[3]

19 5 1
                                    

243. Ingatkan aku bahwa itu adalah nomor apartemenku. Kamar Alex dan Alfread tepat mengapitku, 242 dan 244. Setelah berpamitan pada kedua temanku itu, aku bergegas masuk ke ruanganku.

Ruangan bercat krem itu terlihat nyaman. Ketika kau masuk dan melepas sepatu, kakimu akan merasakan dingin karena menginjak marmer putih berkilau. Tepat di sebelah kanan dari pintu, dapat dilihat ada sofa putih panjang disertai meja yang lantainya di lapisi karpet abu-abu berbulu. Disebarangnya, terdapat televisi yang menempel di dinding. Dan disebelah kiri pintu, terdapat dapur kecil nan bersih disertai dengan peralatan masak yang lengkap. Tak lupa dengan kulkas besar yang isinya sudah penuh oleh bahan makanan. Tepat disamping dapur, terdapat pintu kaca yang tak lain adalah kamar mandi. Ada juga tangga di samping sofa, tangga itu mengarah tepat ke kamarku!

Tak ada pintu atau pun penghalang antara tangga dan kamarku. Jadi begitu kau menaiki tangga, kau akan langsung melihat sebuah kasur king size yang sudah berseprai biru. Disamping kiri kasur, terdapat lemari pakaian yang cukup besar dan juga rak buku. Di seberangnya, ada meja belajar dan juga meja rias dengan kaca yang sangat besar. Sedangkan di samping kanan kasur, ada sebuah meja kecil dengan lampu tidur biru berdiri diatasnya. Terdapat pula pintu disamping meja rias, ketika kau buka, kau akan menemukan kamar mandi. Semua barang disini berwarna biru, begitupun warna dinding dan atap atapnya. Oh iya, ada balkon juga loh di kamarku.

Setelah puas meneliti setiap sudut ruangan apartrmenku, aku bergegas mandi dan memakai baju yang sudah disediakan di dalam lemari. Entah itu baju siapa, kurasa Claire sudah menyiapkan semuanya dengan detail tanpa cacat sedikitpun. Aku baru sadar, ada sebilah pedang tergeletak di atas kasurku. Pedang itu bergagang perak, tak lupa ada lambang kerajaan moonlight disana. Ya, aku ingat, pedang itu adalah pedang kesayanganku, Rixton namanya. Aku meletakkan Rixton di dalam lemari, menyembunyikannya di tempat yang aman.

Perutku berbunyi, segera aku turun menuju kasur dan mengecek kulkas. Terdapat banyak sekali bahan makanan disana. Namun mataku tertuju pada sebuah makanan cepat saji kesukaanku, lasagna.

Kupanaskan lasagna itu dalam microwave. Sambil menunggu makanan ku matang, kuhidupkan televisi untuk mencari hiburan. Mataku mengerjap senang ketika kutemukan acara spongebob squarepants di global tv.

Dulu aku suka sekali menonton film ini bersama Claire. Sangking seringnya aku menonton spongebob, aku sampai hafal jam tayangnya.

"Ting!". Wah, lasagna sudah matang.

Segera aku mengeluarkannya dari dalam microwave dengan hati hati.
Ku matikan televisi ku, mengambil sendok untuk makan dan membawanya ke kamar. Ya, aku ingin memakannya di kamar sambil membaca buku yang di berikan Claire tadi.


  *******

Yap, next part bakalan ada isi bukunye, stay ya :v..  Kalo suka votmen boleh la :)
Makaseh for readers ❤


Shavine

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang