pertemuan 1

61 6 11
                                    

Matahari sangat terik siang ini,  namun hebatnya jalanan ibu kota tetap ramai seakan panas dari sang mentari tak buat jengah orang- orang yang berlalu lalang itu.

Fatih sudah sangat bersabar menjadi salah seorang yang berada di kemacetan ibu kota,  kurang lebih setengah jam dia di dalam taksi  yang ia tumpangi.

"Macetnya masih lama yah, Pak?" Supir taksi itu  tersenyum menatap Fatih melalui kaca di atasnya.

"sepertinya begitu, Pak." Fatih menghela nafas ia kembali menatap layar ponselnya yang masih setia menampakan deretan chat.

"Alhamdulillah  jalan juga" ucapan supir taksi itu lantas membuat Fatih tersenyum ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan gadisnya itu.

Sudah dua tahun Fatih dinas jauh diluar provinsinya membuat ia sangat merindukan suasana rumah, merindukan kedua orang tuanya,  merindukan kehangatan  dan segala sesuatu yang membuatnya nyaman.
Yah walaupun dia hanya boleh pulang selama seminggu,  itu menjadi rasa syukur tersendiri baginya.

Cittttt....

"Astaghfirullah hal adzim" refleks Fatih mengucapkan istighfar karena remman mendadak Taksi itu sampai membuat handponenya jatuh.

"ada apa pak?" Fatih bertanya dengan tangan yang sibuk mengambil handpone dibawahnya.

"Maaf pak, itu di depan ada anak kecil ke tabrak" Mata Fatih langsung tertuju ke arah depan ia sangat penasaran namun sayang hanya kerumunan masa yang ia lihat.

Tok.. Tok... Tok...
Fatih menoleh pada samping jendela ia melihat seorang wanita berniqob mengetok jendela taksi,  ia heran  apa dia punya urusan dengan wanita itu,  akhirnya mau tak mau Fatih membuka jendela taksinya.

"maaf ada apa yah?" Fatih langsung to the point bertanya matanya menyipit karena terlalu silau dijalanan ini.

"maaf sebelumnya, tapi bolehkah saya menumpang di taksi ini karena cuma taksi ini yang penumpangnya satu orang,  saya akan membawa korban kecelakaan itu kerumah sakit, karena rumah sakit dekat sini ambulance nya penuh semua. " wanita dihadapannya itu terdengar santa panik akhirnya tanpa berpikir panjang Fatih langsung mengangguk.

"oh baiklah mari saya bantu membawanya." dengan berlari Fatih dan wanita itu menaikan tubuh anak korban tabrak lari ke taksi. Kemudian taksi itu langsung melesat pergi.

Sepanjang perjalanan Fatih disuguhkan pemandangan yang tak biasa bahkan kadang ia juga tak mengerti apa yang sedang dilakukan oleh wanita itu yang ia tahu wanita itu sepertinya sedang berusaha melakukan pertolongan pada anak kecil yang tubuhnya di pangku olehku dan dia. Apakah dia seorang dokter?

"Hey apa yang akan kamu lakukan?" Fatih angkat bicara saat wanita itu terlihat ingin membuka cadarnya.

"darah di tangannya tidak mau berhenti ini harus diikat kalau tidak anak ini akan kehabisan darah,  sepertinya dia punya riwayat penyakit hemofilia, darahnya akan sulit berhenti." Fatih menatap manik wanita itu beberapa detik, lalu ia mebongkar semua isi tasnya.

"pakai ini jangan terlalu tergesah kehormatanmu harus tetap terjaga untuk imammu" perempuan itu tersenyum lewat matanya yang sedikit melengkung , ia menerima ikat kepala lelaki itu dan dengan cekatan diikatnya untuk menghetikan aliran darah anak kecil itu.

Akhirnya setelah bergelut dengan perjalanan yang sedikit memakan waktu mereka sampai di salah satu rumah sakit terdekat.

Fatih dan wanita berniqob itu berlari mendorong bankar sampai keduanya di tahan untuk menunggu diluar ruangan UGD.

Wanita itu menatap lekat pintu dihadapannya,
Sedangkan Fatih rntah mengapa setiap pergerakan wanita itu membuat hatinya tak karuan.

"Terimakasih sudah membantu kami emm.. "

KISAH UNTUK SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang