3

49 13 6
                                    

Moros tersenyum lebar yang hampir membelah wajahnya menjadi dua. Entah sejak kapan hujan mulai mengguyur dan kilat mulai menjilat - jilat membuat mata dengan bola kelam itu berkilat di terpa sinar.

Wanita dengan tubuh tanpa kulit itu terus menitihkan air matanya. Ekspresi takut yang ia pasang membuat semangat dalam diri Moros semakin menggebu.

Pisau daging di tangannya mulai ia goreskan membelah perut sang wanita.
Ia mengangkat usus wanita itu keluar dan tertawa terbahak - bahak melihat ekspresi kaget dan mual dari orang di depannya.

"Hoeekkk"

Wanita itu rasanya ingin muntah melihat isi perutnya. Ditambah lagi sekujur tubuhnya yang sangat perih hanya karena di terpa angin.

Dengan lihai Moros mulai mengambil satu persatu organ vital di dalam tubuh sang wanita hingga terakhir ia memutuskan semua urat nadi yang terpasang pada jantung korbannya.

"Selamat tinggal sayang."

Moros berbisik rendah sambil menjilat pisaunya hingga bersih. Ia kemudian memasukkan semua potongan organ vital dan beberapa potong daging si korban ke dalam plastik dan memasukkannya di dalam tas ransel yg ia bawa.

"Mimpi indah."

Moros mengikat pita merah di leher korbannya kemudian menyeret tubuh itu ke bawah ranjang. Setelahnya ia mengelap semua lantai dengan baju korbannya dan melempar kain bersimbah darah itu ke atas tubuh pemiliknya.

Ia melangkah keluar dan menutup pintu dengan rapat.

***

"Hey! Dari mana saja kau? Aku lapar dan kau belum memasak Tae!"

Pria berambut orange bernama Jimin itu menyambut sahabat karibnya bernama Taehyung yang baru saja pulang.

Memang Taehyung lebih pandai memasak daripada Jimin membuatnya di bebani tugas untuk memasak setiap harinya.

"Huft, aku baru pulang di marahi ngajak berantem?"

Ucap Taehyung kesal sambil membanting ranselnya ke sofa. Ia mengeluarkan sekantung daging mentah dari sana.

"Bagaimana aku tidak kesal. Kau pergi lama sekali dan aku hampir tewas kelaparan disini."

"Ya ya ya, diamlah. Setidanya kau punya cadangan lemak yanh banyak hingga kau tidak akan mudah kurus dan mati."

Ucap Taehyung enteng sambil berlalu menuju dapur untuk mengolah daging bawaannya.

"Apa maksud mu hah?!" Taehyung memang orang yang paling pandai memancing emosi sahabatnya sendiri.

"Terus saja marah padaku dan aku tidak akan membuatkan mu makanan, biar kau jadi kurus dan kehilangan semua abs mu itu sehingga Yoongi hyung tidak menyukaimu lagi hahaha."

(Hyung= panggilan adik laki - laki ke kakak laki - lakinya)

"Shit! Untung kau sahabatku sejak dari kandungan, jika tidak..." ucapan Jimin terhenti ia melotot menatap Taehyung.

"Jika tidak kenapa?" Dengan santai Taehyung menodongkan pisau dagingnya ke arah Jimin yang langsung menjauh dengan tatapan horrornya.

"Lupakan saja dan jauhkan pisau itu dari ku. Memasak saja yang baik oke?" Jimin berjalan mundur menatap tajam pisau yang ditodongkan Taehyung padanya.

"Baiklah, sana hush hush." Usir Taehyung kemudian lanjut memasak.

Jimin langsung melompat ke sofa yang ada di ruang tamu. Ia memegangi dada bidangnya untuk meredam detak jantung yang sangat memburu.

"Kenapa saat ia memegang pisau dsging seperti itu sangat menyeramkan? Seperti jiwa pshyconya mulai muncul."

Pria berambut orange itu segera mengenyahkan pikiran negatifnya dan mulai menyalakan tv di depannya mencoba mencari hal lain untuk di pikirkan.

Ting

Ia dengan cepat menoleh menatap layar persegi yang menyala dengan sebuah notifikasi di sana.

"Aku kan punya pacar, kenapa aku tidak memikirkannya saja."

Jimin tersenyum girang dan mulai membalas pesan - pesan dari kekasih putihnya itu.




Tbc

Maaf atas keterlambatan upnya🙏

Selamat berlebaran juga semua😄 (telat tong)

THR nya mana nih?😆

Stay tune ye




Tertanda
Cecan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memento MoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang