M&PD - Bab 26

11K 498 6
                                    

Halo, aku kembali💗 sudah kangen kah? Yuk yang kangen merapat hehe😅

[Maaf typo]

Happy reading💗

-Semoga yang terbaik-


Keily masuk kedalam supermarket dan mengambil troly belanjaan, Kei memulai dari deretan keperluan dapur seperti sayuran dan bumbu-bumbu dapur lainnya. Ketika Kei sedang berada dilorong peralatan rumah tangga, seseorang menyenggol trolynya yang mana pegangan troly mengenai perut Keily.
"Awsss!"
"Sorry"
"Tante?"
"Kei, kebetulan sekali kita bertemu". Perempuan itu langsung memeluk Keily.
"Tante kangen sama kamu, Kei" ucap Mala ketika sudah melepaskan pelukkannya, Keily hanya tersenyum kikuk, ada yang sedang ia rasa, perutnya.
'Aduh kok perut gue kaya yang keram ya' batin Kei.
"Ahiya tan, Kei juga sama" ucap Kei
"Kamu disini belanja....sendiri?" tanya Mala sambil melihat-lihat isi troly Keily yang isinya kebanyakan kebutuhan rumah tangga.
"Kok isinya bumbu sama isi dapur semua?"
"Eh...ngh...iya tadi Mami nitip ke aku. Jadi aku yang belanja" alibi Keily yang mulai panik.
"Oh, mau tante temenin?"
"Eh, ngerepotin gak tan?"
"Nggak sayang, sini tante bantu". Mala mengambil alih troly Keily lalu mendorongnya mendahului Keily
'Maafin aku mas, aku jalan lagi sama tante Mala' batin Keily.

💉💉💉💉

Di sisi lain, Kevin baru sama memasuki rumah sakit namun sudah disambut dengan  seorang suster yang panik menghampiri Kevin.
"Maaf dokter Kevin, ini gawat. Ada pasien yang ingin melahirkan" ucap Suster itu didepan Kevin
"Benarkan? Dimana pasien itu?". Kevin jadi ikut panik melihat ekspresi suster itu. Suster itu membawa Kevin keruangan bersalin untuk menemui pasien tersebut.

Kevin memasuki ruangan bersalin sudah menggunakan jas kebesarannya, ia melihat pasiennya sedikit terkejut. Ia melihat badan pasien itu sangat kecil dan bisa ditebak umurnya masih 19an, sedangkan perutnya yang sangat besar karena sudah masuk bulannya. Wanita itu terus meringis dan menangis kesakitan, dengan suster yang menemaninya disisinya.
"Bagaimana suster Andin?" tanya Kevin pada suster yang berada disisi pasien wanita itu.
"Sebenernya ini pasien dokter Febi, dokter Febi sudah menyarankan agar proses melahirkannya melalui caesar tapi pasien ini tetap ingin melahirkan dengan normal dok." jelas Andin.
"Lalu, kemana dokter Febi? Apakah ini sudah jadwalnya melahirkan?" tanya Kevin
"Dokter Febi sedang ada tugas dirumah sakit bersalin diluar kota Dokter, katanya mendadak. Makanya dokter Febi menyarankan untuk dioprasi." ucap Andin
"Nggak dok...hhhhh...sa..sayahhhhh gak...awsshhh huh...huh...mauuhh diiop..raa..sih..awss" sambar pasien itu mendengar percakapan Kevin dan Andin.
"Bagaimana dok, dia tetap memaksa ingin normal, sedangkan dokter belum pernah menangani pasien yang melahirkan secara normal" ucap Andin yang kebingungan, ia tau dokternya ini belum pernah sama sekali menangani pasien yang melahirkan secara normal, tapi Andin yakin Kevin pasti bisa melakukannya.

Setelah berfikir, Kevin memutuskan untuk membantunya secara normal, walaupun belum pernah ia lakukan tapi ini adalah tanggung jawab dokter bersalin.
"Baiklah, kit—"
"Tapi tunggu dok, dari hasil diagnosa terakhir pasien ini, dia tidak bisa melakukannya secara normal. Tubuhnya sangat rentan, tubuhnya sangat lemah dan tidak bisa kekurangan darah, sedangkan jika normal pasti banyak mengeluarkan darah" ucap suster Dinda yang menyambut Kevin tadi.
"Lalu, bagaimana ini? Apakah ada pihak keluarga dari pasien ini." tanya Kevin yang mulai kebingungan.
"Maaf Dok, dia datang sendiri tanpa ditemani siapapun" ucap Dinda.
"Bu, apakah ada keluarga ibu yang bisa pihak rumah sakit hubungi" tanya Andin pada pasien itu, tetapi pasien itu seperti sudah tidak kuat menahan sakit pada perutnya membuat Kevin melihatnya sangat kasihan, ia gak bisa bayangin kalau wanita itu adalah Keily karena dari badannya dan umur yang ia prediksi hampir sama dengan Keily.
"Sudah-sudah, kalau nunggu keluarganya lama. Mari kita lakukan operasi saja, saya tidak mau mengambil resiko jika melalui normal" ucap Kevin mengambil keputusan, insya Allah ini jalan yang terbaik.
'Bismillah, semoga ini jalan yang terbaik yang saya ambil ya Allah' batin Kevin mulai menyuruh suster membawa pasien itu masuk keruangan operasi.

Setelah membutuhkan waktu 45menit, Kevin berhasil mengeluarkan seorang bayi laki-laki dari pasien wanita itu yang ternyata bernama Maya. Setelah dibersihkan oleh Andin dan disimpan diruangan inkubator bayi, Kevin menghampiri Pasien itu untuk menanyakan tentang banyak hal. Kevin membuka pintu ruang rawat inap karena Maya sudah dipindahkan keruangan rawat inap, Kevin mendekati Maya yang masih terkulai lemas karena masih pengaruh obat bius.
"Bu Maya" ucap Kevin dengan nada pelan berusaha membangunkannya dengan perlahan. Maya membukakan matanya, ia melirik Kevin yang berdiri disampingnya, tiba-tiba air matanya jatuh. Maya menangis dengan segukan membuat Kevin kaget, Kevin duduk disisi tempat tidur.
"Bu Maya....tenang ya..bayinya baik-baik aja ko" ucap Kevin berusaha menenangkan Maya.
"Dok...hiks...bagaimana saya membayar biaya rumah sakit ini? Sudah saya bilang saya ingin normal saja agar tidak mahal, hiks...saya tidak punya siapa-siapa dok. Suami saya ninggalin saya gak tau kemana dok...hiks.. Orang tua saya ada dikampung hiks..". Maya menceritakan tentang hidupnya, Kevin merasa iba melihat kondisi Maya yang masih muda tapi sudah mengalami kepahitan hidup.
"Sudah Kamu tenang aja, jangan pikirkan biaya rumah sakit. Biar saya yang tanggu, nanti setelah kamu pulih kamu bisa kembali ke kampung orang tua kamu." ucap Kevin, ia merasa kalau ia harus membantu Maya.
"Benarkah dokter? Terimakasih dok, tapi...saya akan pulang tanpa membawa bayi saya dok" ucap Maya membuat Kevin kaget dengan ucapan Maya.
"Kenapa? Bukankah itu anak kamu?"
"Iya dok, tapi gak mungkin saya pulang kerumah orang tua membawa bayi sedangkan mereka tidak mengetahui saya sudah menikah"
"Jadi..kamu menikah tanpa memberitahu mereka? Kenapa Maya?" ucap Kevin tidak menyangka
"Saya menikah sirih, Dok..hiks...saya..saya menikah..den..hiks". Maya kembali menumpahkan air matanya seperti ia tidak sanggup menceritakan beban hidupnya yang sangat berat, Kevin bisa merasakannya. Kevin membiarkan Maya menangis sampai ia puas, mungkin lain waktu Kevin ingin mendengar kisahnya.
"Sudahlah, May. Tidak seharusnya kamu menceritakan hidup kamu pada orang lain, saya akan membantu kamu melunasi biaya rumah sakit ini, itung-itung ini tanda perkenalan kita saja. Setelah itu kamu harus membawa bayi kamu, karena itu anak kamu May"
"Tidak dok, dokter bawa saja bayi saya, itung-itung dokter membeli bayi saya" ucap Maya membuat Kevin semakin kaget.
'Gila! Beli bayi? Aku bawa kerumah? Bagaimana dengan Kei?. Bisa-bisa diujung tanduk rumahtangga ku.' batin Kevin was-was mengingat Keilypun sedang hamil.
"Tidak, May. Kamu bawa saja bayi mu, saya ikhlas membantu mu"
"Tapi dok, mau dikasih susu dan makan apa anak saya jika saya bawa sedangkan saya aja masih tinggal dikontrakkan yang tidak layak dihuni bayi, saya mohon dok, bawa saja bayi saya" mohon Maya, Kevin sudah tidak berfikir jernih lagi, ia terlalu bingung. Setelah lama berfikir, Kevin menarik nafas panjang dan dihembuskan perlahan, ia sedang menguatkan dirinya untuk mengucapkan ini pada Maya.
'YaAllah, maafkan hambamu ini, hamba hanya ingin membantu sebisa Hamba. Semoga engkau ridhoi jalan yang hamba ambil. Bismillah ini yang terbaik' batin Kevin

💉💉💉💉

Di rumah Mami Kei, mobil Mala baru saja berhenti tepat didepan gerbang rumah.
"Makasih ya tan, maaf aku jadi ngerepotin lagi" ucap Keily seraya melepas seatbelt.
"Sama-sama sayang, tante seneng kok bantuin kamu. Jangan sungkan-sungkan ya kalau mau minta bantuan sama tante" ucap Mala
"Iya tante, makasih banyak lho. Kalau gitu aku turun ya tante, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam sayang". Keily turun dari mobil Mala dengan belanjaan ditangan kanan dan kirinya, mobil Mala mulai melaju dan menjauh dari rumah Kerin. Merasa mobil Mala sudah jauh, dengan cepat Keily mencari taksi untuk menuju rumahnya. Ia tidak masuk dulu kerumah karena Maminya, Kerin. Sedang tidak ada dirumah.
"Kalau dianterin terus kerumah Mami cape juga ya, apa gue mulai jujur aja ya sama tante Mala kalau gue istirnya dari Mas K-- eh iya sayang Bunda gak akan nyebutin nama Ayah" gumam Keily yang sudah berada didalam taksi seraya mengelus perutnya.

Bersambung...

Gimana makin greget ga sama ceritanya? Atau makin gak jelas?? Puas ga sama updatean ini, maaf ya kalau pendek, insya Allah kalau ada jaringan sahur aku update atau gak besok maghrib lagi aku update💗

Jangan lupa vote sesudah baca
Ditunggu komentar bawellnya💗💗😘

Terimakasih,
Jum, 18 Mei 2018
Home sweet home

[5].Me & Posessif Doctor// TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang