4. cool

243 18 1
                                    

Author cantik balik lagi nih dengan cerita bobrok miliknya. Sebelum baca budayakan untuk klik star oke😆😆


Happy reading...

~~~~~~~~~~~~~~


suatu benda lunak dan hangat bergerak di bibirku, aku tidak menghiraukan karena aku berada di kegelapan yang tidak aku mengerti. Semakin lama aku semakin terganggu dan akhirnya kubuka mataku, dan mendapati wajah Willis di depanku dan bibirnya asyik bermain di bibirku. Dengan cepat aku mendorong tubuhnya hingga dia terlihat bingung.

"Apa yang terjadi?" Tanyaku memastikan apa yang terjadi.

"Aku meninggalkan mu sebentar saja dan kau justru terlelap di ruang makeup. Jadi jangan salah kan aku jika aku mengambil kesempatan untuk menciumi bibir ranum milikmu". Jawab Willis lalu mengambil kursi dan duduk tepat di depanku.

Jadi hal tentang 'aku di tusuk' itu adalah mimpi? Aku menghela nafas lega setidaknya hal buruk itu tidak terjadi sungguhan.

Willis mengelusi pipiku. "Apa yang terjadi padamu? Kau mimpi apa sampai berkeringat seperti ini? Jangan bilang memimpikan hal panas denganku".

what?

Aku mencubit mulutnya yang mesum itu. Dia langsung memelototi ku.

"Bukan hal penting. Apa aku tertidur cukup lama?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan, mana bisa aku mengatakan jika aku bermimpi dia berusaha untuk membunuhku. Apa aku gila ya tuhan?

  "Aku membawa sesuatu untukmu". Willis tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jas yang ia kenakan, "aku memesan khusus untukmu".   Benda tersebut adalah sebuah kalung berlian yang berkilau. Tanpa aba-aba Willis mengaitkan kalung itu di leherku.

"Kau sangat cantik honey aku hampir mati  menahan diri untuk tidak menerkam mu".  Willis tersenyum licik lalu mendekati wajahku dan kembali mencuri ciuman di bibirku, aku tidak tau kenapa tapi setiap sentuhan yang Willis berikan, itu semua membuatku candu dan membuatku menginginkan lebih. Perlahan aku mulai membalas ciuman Willis. Aku bahkan tidak percaya dengan apa yang aku lakukan.

  Pria di sampingku terus saja mengomel ketika aku memuji aktor pria pada film yang ku tonton semalam dengannya. Pria di samping ku itu sungguh pencemburu, dia bahkan mengacuhkan ku hari ini.  Acara yang kemarin ku hadiri dengan Willis hanya acara minum teh bersama rekan bisnisnya yang aku sendiri tidak kenal.

"Ayolah, kau masih mengungkit soal semalam?"
Dia tidak menghiraukan perkataan ku seperti yang aku katakan tadi. Dia hanya sibuk mengemudi mobil, wajahnya kaku memperhatikan jalan. Dimana wajah manisnya itu saat melihatku?  Oh, aku bosan didiamkan seperti ini.

Pertama. dia tidak membolehkan aku berbicara kepada laki-laki selain dia.

Kedua. Dia tidak mengijinkan aku menggunakan ponsel ataupun benda elektronik untuk berkomunikasi.

Ketiga. Aku harus menuruti perintah dan keinginannya.

"Willis aku ingin eskrim itu". Aku menunjuk pada toko eskrim di pinggir jalan itu, ku kira pria itu tidak menghiraukan permintaanku tapi nyatanya di menghentikan laju mobilnya di depan toko eskrim yang tadi ku tunjuk.

  "Aku ingin eskrim coklatnya satu dan berikan aku toping yang banyak". Aku memesan eskrim tapi Willis tidak, dia masih tetap pada kemarahannya.

Aku memakan eskrim itu dengan lahap, sambil Willis memperhatikan diriku dengan wajah khasnya. Dengan inisiatif aku menyuapi eskrim milikku dengan paksa ke mulutnya. Dia membelalakkan matanya padaku, aku tau dia ingin marah hanya saja dia tidak melakukan itu.

"Ada apa denganmu??" Tanyaku. Dia masih juga tidak menghiraukan ucapan ku.

Brakk...

Aku membanting sendok eskrim ku ke meja. Aku sudah jengah dengan kelakuannya hari ini. Bayangkan saja seharian aku berbelanja dengannya tapi seperti sendiri, dia mengacuhkan aku. Dia pikir hanya dia yang bisa seperti itu? Oke, Willis kau mau lihat? Aku juga bisa seperti itu.

"Aku mau pulang". Aku tau dia kaget dengan tindakan membanting sendok itu.

Aku berjalan menuju mobil tanpa menghiraukannya, seperti yang dia lakukan.

Segitu marahnya dia saat aku mengatakan pria lain tampan? Dia mengacuhkan aku seharian. Dasar papan kayu!

Dia duduk di atas tempat tidur sedangkan aku masih sibuk menyisir rambut, dia sibuk mengetik di laptop berlogo apel miliknya.

"Willis, aku ingin bertemu dengan papaku". Kataku lalu menghampirinya. Dan berdiri di sampingnya.

Dia menoleh padaku dan melepaskan kacamata yang bertengger manis di hidungnya. "Tidak. Sudah aku katakan kau tidak akan bertemu dengan orangtuamu".

"Tapi aku sungguh merindukan papaku, kenapa kau melarang aku bertemu dengannya?" Tanyaku kesal.

"Tidak berarti tidak!" Jawabnya singkat.

Aku tidak bisa terima dengan itu! Aku sudah melakukan apa yang dia inginkan tapi sekali saja aku ingin bertemu dengan seorang pria yang paling aku sayang kenapa tidak boleh?! Dia pikir dia siapa.

"Aku lelah dengan tingkahmu! Kau selalu mengaturku, aku harus begini begitu semua harus seperti yang kau inginkan! Kau tidak perduli apa mau ku!  Kau egois kau sangat egois Willis Nevil! Aku benci, aku sungguh membencimu".  Aku langsung berlari dengan berlinang air mata.

Entah harus kemana intinya aku tidak mau melihat pria itu sekarang. Aku menuruni tangga dengan berlari sampai aku tidak menyadari keseimbangan ku hilang. Tubuhku ambruk dan aku terguling jauh menuju anak tangga terakhir. Sakit aku merasa seluruh tubuhku mati rasa.  Aku menangis tersedu-sedu saat aku tidak bisa bangun dan menggerakkan tubuhku, hanya rasa sakit yang amat sangat di seluruh tubuhku. Aku dapat melihat darah mengalir di lantai dekat kepalaku.

"Willis tolong aku..." Rintih suaraku saat tidak ada seorang pun yang membantuku, ini sudah tengah malam, pelayan di rumah ini sudah tertidur.

Ini terlalu sakit, pandanganku memudar.
Siapapun tolong aku...

##AUTHOR SIDE##

 

Willis sangat bersalah melarang Lucia bertemu dengan orang tuanya. Dia hanya tidak mau ada kemungkinan jika Lucianya akan pergi meninggalkannya. Perasaan Willis semakin hancur saat melihat gadisnya menangis lalu pergi begitu saja dengan kemarahannya.

Willis tidak mengejar Lucia karena dia pikir wanita itu mungkin butuh waktu sendiri. Tapi suara seperti seseorang terjatuh membuat Willis berlari dengan cepat ke sumber suara, ia takut terjadi hal buruk pada Lucia. Tapi saat ia sampai lutut Willis seakan tidak bertulang, hatinya teriris melihat gadis yang sungguh dia cintai tidak sadarkan diri di ujung tangga dengan darah yang begitu banyak berceceran di lantai.  Belum cukup dia melihat melihat kepala gadisnya terbentur meja rias dan sekarang ia mendapati gadisnya mengalami yang lebih parah.

"Lucia apa yang terjadi padamu sayang?"  Willis mencoba menyadarkan gadisnya tapi wanita cantik di pelukannya tidak kunjung memberikan respon.

Perasaannya hancur saat melihat begitu banyaknya darah mengalir dari kepala gadisnya.

Willis yang di kenal berhati es kini menangis sejadi-jadinya melihat gadisnya tidak bergerak di pelukannya.







                  To be continued...

Jangan lupa untuk klik 🌟. Maafin aku yang jarang update😭😭 tapi semoga kalian enggak berhenti buat dukung aku😕

Thank you so much~~~
See u guys~~~

My Plot Twist.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang