Komunikatif

8 0 0
                                    


Hubunganku dengan Fathia sedikit aneh. Sulit untuk dijelaskan kepada kalian, tapi aku bisa mencoba menguraikannya secara perlahan mulai dari awal.

Setelah perkenalanku dengannya dua tahun silam yang telah aku ceritakan sebelumnya,  aku dan dia semakin sering berkomunikasi lewat media chatting . Semua terjadi begitu saja. Dari yang awal mulanya hanya bertukar pesan saat menanyakan tugas kuliah, beranjak ke cerita-cerita tidak penting yang kami alami.

Aku ingat sekali, waktu itu Fathia-lah yang pertama kali memulainya.

* * *

"Barusan aku ke Mall Pekanbaru, terus pas mau balik ke kos aku gak tau jalan pulang." Katanya dalam sebuah kolom chat BBM. Tak ada angin, tak ada hujan, tanpa awal, tanpa basa-basi, tiba-tiba saja pesan itu masuk.

"Hah? Kok bisa?" dengan cepat aku membalas chat-nya.

"Aku tadinya pergi bareng Dian, pas udah di Mall aku gak sadar tau-tau aku ditinggal. Sialan gak tuh."

"Kok gitu sih?"

"Dian ngerjain aku."

"Lah terus sekarang gimana? Kamu di mana?"

"Di Mall Pekanbaru."

"Jadi gimana balik ke kos?"

"Tenang aja, aku udah telpon temen aku yang lain kok."

"Siapa?"

"Rian."

"Rian mana?"

"Itu yang ketua kelas kita di mata kuliah Matematika Ekonomi."

Aku mengingat-ingat. Kalau tidak salah dia anak yang keliatannya cukup pintar karena sering menjawab pertanyaan dosen, lalu dia juga sering duduk di barisan depan sama seperti Fathia. Aku gak terlalu mengenalnya karena aku adalah penghuni bangku belakang. Yang aku tau dia memakai kacamata dan rambutnya ikal.

"Oh, Rian itu. Iya, iya.. Terus si Dian apa kabarnya? Di mana dia?"

"Gak tau, aku telpon gak diangkat mulu. Beneran deh ini pasti dia lagi ngerjain aku. Kamu gak tau aja kalo Dian itu orangnya iseng banget."

"Yaudah. Nanti kalau udah nyampe kos lagi kabarin ya. Atau kalau Rian gak jadi bantuin kamu, kamu kasi tau aja aku, nanti aku anterin balik ke kos."

"Oke."

Nyatanya setelah itu aku juga tidak dikabari olehnya. Aku mencoba tidak peduli dan menganggapnya 'yaudah sih'.

Malam harinya, aku dikejutkan lagi oleh chat yang masuk di handphone-ku. Dari Fathia. Kok baru ngabarin jam segini sih, emangnya dia dari tadi siang gak dijemput-jemput sama Rian?

"Hoi."

"Iyaa Fath?"

"Instagram kamu apa? Aku mau follow."

"arifaldari kayak namaku."

"Oke."

Tak berapa lama kemudian muncul notifikasi follow request dari akun FathiaRanny. Aku buru-buru meng-confirm nya dan menekan tombol follow pada akunnya.

Akunku memang sengaja di-private  karena aku males ada akun-akun aneh yang follow. Atau akun-akun yang suka spam comment seperti akun peninggi badan atau penumbuh payudara. Berbeda dengan akun Fathia yang terbuka dan sebenarnya tanpa follow pun sudah bisa melihat feed fotonya. Aku melihat koleksi foto-fotonya di instagram. Hampir semua fotonya merupakan foto bersama orang-orang. Aku tidak tau siapa yang jelas fotonya yang sendiri hanya sedikit. Selebihnya adalah foto dengan teman sekolahnya (aku tau karena foto tersebut adalah foto dengan seragam SMA penuh coretan), lalu foto keluarga, foto entah dengan siapa di sebuah restoran, dan lain semacamnya. Pokoknya hampir semua adalah foto bersama orang lain. Aku bisa menyimpulkan Fathia memang termasuk orang yang supel dalam bergaul.

EXPOSUREWhere stories live. Discover now