Prolog

194 38 3
                                    

Telinga yang tersumpal oleh earphone putih itu terlihat sangat indah dengan hiasan anting panjang pada bagian kanan. Pemiliknya menggoyangkan kepalanya perlahan sembari memandang ke depan. Ke arah jalanan yang mulai padat oleh lalu lintas kendaraan.

Tidak ada yang mengetahui bagaimana takdir akan berjalan ke depan selain Tuhan.

Dan ia mendapatkannya.

Ketika mobil mewah berwarna merahnya terparkir. Ia mendapati hal yang paling di bencinya berada di depan matanya.

Seorang lelaki manis bernama Min Yoongi bersama dengan kedua orang tua masing-masing pihak sedang duduk bersama. Dan beberapa kali menyinggung tentang pernikahan.

Sialan.




.

MAY I LOVE YOU




MinYoon with boys love or gay

If you dont accept this please go away

.


Sebagai penjagamu, aku akan menghalangi angin besar itu

Aku di sampingmu meski semua membalikkan punggung padamu

Aku akan membasuh air matamu di hari beratmu

Biar aku kehilangan segalanya, alasan bahagiaku adalah dirimu

Karena sekarang kau adalah keabadianku

Cinta sejatiku

“Kalian sungguh gila.”

Aku tertawa meremehkan segalanya. Sungguh lelucon yang bagus.

Aku dipaksa menjadi gay, dan menikah dengan orang yang bahkan paling tidak ingin ku temui di dunia. Si Min Yoongi idiot brengsek yang cacat.

Aku benci mengatakan ini tapi dia adalah orang dari masa kecilku yang ku benci.

“Aku tidak ingin menikahinya apapun yang terjadi.”

“Kau menjadi pembangkang Jimin.”

“Sungguh? Aku tidak peduli. Jika kalian benar-benar memaksaku. Maka jangan salahkan aku jika aku melakukan hal yang membuat kalian tidak bisa berkutik lagi.”




Dia di sana, aku mendengarnya bagaimana Jimin menghembuskan napas kecewanya atas permintaan kedua orang tua kami yang ku akui muluk-muluk.

Aku tahu aku bukan orang yang sempurna untuk seorang Park Jimin. Dan aku tidak menginginkannya pula.

Aku tahu ia membenciku, sejak kami kecil ia tidak pernah menyukaiku atau berteman denganku.

Kini ia di paksa menikah denganku. Aku akui aku menyukainya, tapi rasanya tertolak memang menyakitkan.

“A-apa Jimin pergi eomma?”

Usapan aku terima, aku hanya bisa merasakan tangan eomma bergetar menggenggam tangan kananku.

“Semuanya akan baik-baik saja Yoongi.”

Aku si buta yang menyukai si perfeksionis Park Jimin.

MAY I LOVE YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang