"Jika rinduku membuatmu sakit maka izinkan aku untuk memelukmu"****
Setelah perjalanan yang melelahkan dari rumah Iqbaal ke rumah Azil
Ahirnya mereka sampai juga.Setelah memarkirkan mobil di garasi, mereka-pun turun dan masuk ke dalam rumah, tidak lupa Iqbaal membawa koper dan Azil membawa tas gendong milik Iqbaal dan langsung menuju lantai atas atau lebih tepatnya kamar mereka.
"Masuk Baal" ucap Azil sembari membuka pintu kamarnya untuk mempersilahkan Iqbaal memasuki kamarnya.
Ini kali pertama Iqbaal memasuki kamar milik Azil setelah resmi menikah, pasalnya selama beberapa hari Iqbaal dan Azil masih tidur di kamar terpisah.
"Iya, btw ini baju gw taruh mana" tanya Iqbaal sembari menyeret kopernya masuk kedalam kamar Azil.
"Taruh aja di pinggir lemari, nanti biar gw yang beresin ke dalem lemari"
"Oke btw kamar lo enggak berubah ya masih sama kayak dulu, ya beda cuma enggak ada foto foto kita" ucap Iqbaal sembari duduk di atas kasur.
"Hem, fotonya gw lepasin semua, tapi kalo mau lo pasang lagi juga enggak apa apa fotonya ada di kolong tempat tidur, gw mandi dulu ya ntar gantian" ucap Azil sembari masuk kamar mandi setelah mengambil handuk dan baju tidur.
"Hufff gw kira lo bakal buang foto foto itu Zil ternyata cuma lo lepas, gw sayang sama elo Zil tapi apa bisa lo nerima gw lagi" gumam Iqbaal sembari mengambil bingkai foto yang ada di bawah tempat tidur dan memasangkan ke tempat semula.
Tak lama keluarlah Azil dari kamar mandi dengan menggunakan baju tidurnya.
Clekkk...
"Baal" panggil Azil sembari keluar kamar mandi.
"Hem iya kenapa"
"Mandi gih udah sore, abis itu sholat"ucap Azil sembari menyerahkan satu buah handuk yang ia ambil dari dalam lemari.
"Iya, tapi kita sholat bareng kan"
"Iya, udah sana mandi"
"Oke siap bu bos" ucap iqbaal sembari lari kedalam kamar mandi.
Entah ada angin apa Azil yang sedari tadi memasang wajang datar tiba tiba tersenyum melihat tingkah Iqbaal ralat suaminya.
Azil pun langsung menyiapkan alat sholat yang akan dia pakai, setelah itu Azil langsung duduk di meja riasnya, saat sedang menyisir rambutnya matanya tertuju pada sebuah bingkai foto yang berada di atas meja.
Terlihat jelas di bingkai itu Iqbaal dan Azil yang terlihat sangat bahagia, seperti rol filem memori Azil berputar menuju kenangan mereka 2 tahun yang lalu saat mereka masih berpacaran, sungguh kenangan yang mungkin tidak bisa di lupakan, memory indah yang mereka ciptakan bersama kenangan kenangan manis yang mungkin meraka rindukan.
Tak berselang lama keluarlah Iqbaal dengan baju santainya, tanpa menunggu lama Iqbaal langsung mengambil sarung yang sudah di siapka oleh Azil
Sedangkan Azil masih saja diam terpaku di depan cermin dengan segala lamunannya.
"Ekhem..." deheman Iqbaal membuyarkan lamunan Azil.
"Eh udah selesai"
"Iya, yuk sholat keburu waktunya habis"
"Iya" ucap Azil langsung memakai mukenanya.
"Andai kamu tau Zil hati ini masih sepenuhnya milik kamu, tidak ada yang lain mungkin aku emang salah dengan mengambil langkah untuk pacaran dengan orang lain, tapi semoga kamu mau menerima aku untuk kali ini" ucap Iqbaal dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI BACKSTREET
General FictionCERITA SUDAH DI PINDAHKAN KE APLIKASI DREAME/INNOVEL 1. Iqbaal diafahkri ramadhan 2. Namakamu azilia pramudha "Kamu maukan bantu opa" "Bantu apa opa? " "Menikahlah dengan cucu teman opa" "Iya opa, Azil bersedia" ** "Saya terima nikah dan kawinny...