[1] Itoshi

8.3K 717 49
                                    

WARNING: Out of Character, Typo, Forbidden Desire, Forbidden Love, Affair, Betrayal, Harsh Words, Violent Content, Divorce, Mature Content, Family Problems.

NOTE: Fanfiction ini tidak diperuntukkan kepada anak di bawah umur karena menceritakan tentang kehidupan pernikahan. Harap bijak dalam memilih bacaan (teruntuk anak di bawah umur yang belum legal).

Saya menggabungkan kata "Kamu" dan "Kau" di dalam fanfiction ini. "Kamu" untuk bagian narasi, dan "Kau" untuk bagian dialog. Mohon untuk terbiasa.

_________________________________________

𝐇𝐄𝐋𝐋𝐎 𝐋𝐀𝐃𝐈𝐄𝐒, 𝐖𝐄𝐋𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐓𝐎

𝐇𝐄𝐋𝐋𝐎 𝐋𝐀𝐃𝐈𝐄𝐒, 𝐖𝐄𝐋𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐓𝐎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Itoshi Rin, dia benar-benar seorang pelukis yang hebat."

"Benar. Di usianya yang masih muda, pria itu sudah meraih kesuksesan."

"BERI TEPUK TANGAN YANG MERIAH UNTUK ITOSHI RIN, PELUKIS MUDA PENUH BAKAT YANG BERHASIL MERAIH KEMENANGAN MEWAKILI JEPANG PADA KONTES SENI LUKIS DI NEW YORK, AMERIKA SERIKAT!"

Sorak gembira disertai tepukan tangan meriah memenuhi auditorium. Di depan sana, berdiri seorang pemuda tampan tanpa ekspresi yang namanya baru saja disebut dengan lantang oleh pembawa acara sebagai pemenang pertama kontes seni lukis cakupan internasional yang bertempat di New York saat itu.

Seluruh pasang mata yang ada di sana memandangnya penuh takjub dan bangga karena berhasil mengharumkan nama Jepang sebagai pemenang.

Orang-orang penting di Jepang turut menghadiri acara itu. Satu persatu dari mereka menghampiri Rin guna memberikan ucapan selamat serta hadiah dalam bentuk medali, piagam, serta uang. Namun, lagi-lagi semua hal yang membanggakan itu tidak mampu membangkitkan seutas senyuman tipis pada wajah tampannya.

Bukannya tidak senang, hanya saja dia tidak mampu mengekspresikannya. Jika kalah akan timbul rasa kecewa, marah, dan kesal, lalu jika menang maka dirinya hanya perlu bersyukur di dalam hati. Sederhana, itulah dirinya.

Acara tersebut tidak berlangsung begitu lama. Lepas dari auditorium, Rin melajukan mobilnya menuju rumah dalam kecepatan sedang dengan pikiran yang masih berlabuh pada kemenangan yang dia dapatkan. Pria tersebut sama sekali tidak ditunjuk oleh suatu pihak sebagai perwakilan Jepang dalam mengikuti kontes seni, tapi murni keinginan sendiri.

Semua berawal dari munculnya sebuah iklan di sebuah aplikasi pada ponsel pintarnya mengenai dibukanya pendaftaran bagi orang-orang yang berminat. Kecintaannya terhadap seni melukis membuatnya langsung mendaftar tanpa pikir panjang karena pendaftaran dibuka untuk umum meski cakupannya adalah internasional. Mungkin itu juga menjadi penyebab mengapa pengumuman pemenang terasa sangat lambat karena juri harus menilai ratusan bahkan jutaan lukisan.

𝗗𝗔𝗡𝗚𝗘𝗥𝗢𝗨𝗦 𝗗𝗘𝗦𝗜𝗥𝗘 || 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐑𝐢𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang