Chapter 7 (Hukuman 3)

15 6 4
                                    

POV Rain.

Rain tetap setia menjalankan hukumannya. Bahkan pada saat jam istirahat pun dia tidak mengubah posisinya. Hingga bel masuk berbunyi lagi, dia tetap stay di bawah tiang bendera.

"Tuh tua bangka nyebelin amat sih, masak iya, primadona SMA Cendrawasih di suruh panas-panasan kek gini." Rain memegang telinganya dan mengangkat satu kaki sambil menggerutu kesal. "Udah tadi pada diliatin adek kelas lagi, sekarang mau di tarok mana muka gue. Untung aja, udah pada masuk."

Dikejauhan, terlihat Sebeh dan seorang laki-laki yang berperawakan tinggi sedang berjalan mendekati Rain. Wajah lelaki itu tampak asing bagi siswa siswi SMA Cendrawasih, karena memang dia anak baru yang pertama kali masuk di SMA Cendrawasih. Farel Faza Fairuz, kalian bisa panggil dia Farel. Pertama kali Farel melihat Rain, entah kenapa hatinya langsung bergetar. Ingin rasanya dia berkenalan dengan Rain dan meminta nomor HP nya.

Farel mencoba mengkadali Sebeh agar bisa meninggalkannya sendiri. "Maaf pak, toiletnya dimana ya?"

"Di sebelah kelas itu, Den." sambil menunjuk ke arah kelas XI IPA 5.

"Ohh, yaudah makasii ya pak, saya izin ke toilet dulu kalo gitu."

"Baik, Den. Kalo begitu saya tinggal dulu ya, Den."

"Iya pak." Sebeh berlalu meninggalkan Farel. Farel tersenyum licik saat berhasil melakukan rencananya.

Farel pergi ke toilet dan memilih masuk ke toilet wanita. "Kalo gue pura-pura disini, pasti nanti cewek yang keluar dari toilet langsung kaget, terus laporin gue ke BK dan gue pasti dapet hukuman, then alhasil, rencana gue pasti berhasil." batinnya sambil terkekeh.

Ceklek

"Aaaaaa, lo siapa? Ngapain lo di toilet cewek? Lo ngintip ya?" Manda yang keluar dari toilet langsung berteriak histeris dan sontak membuat Farel membalikkan badannya.

"Heh, jawab!! Lo ngapain ada disini? Ngintip ya!!???" Farel tersenyum manis dan mengangkat kedua alisnya. Farel berpikir dengan dia bertingkah meyakinkan seperti ini, akan membuat cewek toak di depannya bisa membawanya ke ruang BK.

"Nggak sopan! Ikut gue ke ruang BK." Manda menarik kerah baju Farel sampai ke ruang BK.

"Lohh, Manda, Farel, ada apa ini?" tanya bu Kus saat Manda dan Farel sampai di ruang BK.

"Tadi dia ngintipin saya di kamar mandi bu."

"Apaa? Benar itu Farel?"

"Emh, bukannya gitu bu, tapi--"

"Alah nggak usah banyak alesan deh lu. Jelas-jelas lo ada di toilet perempuan, terus buat apa lo disana?" sahut Manda.

"Kamu itu anak baru tapi udah berbuat yang nggak-nggak."

"Ohh jadi dia anak baru." batin Manda sambil melirik sinis ke arah Farel.

"Maaf bu. Sekarang saya siap menerima hukuman apapun yang ibu berikan."

"Baiklah, karena kamu anak baru, kamu saya hukum di bawah tiang bendera saja. Lakukan seperti yang Rain lakukan."

"Ohh jadi namanya Rain." batin Farel.

"Dan kamu Manda, kembali ke kelas kamu sekarang!!" Manda keluar dari ruang BK dan berlalu ke kelasnya.

"Farel, kamu mengerti apa hukuman kamu?" Farel menggangguk kemudian berjalan keluar dari ruang BK menuju tiang bendera. "Yesss, rencana gue berhasil hihihihi."

Setelahnya, ia pun sampai di tiang bendera dan menyapa Rain. "Hai Rain."

"Hm, hai."

"Nih anak cuek amat_-" batinnya.

"Kok lo bisa tau nama gue?" lanjut Rain dengan pandangan kosong dan tetap lurus kedepan.

"Dibilangin bu Kus."

"Oh." Farel langsung menjajari Rain dan melakukan hal yang sama seperti Rain.

"Lohh, ngapain lo?"

"Dihukum." Rain tidak menggubris ucapan Farel, karena memang mereka berdua juga belum saling mengenal akrab.

Beberapa saat kemudian tak ada percakapan. Setelahnya, Rain yang sudah kecapaian, tiba-tiba pingsan. Farel yang berada di sebelahnya langsung menangkapnya dan membawanya ke UKS. Farel meluruskan kaki Rain dan menghapus kringat yang bercucuran di pelipisnya. Farel kemudian berlari ke ruang BK untuk memberitahu Bu Kus. "Bu, Ra-Rain pingsan, Bu." dengan napas yang masih terengah-engah, Farel mencoba menjelaskan apa yang terjadi.

"Terus sekaraang dia dimana?"

"Di UKS." Bu Kus dan Farel bergegas ke UKS menghampiri Rain. Didapatinya Pak Bono sudah berada di samping tempat tidur Rain. "Lohh, Pak Bono." Farel dan Bu Kus menyeru bersama.

"Pak Bono ngapain disini, Pak? " tanya Bu Kus.

"Ehm, anu...Bu . " jawab Pak Bono sembari menggaruk rambutnya yang memang tidak gatal. Cie om om salting

Bu Kus yang melihatnya menjadi curiga dengan tingkah Pak Bono, begitu juga dengan Farel. Tapi rasa kawatir Farel kepada Rain jauh lebih besar daripada rasa curiganya pada guru itu. Ia pun tidak memperdulikannya dan langsung berlari ke arah Rain.

"Rain, bangun Rain."

"Ehmm, gue dimana? Kepala gue pusing banget." Rain membuka kedua matanya secara perlahan, dan dia melihat sosok pria tampan yang sedang memegang tangannya dan mengusap keningnya." Farel? Lo ngapain disini?" tanya Rain.

"Rain, lo ada di UKS, tadi lo pingsan waktu lo di lapangan, jadi gue bawa lo kesini." timpal Farel dengan wajah khawatir.

"Gue mau ke kelas aja, gue gak suka di UKS." paksa Rain.

"Rain, lo harus istirahat dulu, lo disini aja, lo tenang aja gue bakal nemenin lo."

"Iya Rain, lagian kepala kamu kan masih pusing, nanti kalo kamu kekelas malah tambah pusing gimana?" timpal Bu Kus

Rain menghelas napas panjang dan terpaksa mengikuti menuruti kata kata mereka untuk istirahat di UKS .

Hohohoho kita tripel update gaes:) jan pernah bosan yaw sama cerita kita. Budayakan voment:v

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang