#13

15 3 0
                                    


Author pov

Reyna sedang berjalan di koridor kelas nya yang terlihat cukup sepi. Bagai mana tak sepi, reyna berangkat dan sampai di sekolah dalam waktu yang bisa di katakana cukup pagi. Di koridor ini reyna tak sengaja bertemu dengan seorang lelaki, wajah asing alias nggak pernah liat.

Lelaki dengan kepala tertutup oleh hodie jaketnya, kepalanya juga hanya menunduk terus dan itu membuat reyna penasaran padanya.

“hey” sapa reyna namun pria itu hanya lewat tanpa menggubris sapaan reyna
“io aku bilang hai” kali ini reyna justru mengikuti pria itu hingga tiba di depan kelas pria itu yang ternyata berseblahan dengan kelas reyna.

“kenalin Anreyna Shico! Kamu anak baru ya?” Tanya nya pada pria itu yang kini telah duduk di tempat duduk nya, reyna memang masih berani masuk ke kelas lain karna kali ini memang masih sepi, ia juga tak takut jika pria itu akan melakukan hal hal aneh kepadanya karena berhubung sekolah masih sepi.

“aku lagi nggak pengen di ganggu!”kata pria itu tanpa mengangkat kepalanya, masih dalam posisi menunduk

“kalo gitu, namamu siapa”

“t8, sudah sana kembalih ke kelas mu” katanya lalu mengeluarkan note book nya.

Setelah itu reyna pun keluar dari ruang kelas itu. 

.

.

.

Pagi terus saja menyambar tanpa mengucapkan sepata kata pun dan membuat reyna kembali terlambat kesekolah. Dan setibanya di sekolah dia harus berterima kasih pada dewi fortuna yang telah menyelamatkan nya dari jeratan hukuman, pasal nya hari ini rapat dadakan guru sedang berlansung.

Entah mengapa akhir akhir ini reyna sering kali mendatangi kelas 2-1, dan tertarik pada seorang pria yang bahkan tidak ingin melihat dirinya.

"rey lu pengen ke 2-1 lagi?" Tanya jisung dan reyna hanya mejawabnya dengan senyuman saja.

Ia memang sangat penasaran dengan pria berhodie itu, pria yang tak pernah meninggalkan tempat duduk dan pandangan nya juga tak teralihkan dari notebook nya.

"kantin yuk"ajak reyna pada T8 namun pria itu tak merespon ajakan nya
"ya udah" reyna pun beranjak dari ruang kelas 2-1 dan menuju ke kantin sementara itu para gadis yang sedari tadi menetap di kelas kini sedang berunding tentang reyna yang selalu datang menghampiri T8

"iya kayak nya tuh cewek naksir deh sama diego"

"ah masa emang apanya yang bisa buat cewek naksir mah dia?"

"iya tuh, muka nya aja nggak pernah Nampak, memang si proporsi tubuh nya emang ok, tapi_"

"oi kanalpot nyaring!"kalimat tersebut membuat para gadis itu lansung berbalik ke arah T8
"emang mulut lo pada pingin di sumbat pake bogem hah" tak ada jawaban melainkan semua gadis dan beberapa siswa yang mendengar nya pun merasakan hawa suram ini lagi

Reyna yang kini sedang memilih milih beberapa cemilan yang ada di kantin, dan setelah itu ia kembali membawa cemilan tersebut ke kelas 2-1, yah tentu saja untuk T8

"nih gue bawain cemilan"katanya dengan menaruh beberapa cemilan di atas meja T8, bahkan sampai menutupi keyboard milik T8

T8 hanya dapat melihat tingkah reyna sambil menggeleng kan kepala dan lansung saja menggeser apa saja yang menutupi keyboard nya.

"yahh, kok malah di geser kan jadi jatuh"katanya sembari memungut beberapa cemilan yang jatuh dilantai dan untung saja semua bungkus nya belum terbuka. Reyna pun membuka bungkusan sebuah roti melon dan menyodorkan nya ke T8. Namun pria itu hanya menatapnya dan kembali ke note book nya, namun bukan reyna yang mudah menyerah, kini ia malah ingin menyuap T8 dan hal itu di lihat oleh beberapa siswa di kelasnya dan juga ridwan beserta jisung yang berada di depan pintu kelas, kini mereka berdua telah membuka mulutnya tanpa disengajah.

"emang lu nggak capek apa?" suara serak basa itu terdengar berat dan sontak membuat Reyna sedikit terkejut.

"nggak sebelum cemilan ini lu habisin"dengan wajah yang masih ceria dia membjuk T8 agar segera menghabiskan cemilan nya.

Awal nya T8 hanya melihat Reyna dari atas kebawa dan sebalik nya, lalu memberikan tatapan heran pada reyna, walau pun ia tau reyna tak dapat melihat tatapan itu lantaran hodie nya menutupi pandangan orang ke matanya, namun ia bisa melihat orang lain. Ia pun mengambil roti tersebut dari tangan reyna, bukan nya mendapatkan roti itu reyna malah menghindari tangan T8 kini T8 pun kembali bertanya Tanya pada pikiran nya.

nih orang maunya apa sih?

"sini gue suapin"

WHATT yah sontak pikiran jisung dan ridwan menjadi satu dan mereka hanya saling menatap dengan tatapan heran

"tapi sebelum itu..."

bersambung....

karim eussuWhere stories live. Discover now