang harus dia lakukan sekarang dan juga bagaimana cara menggambarkan perasaan bahagia itu saat mendengar ibunya tidak akan melarang hubungannya lagi dengan steffan.
“mungkin inilah waktu yang tepat untuk menghapus kesedihan tentang kematian papamu. ternyata membenci seseorang itu sangat melelahkan sekali ya”. ibunya tertawa didepannya, ia tau itu tawa yang dipaksakan. mencoba terlihat baik meskipun didalamnya sedang tidak baik-baik saja. itu ibuku bukan? yuki bertanya dalam hatinya. perkataan ibunya membuatnya tersentuh hingga menimbulkan pertanyaan aneh seperti itu. ia tau setiap manusia tak luput dari dosa baik itu disengaja ataupun tidak begitupun dengan kedua orang tua steffan, dunia seolah menguji dua keluarga ini dengan batas kesabaran masing-masing.
‘ini surat dari papa’ yuki menatap kembali selembar kertas yang telah usang itu ditangannya, ia ingat saat masa ayahnya tengah terbaring lemah dikasur rumah sakit dengan wajah kesakitan dan merintih. yuki yang saat itu masih kecil hanya diam bersembunyi dibalik pintu kamar rawat ayahnya menutup mulut dengan tangan kanannya yang kecil menahan isak tangis melihat ayahnya tengah sekarat seorang diri disana.
‘papa meninggal tanpa memelukku’ gadis itu meneteskan sebulir air mata bening dipelupuk matanya yang sedari tadi ingin keluar, ia menyesal! saat itu kenapa ia tidak masuk dan menggenggam tangan ayahnya dengan erat setidaknya memberikan kata-kata yang dapat menghibur dan membuat hati ayahnya tenang tapi... sekali lagi waktu tidak mengijikan hal itu terjadi.
‘haruskah aku membaca surat ini?’
‘apakah nanti perasaanku akan tetap sama terhadap steffan setelah membaca surat ini?’
‘atau... pria itu hanya akan menjadi kenangan terakhirku?!’
***
Langit biru cerah dengan awan putih tengah memancarkan keindahannya diatas langit sana. suara merdu ombak yang tengah bergulung ria dilautan lepas menambah suasana tenang untuk sore hari ini. angin laut yang sedikit kencang menerpa helaian rambut pendek kecoklatan yang terjuntai dengan bebas.
William steffano pria itu tengah terduduk diatas bebatuan besar yang tidak jauh dari bibir laut dibawah pohon kelapa yang tidak terlalu tinggi menyaksikan pergerakan ombak dengan benturan air menyapa bibir laut. tungkai kaki kanannya ia tekuk dan kedua tangannya menyangga kebelakang serta mata hitam nan gelapnya tertutup rapat menikmati sapuan angin yang menerpa kulit wajahnya.
“steffan”. Sayup lantunan suara terdengar dengan lembut dikedua telinga pria itu dan reflek terbuka saat suara itu terdengar sangat familiar digendang telinganya. dengan pelan ia menolehkan kepalanya kesamping mencari arah suara yang terdengar seperti melodi itu, dengan wajah yang tidak percaya ia menggerakan bibirnya pelan menyebutkan nama orang yang mampu membuatnya gila akan berpikir tentang kelanjutan hubungan mereka.
“aku tau kau pasti disini, karena tempat ini adalah tempat pertama kita kunjungi bersama”. gadis itu kembali melontarkan kalimat yang membuat hati steffan berdegub dengan kencang. bodoh! kenapa ia kesini tadi? tentu saja gadis itu akan kesini karna ini adalah tempat pertama kali mereka kunjungi bersama-sama. entah pikiran apa yang membuatnya ingin pergi kelaut dan langkah kakinya mendukungnya untuk berjalan ketempat ini dengan sangat baik.
“jangan lari” yuki gadis itu sedikit berteriak saat melihat pria itu akan beranjak dari tempatnya. namun kalimatnya diabaikan begitu saja oleh pria itu sama seperti saat ia menghampiri steffan waktu disekolah beberapa bulan yang lalu.
“kenapa kau selalu menghindari ku?”. Steffan menghentikan langkahnya saat suara gadis itu kembali membuat hatinya panas dan seolah ingin berlari kearah gadisnya dan memeluknya erat tapi... langkahnya hanya diam ditempat itu. yuki berjalan mendekat kearah steffan dan menatap wajah pria yang sudah lama tidak ia lihat lagi itu dengan teduh. ada banyak pertanyaan yang terlintas dalam pikirannya tentang pria ini.
‘apa kau sudah makan?’
‘apa kau menjalani hidupmu dengan baik?’
‘apa kau bahagia?’
‘apa kau tidak merindukanku?’
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang hinggap dalam kepala gadis itu kini. itu terlihat seperti pertanyaan bodoh saja tapi entah kenapa itu membuatnya tersenyum kecil menatap steffan berdiri dalam diam menatap ekspresi wajahnya dengan wajah tenang dan heran.
“aku sudah mengetahui semuanya. Saat ini tidak ada yang aku inginkan selain keseluruhan dari dirimu”
“kenapa masih ingin bersamaku sedangkan diluar sana masih banyak pria yang bisa mendampingimu dan mereka jauh lebih baik dari aku”.
“karna tidak ada satu orangpun yang bisa membuatku nyaman selain saat aku bersamamu”
***
“Aku penasaran sebenarnya bagaimana hatimu?”
“Kenapa bertanya hatiku? memangnya hatimu bagaimana?”
“Tidak! Hanya saja aku mulai berpikir kenapa aku bisa jatuh cinta padamu dan sekarang aku menemukan alasannya”
“Apa itu? Cepat beritahu aku!!”
“Tidak!! Kau sangat pemaksa rupanya”
“Ayolahhh, beritahu aku, sangat penasaran sekali”
“Tidak yuki—heii perhatikan jalanmu”
“Baiklah”.
Karna hatimu yang begitu lembut hingga membuatku jatuh dan terjerat dalam kubangan itu.
Saat menatap matamu aku menemukan satu hal bahwa kau perempuan yang tidak pernah menuntut apapun dariku meski aku hanya memberimu sebutir kebahagiaan tapi kau memberiku segenggam kebahagiaanmu hingga kau lupa bahwa dirimu juga perlu untuk bahagia yuki.
Maaf telah menodai hatimu yang bersih dengan mencintaiku tapi percayalah aku bernafas dan hidup sampai hari ini adalah karenamu dan untukmu
END

KAMU SEDANG MEMBACA
Expectation of the star
ЧиклитJatuh cinta dan berjuang.. Ketika orang yang kau cintai adalah penyebab terbesar dari masalahmu dimasalalu yang menyebabkan titik kehancuran hubungan mu dengannya. Dengan seorang pria yang selalu merasa bersalah setiap harinya.. Bahkan ketika ia be...