Start 2

7 0 0
                                    

'Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?'

Pagi ini Rahmi datang bersama dua teman asramanya, yang baru dia kenali kemarin malam.

Jadwal pelajaran hari ini kosong, dan bagi seluruh murid di perintah untuk membereskan kelasnya masing-masing.

Penempatan dudukpun di rubah, membuat Rahmi berjauhan dengan Silvy, itu sedikit membuat Rahmi kecewa. Namun, Rahmi tetap berusaha menerima dan mengajak teman sebelahnya berkenalan.

"Hai! Kenalin nama aku Rahmi, kamu?" Tanya Rahmi to the point.

"Namaku Nisa, senang kenal denganmu" jawabnya tersenyum canggung.

Rahmi hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

Suasana kelas agak sepi, karena teman-teman sekelas Rahmi ada yang ke kantin, ada yang sibuk dengan urusannya dan kemanapun yang mereka mau.

Rahmi duduk di kelas bersama beberapa teman sekelasnya yang tersisa.

Rahmi terlihat sibuk menulis di buku bagian belakangnya, hingga tidak menyadari kedatangan seseorang yang langsung duduk begitu saja di samping Rahmi.

Dia membuka buku Rahmi dan membaca tulisan yang tertera di dalamnya.

"SBY?" Ucap seseorang itu membuat Rahmi mengalihkan perhatiannya ke arah suara itu.

Rahmi terkejut bukan main, bukunya di pegang seorang lelaki atau lebih tepatnya teman sekelasnya yang ia sendiri lupa namanya.

"SBY apaan?" Tanya si lelaki yang memegang buku Rahmi.

Rahmi dengan polosnya menjawab "Seni Budaya."

Seketika tawa pecah langsung keluar dari mulut lelaki tadi, membuat Rahmi kesal sendiri.

'Ngapa coba ketawa? Ada yang lucu gitu?' Batin Rahmi kesal.

Rahmi mendumel sendiri, membuat Nisa yang baru datang dan duduk di sebelahnya mengernyit heran.

"Kamu kenapa?" Tanya Nisa penasaran.

Rahmi hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum malu.

'Dasar Ngeselin, coba aja kalau gue berani, udah gue gibeng lu' batin Rahmi terus menggerutu.

Rahmi masih tak habis pikir dengan cowok yang tadi menertawakan ucapannya.

'Tuh cowok apa apaan sih, udah lancang baca buku orang, ngetawain lagi, maksudnya apa coba' gerutu Rahmi dalam hati.

'Eh, namanya siapa yah? Gue pake lupa lagi. Hih, kenapa juga gue kepo sama namanya, gak guna' batin Rahmi masih menggerutu.

Rahmi terlihat sibuk dengan handphonenya, dia tidak mempedulikan keadaan di kelasnya yang begitu ramai.

'Gak ada gitu yang mau nemenin gue? Ya ampun Rahmi, hari gini jangan mau di samperin mulu, kita yang harus nyamperin duluan' batin Rahmi masih memainkan handphonenya.

Silvy mendekati Rahmi, kemudian duduk di bangku kosong samping Rahmi.

"Mi, maen handphone mulu, gak gabung sama yang lain?" Tanya Silvy yang membuat Rahmi mengalihkan perhatiannya.

StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang