Aku sering mendengar sosok yang kini menatapku balik dari sebuah cermin berkata:
"Tidak. Aku hanya termotivasi untuk meningkatkan kemampuan diriku dengan memanfaatkan waktu dan fasilitas yang ada."
Aku tersenyum, masih menatap cermin di depanku.
Kulihat mata yang dulu tersenyum kini terdapat kerutan lelah dan kantong mata yang nampaknya memohon untuk istirahat.
Kutatap dahi yang dahulu terlihat damai kini mulai berkerut karena hidup yang tak hentinya menjadi semrawut.
"Kau butuh istirahat, sayang." Kemudian aku berbalik, menutup pintu dan berbaring untuk kesekian kalinya tanpa tahu ingin melakukan apa.
Karena, sayang, nampaknya motivasi yang dulu bersarang dalam dadamu kini telah lama hilang.