Part 4

1K 20 6
                                    


Soekarno hatta 07:00


Aku berdiam diri sesekali  membenarkan papan tulisan yang  berlulisan "selamat datang😊 keluarga Aldo Ferdiansyah" dengan sebuket bunga anggrek berwarna pink ditanganku.

Aku terus melihat kearah pintu. Keluarnya orang-orang yang baru turun dari pesawat, tapi laki-laki itu tak kunjung datang. Aku terus merutuk dalam hati sesekali menekukan lutut dan jongkok aku pikir tidak masalah karena semua orang tengah sibuk dengan kegiatan nya masing-masing.

Tanpa aku sadari sepatu hitam panjang seatas mata kaki tepat berada didepanku, aku hanya menatap sepatu itu dan terus menatap sampai ke atas. Ternyata itu laki-laki yang aku tunggu-tunggu... oh good dia sangat keren dengan baju seragam lorengnya. Aku bangkit dari dudukku.

"Mas aldo aku disuruh bunda buat jemput kamu" ucap ku. Dia hanya tersenyum dan mengangguk "Mas aldo sehat?" Tuturku lagi. Dia mengangguk.

Dalam hati aku berpikir keras kenapa orang yang dihadapan nya ini tidak menjawabnya melainkan hanya mengangguk saja.

Apa aku bau mulut yaa?
Perasaan tadi ngga makan jengkol, pete, dan sebagainya.
Aku dibuat heran oleh sikapnya. Tapi....
Astaga dia langsung peluk aku, aku langsung bengong tidak tau harus berbuat apa!! Mulut cerewetku diam, tubuh yang selama ini bergerak sekarang tak bergerak.  Kali ini dia menatapku dengan mata cokelatnya lalu berkata.

"Lani saya rindu kamu, makasih sudah datang"ucapnya" lalu bunga itu buat siapa?  Buat saya?." Dia mengambil bunga yang aku pegang dan menghirupnya " Harum, cantik lagi seperti kamu"tuturnya.

"Ahhh itu iya buat mas aldo"ucap ku "ayo pulang aku udah pesen taxi" tuturku. Aku berjalan tepat didepannya menuju taxi yang tadi dipesan dan duduk di kursi depan bersama supir, lalu aku membuka tote bag berwarna putih yang berisi permen susu kesukaanku.

"Mas aldo mau" ucapku

"Boleh" ucapnya, aku langsung memberikan dua buah permen susu ketangan nya.

"Pak berangkat yaa" aku memberikan lembaran kertas yang berisi alamat rumah mas aldo kepada supir.

diperjalanan tidak ada pembicaraan khusus antara aku sama mas aldo, aku hanya menikmati perjalanan ini. Melihat gedung-gedung itu lenyap dari pandanganku seperti di telan bumi. Jalanan yang renggang entah kenapa hari ini Jakarta tidak macet.

"Ke Starbucks dulu pak, yang didepan jalan itu"

"Baik pak"ucap supir. Aku menoleh ke kursi belakang.

"Mas Aldo mau apa kesana? Makanya dirumah aja." Ucapku

"Keburu laper, saya belum makan dari kemarin" ucapnya.

Aku berpikir keras, kan dipesawat biasanya di kasih snack, ko dia bilang belum makan? Apa dia cuma mau ngerjain aku. Pikiranku buyar.

"Udah ikut aja. Saya tau kamu lagi mikir keras. Kamu lucu. " mengacak rambut ku.

"Ihh apaan si mas aldo, rusakkan." Ucapku kesal.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TarunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang