Part 23 || Lupakan sejenak

3.2K 199 3
                                    

Assalamualaikum..

Part ini pendek ya...
Jangan lupa klik bintangnya dulu..

Happy reading =)

___________

Ayana mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum kesadarannya benar-benar pulih.

Ia merasakan sesuatu menggenggam tangannya. Matanya turun melihat tangan siapa yang sedang menggenggamnya.

"Mas..." kata Ayana dengan suara lemah.

Lelaki yang menenggelamkan kepalanya di ranjang rumah sakit itu mengangkat kepalanya.

"Ayana kamu sudah bangun" kata Abizard dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

Wanita itu hanya tersenyum dibalik cadar yang masih melekat menutupi wajahnya.

Perlahan senyumnya memudar mengingat kejadian dihotel. Ayana menatap lekat suaminya. Ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri pasti ada alasan kenapa suaminya itu tidak mengatakan kejadian tersebut.

Ayana menatap genggaman tangannya. Sesaat sebelum ucapan suaminya membuat ia tercekat dan menoleh kearah suaminya dengan tatapan terkejut.

"Kamu mengandung sayang" itulah kata yang membuat Ayana terkejut tapi perlahan membuat sudut bibirnya kembali terangkat.

Abizard yang mengerti tatapan istrinya ia mengulanginya lagi agar istrinya percaya atas apa yang ia ucapkan barusan.

"Iya sayang, kamu hamil. Tuhan memberikan anugerahnya di rahim kamu" ucap Abizard dengan tangan kiri yang mengelus perut Ayana.

Wanita itu ikut memegang perutnya sendiri dengan pandangan yang tersiratkan kebahagiaan.

"Ya Allah terima kasih" kalimat pertama kali Ayana setelah mendengar kabar bahagia tersebut.

"Mas, Ayana sangat bahagia. Impian kita terkabulkan" ungkap Ayana bahagia seperti anak kecil yang baru saja di belikan mainan yang ia sukai.

"Iya sa---"

"Apa aku akan segera mempunyai cucu" suara wanita paruh baya yang membuat ucapan Abizard terpotong.

"Akhirnya kalian datang" ucap Abizard ketika melihat ayah dan ibu mertuanya.

"Ahh ya kami lupa mengucapkan salam, Assalamualaikum" ucap Mira kemudian berjalan kearah putrinya.

"Waalaikumsalam" jawab Abizard dan Ayana bersamaan.

"Jadi apakah putriku ini sedang hamil?" Ucap ibu Ayana seraya mengelus puncak kepala putrinya. Sedangkan Ayana sendiri hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Semoga Tuhan selalu meridhoi kalian, selamat ya nak" Ucap Danis menepuk pundak menantunya,- Abizard.

"Terima kasih Ayah, selamat juga untuk kalian karena akan segera menjadi kakek-nenek" balas Abizard membuat semuanya sedikit tergelak.

__________

Seorang pria tengah mondar-mandir di ruang tamu dengan salah satu tangan yang memutar-mutar ponselnya.

Sebagai seorang kakak ia khawatir mendapat kabar bahwa adik perempuannya masuk rumah sakit karena pingsan di jalan.

Ia bahkan merutuki dirinya sendiri karena menuruti permintaan adiknya untuk pergi sendiri ke supermarket.

Ahh ia menyesal

Ya menyesal

Menyesal

Itulah kata yang pas untuk dirinya sekarang.

Arfan menghentikan langkahnya ketika suara bel rumah berbunyi. Ia menaruh ponselnya di meja, kemudian bergegas membukakan pintu.

"Mas Arfan, aku dengar Ayana sakit" ucap seorang wanita ketika pintu sudah terbuka.

"Shalsa..."

"Mas Shalsa tanya! Ayana di mana?" Ujar Shalsa dengan raut wajah khawatir.

"Tenanglah, duduklah dulu" ajak Arfan kemudian mereka duduk di kursi teras.

"Ayana di bawa ke rumah sakit, dia pingsan. Ayah dan ibu sedang kesana sekarang" jelas Arfan ketika mereka sudah terduduk.

"Kalau begitu ayo kita kesana" pinta Shalsa.

"Kata Ay---" ucap Arfan terpotong ketika ia mendengar suara ponselnya berdering dari dalam rumah.

"Sebentar biar ku angkat dulu siapa tau dari ayah" pamit Arfan kemudian melangkahkan kakinya untuk mengangkat panggilan dari ponselnya.

beberapa menit kemudian yang lelaki berstatus sebagai kakak Ayana itu kembali ke teras dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. Jangan lupakan lesung pipi yang membuatnya semakin terlihat manis.

"Siapa yang menelfon? Ayah? Apa katanya?" Tanya Shalsa berbondong-bondong.

"Satu-satu Shal tanya-nya" ucap Arfan kemudian duduk "Ayah yang telfon, dia bilang Ayana baik-baik aja dan katanya---" Arfan menggantung ucapannya sehingga membuat Shalsa penasaran.

"Ayah bilang apalagi" geram Shalsa.

"Aku akan jadi paman" raut bahagia tak bisa disembunyikan lagi dari wajahnya, deretan gigi putih Arfan menunjukkan bahwa ia sangat bahagia.

Shalsa diam menatap calon suaminya tak percaya. Sahabat dekatnya sekaligus calon adik iparnya itu akan memiliki anak, Shalsa juga tau itulah yang di impikan sahabatnya sejak dulu.

"Kalau begitu ayo kita harus ke rumah sakit" ajak Shalsa.

"Tidak perlu, sebentar lagi mereka pulang" ucap Arfan.

_________


Makasih buat kalian yang udah setia nunggu lama cerita ini. Love you..

SETELAH AKU CEK TERNYATA TYPONYA BANYAK. PLEASE KALAU KALIAN LIAT TYPO KASIH TAU YA..

INI PART MENUJU AKHIR YAAA..
TINGGAL 1/2 PART LAGI PERCAYALAH AKAN TAMAT

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE KE TEMEN KALIAN YAAA..

Jom follow
Ig   : Anita1602_
Wp : @ata_anita



See you next part...






Bye...



Percayalah [Completed√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang