Hana

615 33 2
                                    

Terlihat seorang namja tampan dengan surai coklat dan stelan jas sedang berdiri di tengah koridor rumah sambil menatap keluar jendela. Tatapan yang tajam bak elang iris matanya yang kecoklatan, hidung mancung, dengan rahang yang tajam dan bibir kissablenya menambah kadar ketampanannya. Dengan dada bidangnya walau tubuh yang lumayan tipis tapi tidak menghilangkan kesan gagahnya.

"Mark hyung,, apa kau benar-benar sangat sibuk belakangan ini??" suara lembut tersebut membuyarkan lamunan sang empu.

"Ya, ada banyak hal yang harus aku kerjakan sekarang. Sejujurnya aku bahkan tidak punya waktu untuk berbicara denganmu seperti ini. Bukankah kita sudah sepakat untuk bersikap sebagai atasan dan bawahan selama jam kerja Park Jinyoung?". Jinyoung berdecih dan terlihat sekali raut sedih mendengar mark mengucapkan hal itu.

"Jangan melihatku dengan tatapan seperti itu, apapun itu berciuman atau sesuatu hal yang lain. Aku selalu melakukan apapun yang kau mau. Aku tidak pernah menolakmu untuk kau bisa memilikiku" mark menjelaskannya dengan selembut mungkin.

"Kenapa hyung selalu bersikap seperti ini? Ini benar-benar membuatku sedih" terlihat jinyoung sudah berkaca-kaca.

"Wae? Kau terlihat gelisah hari ini. Kenapa kau tidak membaca buku untuk menenangkan diri, atau kau bisa pergi berbelanja" Mark tersenyum menenangkan.
Jinyoung hanya diam dengan masih menatap marknya.

"Kenapa tidak pergi ke rumah sakit untuk bertemu dengan teman doktermu itu yang sangat kau sukai?"

"Itu tidak ada hubungannya denganmu" jawab jinyoung sarkas.Dikarenakan faktor ngambek.

"Dalam hal apapun aku tidak punya niat untuk bertengkar denganmu ditempat seperti ini" jawab mark lalu beranjak pergi.

Sreet,, brugk. Jinyoung menarik lengan mark dan menyandarkan tubuhnya di tembok, kedua mata mereka saling bertemu. Terasa bibir jinyoung menyentuh bibir mark, jinyoung pun mengalungkan tangannya ke leher mark sambil menarik kepala mark agar sedikit menunduk. Mark hanya diam membiarkan jinyoung melumat bibirnya, mengecap bibir bawah dan atas miliknya hingga mengeksplore rongga mulut mark dengan lidah yang sudah memenuhi rongga mulutnya. Hingga jinyoung melepaskan pagutannya karna diapun membutuhkan pasokan oksigen, dengan nafas terengah-engah dan bibir yang basah oleh cairan saliva yang tersisa dibibir keduanya. Sungguh sebuah ciuman yang cukup panas.

"Hyung tidak keberatan jika aku menciummukan" ucap jinyoung saat melepaskan pagutan bibirnya dengan menatap sendu mark lalu berlalu pergi. Mark hanya berdiri membatu menatap kepergian si namja manis itu.

*
*
*

Fajar pagi telah menunjukan sinarnya, hawa sejuk pagi dan suara gemericik air mancur terdengar menenangkan hati.
Knock,, knock.. Suara pintu dari kamar utama yang diketuk oleh pria lansia mengenakan stelan jas hitam rapi, dia adalah Mr Sung Dong Il kepala pelayan dari keluarga park dengan membawa nampan berisikan sebuah teko yang tampak mengepulkan uap dan dua buah cangkir.

"Selamat pagi tuan muda" sapanya dengan senyum merekah. Sang tuan muda pun terbangun dan mengusap matanya dengan punggung tangan.
"Sungguh imut sekali tuan muda jinyoung, dia lebih terlihat seperti anak kecil 😊" batin Mr Dong il.
"Saya sudah menyiapkan coffe blend khusus buatan keluarga park untuk tuan muda pagi ini"kata Mr Dong il sambil menyerahkan secangkir coffe.

"Gomawoyo".

"Itu masih panas tuan muda harap hati-ha.. " belum selesai dengan kalimatnya. Memang tuan mudanya yang kurang memperhatikan.
Sruput,,
"akhh,, ini panas".

"Ah, my apologize tuan muda"

"Gwenchanayo, dong il samchon"

Beautiful Flower [ MJ ]Where stories live. Discover now