4. Dia lagi?

51 15 9
                                    

Tringg... Tringg... Tringg...

Suara bel yang menandakan kini sudah waktunya untuk istirahat, yang di mana bagi para murid untuk waktunya berkumpul di kantin.

Bagi para murid, kantin adalah salah satu tempat yg di ibaratkan bisa seperti surga nya sebuah sekolah.

Dan tepatnya di sana terdapat seorang gadis yang sedang menggendong banyak cemilan di tangannya, dan membuat beberapa pasang mata melihat ke arah nya.

"eh gila!! Lo beli makanan buat sekelas makan ya?"

"nggak, ini Lisa beli buat Lisa makan sendiri"

"Eh Itu perut apa karung? Kok daya tampungya banyak amat" Kata Vita melongo tak percaya

"Apaan sih Vita, Lisa sekarang lagi badmood jadi harus banyak makan, buat naikin mood Lisa la—"

Ucapan Lisa terhenti ketika bertabrakan dengan seorang pria.

Kedua mata Lisa terbelalak lebar melihat semua makanan yg dia beli terhambur di lantai.

Amarah Lisa memuncak gadis itu bersiap untuk melampiaskan amarahnya, bagaikan gunung api yang hendak meletus.

"Lo itu kalau jalan pake ma—"

Ucapan Lisa terhenti untuk kedua kaliany ketika melihat pria yang ada di hadapannya menatapnya dengan tatapan dingin.

"Tcih" decak Radi kesal, setelah melihat ke arah baju nya.

Kedua Mata Lisa membulat sempurna ketika mengetahui arah kedua mata pria itu melihat ke arah mana.

kaki Lisa gemetaran setelah mellihat baju yang di kenakan oleh pria itu kotor terkena cokelat karena ulahnya.

"Mampus deh Lisa" gumam Lisa.

"Lo kan cewek yg tadi pagi kan? Loh itu yaa hobi banget ngebawa masalah buat orang!!"

"Lisa kan nggak sengaja, lo sih setiap jalan ga pernah pakai mata!" Balas lisa judes

Ujung bibir Radi terangkat, mengukir senyum sinis di wajahnya.

"Lo udah ngotorin baju gue dan lo masih bisa masang sikap kayak gitu ke gue? Ayo sini lo ikut gue lo harus tanggung jawab!!" Radi menarik lengan Lisa dengan kasar

"Apaan sih lepasin Lisa! Sakit tau!! Baju Lisa juga kotor loh gara-gata lo" Lisa berusaha melepaskan cengkaraman Radi dari tangannya.

"bodo! udah cepat sini ikut gue"

Vita yang sedari tadi memperhatikan kejadian itu tidak bisa tinggal diam melihat sahabat nya di perlakukan kasar seperti itu.

Vita mengejar Radi dan Lisa, dan langsung saja menarik Lisa dari cengkaraman tanganya Radi.

"Eh lo jadi cowok jangan main kasar dong sama cewek"

"Sini'in ntuh cewek, gue nggak ada urusan sama lo" Ucap Radi dengan raut wajah datar

"Ogah! Lagi pula dia nggak sepenuhnya salah, kalau lo jalan pake mata pasti nggak bakal tabrakan"

Radi mendecak kesal, ia sungguh tak ingin memperpanjang masalah dan berurusan dengan orang lain lagi.

Dari pada harus berdebat lagi, dia lebih memilih berjalan pergi meninggalkan mereka di sana.

"Tcih, oh jadi gitu ya sifat orang yang populer di sekolah ini" Decak Vita sinis

Ya, Radi termasuk golongan pertama orang terpopuler di sekolah itu. Banyak sekali para siswi yang mengidolakan dia di karenakan dia pintar, seorang ketua tim basket, dan memiliki sifat yang dingin dan cuek yang membuat nya terlihat cool dan yang paling utama dari dirinya yaitu dia memiliki paras yang sangat tampan.

***

Radi masuk ke dalam kelas dengan pakaian yang bisa terbilang kotor.

Semua mata menyorot ke arah Radi, yang ada di fikiran mereka apa yang telah Radi lakukan sehingga pakaiannya bisa kotor seperti itu? Habis berkelahi kah? Atau dia habis terjatuh?

Radu menghela nafas panjang, menyadari bahwa semua mata sekarang sedang mengarah kepadanya, tapi dia lebih memilih untuk tidak memperdulikannya dan berjalan ke tempat duduknya.

BRUUUK!!

Suara gebrakan meja, membuat Radi terkejut bukan main.

Mungkin jika setiap hari temannya seperti itu mungkin saja dia akan terkena serangan jantung di usianya yang maaih muda ini.

"Eh lo habis ngapain baju lo kotor gitu?"

Radi hanya diam, tak ingin menjelaskan sesuatu yang ia rasa akan menjadi penjang jika di ceritakan.

"Eh lo kalau di ajak ngomong ya ngomong dong jangan kayak patung gitu"

Radi masih tetap diam sambil memperhatikan buku matematika yang ada di atas mejanya.

Dani menghela berat, menatap Radi dengan tatapan tajam.

"Bersyukur ya lo bang single gini adek masih mau perhatian gini ke abang"

Telinga Radi tiba-tiba saja terasa panas mendengar perkataan temannya yang  sudah tidak waras ini.

Radi melihat Dani dengan tatapan jijik, dengan hati yang berat dia harus membuang tenaga lagi untuk menggubris perkataan Dani yang bisa saja akan semakin menjadi-jaidi.

"jijik gue denger omongan lo"

"Ih abang kok kasar gini sih sama dedek, dedek kan cuman mau perhati'in abang"

"kayak nya lo perlu di bawa ke bengkel deh" Ucap Radi dengan wajah serius

"buat apa ke bengkel? Mobil gue baik-baik ajak deh perasaan"

"Otak lo tuh yang perlu di perbaiki di bengkel" Sentak Radi, berjalan pergi meninggalakn Dani di dalam kelas

"Eh beneran ya bisa di perbaiki di bengkel? Kalau gitu gue mau, siapa tau gue bisa jadi juara umum 1, bosan gue jadi yang kedua mulu" Gumam Dani yang tidak menyadari kepergian Radi.

"Oi Radi tungguin gue, lo mau kemana?"

"Ke bengkel"

"ngapain?"

"Siapa tau bisa nemuin otak baru buat lo!"

Maaf masih pendek ceritanya, lagi sibuk sibuknya :(

Tolong vote dan komentarnya/saran yah ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Left With MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang