Prolog

104 17 6
                                    

Langit malam memeluk kota yang tak kunjung tertidur. Petir menjilat - jilat diikuti gemuruh guntur. Nampak awan hitam menggantung nyaman enggan bergerak.

Langkah kaki berbalut sepatu kulit menapak satu persatu membasahi telapaknya.

Salah satu sudut bibirnya tertarik keatas, mengukir senyuman singkat sebelum ia berbelok ke arah sebuah gang sempit.
Gang yang bahkan cahaya setitik pun enggan memantul disana.

Dengan langkah yang mengintimidasi, anak muda itu maju perlahan dengan perasaan yakin.

"Halo." Suara husky yang berat menelusup di indra pendengaran di sela sela gemuruh hujan dan guntur.

"S- siapa kau?" Seorang pria paru baya nampak terkejut menatap anak muda di depannya dengan rahang tegas itu.

"Siapa ya? Akupun tak tahu." Ucapnya santai tapi dengan nada yang sangat rendah menggelitik tengkuk si pendengar.

Dengan santai anak muda itu mengeluarkan sebuah pisau daging kemudian menjilatnya sebelum akhirnya terkekeh.

"Apa yang kau inginkan?" Pria itu bergetar, dari matanya tampak sangat jelas ketakutan terpancar dari sana.

"Hmm, hanya ingin bersenang - senang saja." Ucap sang anak muda sambil mengambil sebuah langkah besar.

Pria paruh baya itu dengan panik berbalik arah hendak berlari. Namun sayang, aksinya berhasil di gagalkan dengan sebuah cengkraman erat di leher.

"Quo vadis?" (Anda mau kemana?)

Mendengar suara husky yang rendah itu membuatnya tahu, bahwa usia pria paruh baya itu akan berhenti pada malam ini juga.

Tak ada yg bisa menghindar lagi. Ada rumor yang mengatakan bahwa jika kau bertemu seseorang di lorong gelap dan bertanya kau mau kemana dengan bahasa latin. Maka kau telah bertemu dengan 'Moros'

"Sepertinya ini akan menyenangkan." Ucap sang anak muda atau yang sering disebut Moros oleh masyarakat.

"ARGGGGHHHHHHH." Teriakan nyaring yang berhasil diredam oleh gemuruh hujan.

"Biarkan aku menikmati rintihan mu itu. Dan biarlah darah mu mengalir." Ucap Moros sambil mengikat sebuah pita merah di leher korbannya sebelum memulai aksinya.


Tbc.

Hay, ketemu lagi dengan gw yang ga ada bosennya ketemu sama kalian.
Ini adalah story bergenre psycho yang udah gw ceritain di buku gw yang lainnya.
Stay tune disini, dan kalo bosen nunggu up mending mampir di cerita gw yang sebelumnya.

See yaㄟ(≧◇≦)ㄏ

Tertanda

Cecanू(ʚ̴̶̷́ .̠ ʚ̴̶̷̥̀ ू)⁽ƈ

Memento MoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang