Aku Raditiya Hendrawan. Orang-orang biasa memanggil saya Adit. Aku tinggal di Garut, Indonesia. Aku lahir pada tanggal 22 Juli 2115. Sejak kecil aku selalu mendengarkan berita tentang ketegangan Semenanjung Korea dan Laut Bering.
Pada tahun 2050, kedua Korea sempat melakukan unifikasi dengan nama Uni Korea sehingga ketegangan disana menjadi sedikit reda. Namun karena persediaan makanan dan air minum yang sedikit serta pihak swasta yang selalu mencari untung lewat cara-cara yang tidak masuk akal, akhirnya pada tahun 2105 Korea bagian utara memutuskan untuk memisahkan diri kembali dari Uni Korea dengan membentuk negara Komunis kembali. Alhasil terbentuk dua blok antara blok komunis dengan blok liberalis.
Karena pemimpin yang "sekuler", pada tahun 2107 Indonesia memihak pada blok liberalis sehingga secara tidak langsung membawa Indonesia kepada perang antar ideologi. Setelah Provinsi Maluku terkena bom hidrogen dari pihak komunis, terjadi kudeta besar-besaran. Pada saat itu, Ibukota sudah dipindahkan ke Kota Pontianak karena sebagian besar wilayah Jakarta sudah tenggelam. Akhirnya dengan pemimpin baru Indonesia keluar dari perang antar Ideologi dan kembali memegang teguh Pancasila pada tahun 2112.
Sejak saat itu Indonesia memfokuskan diri melakukan pengembangan di bidang iptek. Pemerintah sadar bahwa usia bumi sudah tidak lama lagi. Maka perlu ada usaha untuk mencari tempat hidup di luar Planet Bumi. Anggaran Belanja Negara sebanyak 20% digunakan untuk penelitian sains, 50% tabungan modal untuk membuat pesawat antariksa, dan 20% untuk pendidikan masyarakat awan, sisanya digunakan untuk biaya operasional pemerintahan. Anggaran yang sungguh fantastis karena sebelumnya APBN tidak pernah direncanakan untuk hal semacam ini.
Indonesia membangun belasan laboratorium dan salah satunya di Garut. Ayahku bekerja di Laboratorium milik pemerintah yang berada di Garut. Laboratorium itu bernama Kadungora Particle and Quantum Physics Laboratorium (KAPAQUPHYLAB). Dia merupakan seorang ahli fisika partikel. Dia memiliki rancangan pesawat antariksa super cepat dengan kecepatan 0.5 kali kecepatan cahaya. Namun karena anggaran yang belum menadai dan karyanya masih belum sempurna, rancangan ini masih belum terealisasikan.
Sebelum membuat belasan laboratorium, para ahli astronomi, ahli astrofisika, pihak LAPAN, serta beberapa perwakilan dari luar negeri melakukan rapat untuk menentukan pengganti Bumi sebagai tempat tinggal. Mereka melihat ke arah bintang terdekat dari matahari yaitu Proxima Centauri. Jaraknya hanya 4,25 tahun cahaya dari Bumi. Dan mereka akhirnya memutuskan untuk berkoloni di Planet Proxima Centauri b. Planet ini berada di zona layak huni seperti Bumi. Hanya saja air disana kemungkinan masih terkontaminasi radiasi kosmik. Diperkirakan atmosfer disana sangat memungkinkan terjadinya kehidupan. Namun kami tidak tahu apakah radiasi disana sangat tinggi? Apakah ternyata sudah ada kehidupan di sana? Bagaimana cara memulai kehidupan di sana?
Indonesia saat ini sangat berbeda dengan Indonesia 100 tahun yang lalu. Saat ini usiaku 7 tahun dan aku sudah banyak mempelajari banyak sejarah dunia. Kemajuan sangat pesat setelah Indonesia mengalami Revolusi Teknologi pada tahun 2070-an. Namun tanah Indonesia semakin mengecil karena dampak dari pemanasan global, Kabupaten Garut kehilangan 60% wilayah selatannya. Dan Indonesia kehilangan 40 persen dari wilayahnya sejak merdeka. Aku tinggal di utara Kabupaten Garut
Bisa dibilang Indonesia merupakan negara yang sangat disegani saat ini, karena teknologi negara-negara sekitar hanya berkiblat pada Indonesia.
Tetapi, apakah kami bisa menyelamatkan umat manusia dari kemusnaham massal?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Proxihoplanet (The New Earth)
Science FictionPertumbuhan penduduk yang tak terkendali, persediaan bahan pangan dan air minum yang terus menipis, pemanasan global, perang nuklir, bencana alam dimana-mana, juga keterbatasan lahan di Bumi yang telah menyebabkan Planet Bumi dirasa sudah tak layak...