[16] Fight The Demons

2.8K 425 23
                                    

Gafa bersama beberapa teman seangkatannya sekarang sudah berangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gafa bersama beberapa teman seangkatannya sekarang sudah berangkat. Sekitar sebelas anak laki-laki dan sebelas anak perempuan yang ikut pergi dari satu angkatan mereka.

Gafa memimpin bersama Abin. Entah bagaimana ceritanya, Gafa tiba-tiba ingin memimpin jalan karena cowok itu bilang ia mengingat sesuatu.

Ziva yang mendengar itu hanya mengiyakan, padahal sebenarnya dalam hati Ziva pun bertanya-tanya. Perubahan sikap Gafa terjadi setelah Zufar dan teman-temannya pergi dari asrama.

"Lo gak boleh mimpin jalan. Jaga di tengah, biar Aisha sama Lia jaga belakang," kata Gafa kurang lebih seperti itu tadi pada Ziva sebelum mereka pergi.

Benar saja, Gafa—anak itu memimpin jalan dengan benar, buktinya sekarang mereka sudah ada di depan perbatasan antara hutan dan lorong.

"Lewat lorong aja," ujar Ziva mengarahkan dan Gafa dengan cepat mengangguk.

"Lewat lorong, pegang obor masing-masing."

Abin menggantikan posisi Tama, cowok itu sekarang menjaga belakang dan Tama menemani Gafa di depan.

Becekan-becekan air terdengar ketika memasuki lorong itu. Lorong tersebut sangat besar karena tempat itu adalah tempat aliran air bawah tanah, atau bisa disebut juga got bawah tanah. Namun, airnya tidak keruh dan bau.

Gafa memegang bolpoin pedang milik Abin di depan. Seumur-umur Abin baru tahu kalau ternyata bolpoin itu bisa berubah jadi pedang selain multifungsi menjadi senter. Cowok itu diberitahu oleh Ziva dan Abin menyerahkan bolpoin itu pada Gafa. Sisanya mereka semua memegang obor.

Tama memicingkan matanya, ia seperti melihat persimpangan di arah depan. "Gaf, kayaknya ada dua jalan di depan," kata Tama.

Mereka pun berhenti di depan persimpangan. "Kita bagi dua disini,"

Perkataan Gafa tiba-tiba mendapat protesan dari Haris. "Bagi dua? Kita tuh bareng-bareng! Kalau mencar gimana? Gak mikir lo,"

Raihan menyenggol lengan Haris pelan, bermaksud memberitahu bahwa sekarang bukan waktunya untuk bertengkar.

Gafa menghela napas pelan. "Kalau gak mau ya udah, lo sendiri aja."

Gafa dan Tama berdiskusi membagikan kelompok. Setelah terbagi antara kelompok kanan dan kiri, mereka langsung melanjutkan perajalanan. Gafa dan Tama berpisah. Dua anak itu bersepakat tetap memimpin jalan. Gafa arah kanan dan Tama arah kiri.

Gafa bersama sepuluh orang lainnya—Mahen, Abin, Arsen, Agus, Rama, Ziva, Elen, Safa, Gita, dan Nancy.

Abin rasa Gafa salah jika menyatukan Nancy dan Ziva seperti sekarang ini. Anak-anak yang lain sibuk dengan keadaan mencekam, sedangkan Nancy menjawab terus apa kata Ziva. Terjadilah dua anak itu terus sinis-sinisan.

"Kalian gak cape apa ha?" kata Abin jengah mendengar Nancy yang terus berkomentar daritadi. Nancy diam tidak menjawab, tapi wajahnya menunjukkan rasa ketidaksukaan.

WE GOT THAT BOOM - 00L ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang