22

1K 42 5
                                    

Jam sudah menunjukkan tengah malam, tapi Wooseok enggan untuk menutup matanya. Dari tadi dia gelisah memikirkan seseorang, Yap siapa lagi kalo bukan Umji.

"Firasatku memang benar selama ini, cuman Umji yang belum ngerti semuanya. Aku takut nanti kalo dia terluka. Bagaimanapun aku harus mencegahnya, gak peduli nanti Umji jadi lebih gak suka sama aku. Aku harus gercep nih"

Wooseok meraih hpnya lalu mencari nama Umji di kontaknya.

"Halo!"

*****

"Iya ada apa?" Jawab Umji ketika mendapat panggilan.

"Lagi apa sayang?"

"Sayang? Sayang burung? Sayang-sayang?"

"Udah mulai nih"

"Hehe, habis make sayang-sayangan, emang kamu siapanya aku?"

"Kamu kan pacar aku"

"Pacar? Aku belum jawab pernyataanmu Non"

Sayang sekali. Ternyata saat Wooseok telepon Umji, Umji sedang telepon bersama Vernon. Malangnya nasibmu:").

"Kamu diam berarti kamu nerima aku"

"Eh gak bisa gitu dong, kan aku udah bilang kasih waktu seminggu tau"

"Kenapa harus seminggu? Padahal kita kan sama-sama suka bukan? Apa kamu masih meragukan ku?"

"Bukan karena itu, aku cuma.. belum yakin aja buat ke arah situ"

"Aku ngerti gimana perasaanku sekarang. Jadi kapan kamu ngasih jawabannya? Kalo bisa secepatnya ya"

"Haha, kan aku udah kasih tau ke kamu, kasih aku waktu seminggu"

"Kelamaan sayang..."

"Ya... tunggu aja, waktu kan cepat berlalu"

"Tapi aku gak mau waktu terbuang sia-sia untuk kita. Aku pingin cepat kamu bersanding disampingku sebagai pacar aku"

Umji tersenyum.

"Coba liat jendela!"

"Buat apa?"

"Udah nurut aja, coba liat"

Umji pun berjalan ke jendela kamarnya dan dilihat ada Vernon di bawah lalu melambaikan tangannya.

"Kamu ngapain kesini?"

"Gak inget ya?"

"Emang apa?"

"Siapa yang kemarin ngajak aku nonton invity war?"

"Oh iya aku lupa, inget aja kamu. Ya udah kamu masuk dulu aja ada Eomma kok, aku mau siap-siap dulu"

"Dandan yang cantik ya, sayang"

"Iya Leonardo KW super hehe. Aku tutup ya"

Umji menutup teleponnya lalu bergegas berganti pakaian dan sedikit merias diri agar tidak terlalu natural.

Umji menuruni tangga agak cepat dan untungnya ia tidak terjatuh. Ia pamit pada Eommanya dan langsung keluar menemui Vernon yang bersandar pada mobil miliknya.

"Kenapa gak masuk? Kan aku udah bilang masuk dulu aja, pasti lama kan nunggu aku?"

"Gak kok, walaupun lama aku akan tunggu"

Umji memukul pelan bahu Vernon.

"Udah ah, yuk berangkat!" Ujar Umji sambil masuk ke mobil Vernon.

Penyesalan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang