part 37

481 64 13
                                    

Happry reading..









"Jadi.."

"Jadi apa?" Senyum Raya.

"Apa.. kamu masih sayang dan cinta sama aku Ray.."

"Kalau aku udah gak sayang sama kamu aku gak bakalan ada di sini Mondy.. aku bakalan jauhin kamu dan gak pingin ketemu kamu"

"Intinya Ray.. jangan buat aku pusing"

"Iya Mondy.. aku masih sanyang dan cinta sama kamu"

"Trimakasih Ray.. aku juga sayang dan cinta sama kamu" senang Mondy langsung memeluk Raya.

Oek.. oek.. terdengar suara tangisan bayi di ambang pintu, Mondy dan Raya langsung menoleh kesumber suara ternyata di sana ada Sasa yang sedang menggendong bayi laki laki yang menangis dibelakangnya ada Gino yang sedari tadi senyam senyum melihat Mondy yang notabennya pria angkuh menangis di depan Raya sahabatnya.

"Sudah selesai dramanya" ucap Gino melihat keterkejutan dari Mondy dan Raya.

"Aist ... mengganggu saja"guman Mondy yang sedikit keras.

"Oh.. jadi loe pikir kita ganggu.. ya udah yuk sayang kita bawa anak angkat kita pergi.. dia sepertinya tak diharapkan oleh ayah kandungnya" ucap Gino kepada istrinya.

"Tunggu.. Ray.. itu anak kita??" Tanya Mondy penasaran.

Raya yang mendengar ucapan Ginopun hanya senyum sambil geleng geleng apalagi sekarang Mondy bertanya apa itu anaknya.. bodoh sekali pikir Raya.

"Mon.. kamu kok jadi bodoh sih.. ya jelas jelas itu anak kita lah.. emang kamu pernah lihat Sasa hamil gak kan" ucpa Raya sedikit kesal dengan pertanyaan Mondy.

"Astaga.." pekik Mondy langsung menghampiri anaknya.

Entah apa yang dirasakan Mondy saat ini, ia benar benar merasakan kebahagian. Mondypun langsung mengambil alih anaknya dari Sasa dan langsung menciumnya bertubi tubi.

Raya yang melihat Mondy menciumi anaknya dan terlihat bahagia entah apa yang ia rasakan mungkin ini akan menjadi kenangan indah untuk masa yang akan datang.

"Lihat Ray.. dia tersenyum melihatku"ucap Mondy.

"Kamu ingin memberi nama apa untuk anak kita Mon.." tanya Raya tersenyum.

"Bagaimana kalau Raja Ramond Alexander"

"Iya Mon.. nama yang bagus.."

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengamati kegiatan mereka dengan tatapan terluka, tatapan sedih dan bahagia menjadi satu.

Sedih ketika melihat wanita yang selama ini ia anggap lebih dari sekedar sahabat tidak memiliki rasa lebih terhadapnya namun ia bahagia bila melihat Raya tersenyum tanpa ada beban lagi di pikirannya.

Pria itu mengamati Raya dan Mondy dari balik punggung Gino ia sama sekali tak berniat untuk melihat lebih jelas kebahagian mereka yang akan menambah kesedihannya.

Pelan pelan ia melangkah mundur dan berbalik melangkah keluar dari rumah sakit. Setelah di depan rumah sakit ia melihat disebrang jalan ada taman yang cukup indah. Pria itupun berniat uuntuk mencari tempat sunyi untuk menjernihkan pikirannya.

Setelah menemukan tempat yang pas dibawah pohon sambing danau yang mengalirkan air jernih serta angin yang berhembus cukup menyejukkan pikirannya. Ia pun duduk di rerumputan sambil menekukkan kedua kakinya.

"Kenapa jadi seperti ini.. kenapa rasa sayang ku bisa berubah menjadi cinta Ray ...

Kamu tau.. dari kecil aku selalu berusaha melindungimu dan selalu berusaha membuatmu tersenyum..

Nobody is Perfect.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang