[14] We Must Go

3.5K 493 32
                                    

Ziva mengumpulkan anak angkatannya di basecamp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ziva mengumpulkan anak angkatannya di basecamp. Hanya beberapa orang yang ia kumpulkan dari Angkatan mereka yang sudah genap ke-100. Bahkan mereka baru menyadari hilangnya Jiny, Kinar, beserta kawan-kawan.

"Gini, karna 8 orang temen kita semua diluar dan kalian tau 'kan? Asrama udah gak aman. Gue mau minta bantuan," kata Ziva membuka topik perkumpulan kali ini.

Dalam keheningan tiba-tiba Nancy mengangkat tangannya dan berbicara. "Sorry ya nyela. Maksud lo, nih anak-anak semua mau lo bawa keluar juga?"

Pertanyaan Nancy mengundang Chaca naik pitam. Gadis itu yang semula duduk tentang, jadi ingin berdiri dan menghampiri Nancy. Namun, ditahan oleh Chae.

"Heh, Nenek! Kalo keluar emang kenapa? Lo gak terima?!" sewot Chaca.

Ruangan serasa menjadi panas karena perdebatan itu. "Ya gila aja lo! Itu namanya ngebahayain orang-orangㅡoh! Jangan-jangan lo mau tumbali orang karnaㅡ"

"Lo diem dulu bisa gak?" tiba-tiba Tama berdiri dan memotong perkataan Nancy, membuat perempuan itu mengatupkan kembali bibirnya. Tama tidak pernah terlihat se-sarkas itu dengan siapa pun tanpa terkecuali.

Ruangan kembali hening karna melihat sisi Tama yang berbeda. Reina yang berada disampingnya langsung mengusap bahu cowok itu lembut, mengisyaratkan untuk meredamkan emosi.

"Nancy emang kayak gitu sama Ziva, Tam tahan emosi lo," bisik Reina.

Ziva menghela napas pelan. " Terserah lo ya Nancy. Gue ngajak kalian keluar gak hari ini, tapi besok pagi."

Semuanya tetap diam mendengar apapun yang keluar dari mulut Ziva, hanya Haris yang memprotes.

"Ziv, harus banget semua? Cuma buat nyari kembaran lo itu?"

Mahen, Reno, serta Agus berusaha menguatkan diri masing-masing karena perkataan Haris menurut mereka keterlaluan sampai-sampai mereka mengepalkan tangannya. Untung saja ketiganya tidak langsung ambil tindakan bodoh, Arsen di dekatnya menoleh beri isyarat melalui gelengan kepala dan mereka paham.

Raihan dan Rama dibelakang menggerutu, "Entah kenapa disaat kayak gini ada aja yang bikin rebut," bisik Rama kecil dan di dengar oleh Arsen.

Cowok itu sama tentangnya seperti Tama.

"Makanya kita harus tau tujuannya apa. Biar kita satu tujuan dan selalu inget tujuan itu," timpal Arsen sambil berusaha menenangkan teman-temannya.

Akhirnya Reno berdiri untuk menjelaskan dan meluruskan sekaligus membantu Zivaㅡsahabat baiknya ituㅡtentang tujuan mereka.

Cowok berwajah lembut itu berdeham. "Gini ya temen-temen sekalian. Mulai hari ini siapin barang-barang penting aja buat dibawa, air minum lebih utama. Lo semua bawa tas kecil, bawa obat juga buat jaga-jaga."

"Besok pagi jam 5 sebelum sekolah, kita keluar dan mencarㅡharus bisa gak ketauan, endap-endap lewat jalur belakang nanti Ziva yang pimpin. Kita keluar bukan cuma karna ada Zufar di luar, bukan semata-mata buat ikutan. Tapi kita harus selamatin sekolah, karnaㅡcoba kalian liat Felix disana."

WE GOT THAT BOOM - 00L ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang