part 35

548 61 23
                                    


Happy reading..



Mondy jatuh tak sadarkan diri dengan penuturan dokter bahwa Raya telah tiada, Leon dan Jack membantu meletakkan Mondy di brangkar yang disiapkan oleh perawat. Setelah Mondy dibawa ke ruangan inap untuk di periksa dokter, Sean Leon dan Jack serta Gino dan istrinya segera masuk ke ruang operasi melihat Raya untuk yang terakhir kalinya.

Namun, ketika mereka memasuki ruangan bukan kain yang menutupi tubuh Raya namun bayi laki laki yang sedang mencari kehangatan ibunya, semua yang  melihat itu hanya bisa mematung.

Bagaimana mungkin apa yang mereka lihat saat ini nyata tanpa ada kebohongan, Raya yang dinyatakan meninggal beberapa saat yang lalu malah terlihat tersenyum sambil meneteskan air matanya melihat di atas tubuhnya yang terbaring seorang bayi berjenis kelamin laki laki yang sangat tampan.

"Lihat.. dia jagoanku" ucap Raya menengok kearah sahabat sahabatnya.

"Ray.. bagaimana mungkin.. tadi dokter bilang kamu.. kamu.."ucap Sean tak percaya apa yang di lihatnya.

"Aku kenapa ha.. aku memang sengaja mau ngerjain kamu.. eh gak taunya kalian semua ikut jadi korban" ujar Raya sambil sedikit meringis menahan nyeri di perutnya.

"Ini gak lucu Ray.. ini bukan bahan lelucon.." ujar Leon menatap Raya tajam.

"Apa kamu gak lihat Ray.. kita disini sedih dan gak nyangka bakalan kehilangan kamu" timpal Sasha istri Gino.

"Ray.. pleace jangan bercanda soal nyawa" guman Leon.

"Maaf.. maaf aku hanya ingin memberi pelajaran sama Sean"

"Tapi bukan begini caranya Ray.. itu sama saja kamu bunuh aku secara perlahan.." ucap Sean.

"Maaf Sean.. Maaf semua.." sesal Raya.

"Maaf mengganggu.. saya mau membersihkan anak ibu dulu" sela suster sambil mengambil bayi mungil itu.

"Maaf telah membuat kalian kaget, saya hanya menjalankan perintah dari ibu Raya dan sebaiknya mohon keluar dulu kami ingin membersihkan bayi dan ibunya" ujar dokter yang memberitahu tentang kondisi Raya tadi.

Setelah mereka semua keluar kini Raya sedang di bersihkan oleh salah satu suster.

"Ibu kenapa tadi pura pura meninggal"tanya suster.

"Hanya sedikit memberi salah satu teman ku pelajaran.. eh gak taunya semuanya kena hehe"jawab Raya.

"Ibu Raya ada ada saja.. tau gak bu sampek ada yang pingsan lo?"

"Pingsan sus.. ah gak mungkin buktinya tadi aku lihat mereka lengkap lo" jawab Raya bingung.

"Iya bu.. tadi ada pria ganteng banget sedikit brewokan kayak gak keurus gitu.. pas dia denger dari dokter kalau ibu gak bisa diselamatkan eh tau tau dia marah trus pingsan" ujar suster itu sambil membantu Raya mengganti pakaian pasien.

"Apa mungkin dia.." guman Raya.

"Dia siapa bu..?"tanya suster penasaran.

"Ah bukan siapa siapa.."

"Oh ya sudah sekarang ibu saya antar ke ruang inap ya.. nanti bayi ibu menyusul"

" iya sus"

Beberapa saat kemudian Raya sedang duduk bersandar di kepala ranjang rumah sakit sambil memangku serta menyusui anaknya, ia kini mendengarkan semua cerita tentang Mondy dari Gino serta alasan mengapa Sean seolah menyembunyikannya dari Mondy.

Hanya terdengar helaan nafas panjang dari Raya, setelah di rasa jagoan kecilnya terlelap, Raya melihat kearah Sasha dan meintanya untuk menimang anaknya.

"Gin.. tolong antarkan aku keruangan Mondy.. aku ingin menemuinya" pinta Raya kepada Gino.

"Untuk apa kamu kesana" ujar Sean menatap ke arah Raya.

"Untuk bertemu dengannya dan melihat apa dia baik baik saja" jawab Raya santai.

"Audah lah Ray untuk apa kamu kesana.. dia pasti baik baik saja" ujar Sean tak suka.

"Sean.. maaf tapi aku harus kesana dengan atau tanpa ijin darimu" jawab Raya malas.

Gino yang melihat tatapan sendu dari Raya hanya bisa menuruti permintaannya.

"Sebentar aku ambilkan kursi roda" ujar Gino mengambil kursi roda.

...

Raya kini menatap sendu wajah Mondy, ia melihat ujung kepala sampai kaki Mondy, miris.. hatinya serasa tercubit melihat keadaan Mondy yang bisa dikatakan tidak terawat, terlihat badannya yang sedikit kurus dan jenggot serta kumis yang nampak di wajah tampannya.

Raya mencoba membelai kening Mondy yang berkeringat, Raya memincingkan matanya melihat Mondy gelisah.

"Ray.. Raya..!!!"teriak Mondy terbangun dari pingsannya sambil mengatur nafasnya.

Deg.. Mondy kaget melihat keadaan sekitar bernuansa putih seperti di rumah sakit saja pikirnya.

Namun tiba tiba ia merasa ada sepatang mata mengawasinya sambil tersenyum. Sedetik kemudian ia menoleh ke smaping dan betapa terkejutnya ia melihat Raya tersenyum manis di depan matanya.

"Apa aku mimpi" guman Mondy.





Jreng.. jreng. ..

Hahahaha maaf yak 🤣🤣 bikin kalian kesel trus demo..
Aku suka kalian demo itu berarti kalian peduli dan respect terhadap cerita abal abalku..

Jangan pernah bosan ya.. karena ini detik detik Nobody Is Perfect tamat..
Terimakasih semua yang setia membaca..

Salam Ramonlovers.

By. Matut.INH.

Nobody is Perfect.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang