'Dia lagi?'Sudah dua hari Rahmi, Linda dan Aida sering berangkat ke sekolah bersama. Mereka terlihat sudah terbiasa dan akrab.
Dengan teman-teman sekelasnya pun, sekarang Rahmi sudah mulai terbiasa bergabung dan jarang menyendiri.
"Yang udah punya temen baru, temen lamanya di lupain" ucap seseorang tepat di samping Rahmi.
Rahmi lantas menengokan wajahnya untuk melihat siapa yang berbicara padanya, walau sebenarnya dia sudah bisa menebak suara itu.
"Apaan si Vy, siapa juga yang lupain kamu?" Tanya Rahmi bingung.
Silvy, dialah yang berbicara pada Rahmi. Silvy hanya merasa waktu Rahmi sekarang terbagi dengan teman-teman barunya, walaupun dalam hatinya ia senang karena Rahmi sudah bisa menyesuaikan diri di kelas.
"Buktinya aja udah jarang ngelirik ke aku" jawab Silvy dengan nada sedih yang terdengar lebay di telinga Rahmi.
"Lebay deh, emang kamu siapa harus di lirik-lirik sama aku?" Timpal Rahmi dengan sedikit candaan.
"Tuhkan, masa kamu lupa, aku kan temen pertama kamu disini" balas Silvy semakin lebay.
"Vy, jijik tau dengernya" Rahmi memasang wajah kesalnya.
"Udah dua hari gak gangguin kamu, makanya sekarang mau muasin diri gangguin temen pendiem dan penakut kayak kamu" ucap Silvy dengan kekehan dan mencubit pipi Rahmi gemas.
Rahmi meringis kesakitan dan memegang tangan Silvy menahan amarah.
"Gue udah pernah peringatin lo Silvy" ucap Rahmi penuh penekanan.
Silvy menahan tawanya agar tidak pecah sekarang juga, melihat ekspresi Rahmi menahan amarah.
"Rasain cubitan gue" Rahmi tak memberi ampun pada Silvy, dia terus mencubiti Silvy yang duduk di bangku sebelahnya.
Tanpa sengaja Rahmi menatap sepasang mata yang sedang memperhatikannya, membuat dia berhenti dari kegiatannya.
"Gila, cubitan lo sakit banget Mi" ringis Silvy melihat-lihat tangannya yang merah akibat cubitan Rahmi.
Rahmi masih memperhatikan sepasang mata itu, yang sekarang sedang mencoba berpura-pura tidak acuh, Rahmi sangat yakin tadi si pemilik mata itu terus memperhatikannya.
'Ngapain coba, dia merhatiin gue? Ah dia lagi, dia lagi. Kurang kerjaan kali, makanya merhatiin gue sama Silvy. Atau jangan-jangan dia suka sama Silvy?' Batin Rahmi menerka-nerka.
"Rahmi!" Tegur Silvy yang dari tadi merasa di acuhkan.
Rahmi sedikit terperanjat dan segera melenyapkan pikirannya tentang cowok itu.
"Napa sih Vy?" Tanya Rahmi sedikit kesal, karena lagi-lagi Silvy mengagetkannya.
"Ngelamunin apaan sih? Sampe-sampe gak nyadar dari tadi gue ngedumel sendirian" jawab Silvy sedikit kesal.
Rahmi sedikit merasa bersalah, "maaf deh, gue nganggurin lo. Tiba-tiba ada yang ngelewat di pikiran gue" cengir Rahmi sembari menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start
Novela JuvenilSeorang gadis polos, lugu dan pemalu. Dia terlihat sangat jutek dan tak bersahabat, namun jika di telusuri lebih dalam dia akan sangat menyenangkan dan penuh dengan candaan. Seorang pria petakilan, aktif, ganteng dan di gandrungi banyak siswi. Dia...