Chapter 5 (Hukuman)

18 6 3
                                    

Hohoho, hai gaes kita datang lagi setelah sekian lama kalian menunggu,wkwk:v

Thanks buat kalian yang udah mau baca cerita kita, selebih untuk kalian semua yang udah nambahin cerita ini ke Reading List kalian. Thank you so much gaes.

Budayakan voment setelah baca ya guys. Biar kita up nya cepet.

Happy Reading:)

                        ❤❤❤

Sekarang keluarin kartu OSIS kalian!

Tanpa perlu banyak cing cong Azza, Lisa, dan Rara langsung mengeluarkan kartu OSIS mereka. Namun tidak dengan Rain.

 Namun tidak dengan Rain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

R

ain tetap tidak mau mengeluarkan uang kartu osis miliknya.

"Rain? Mana kartu osis kamu?" Rain menggigit bibir bawahnya. "Emh, anu pak.."

"Anu apaan? Udah nggak usah muter muter, cepet keluarin!"

Dengan keringat dingin yang mulai menyelimuti kulitnya.
Entah mengapa Rain merasa enggan untuk menyerahkan kartu osisnya, karena sikap pak Bono akhir-akhir ini berbeda. Pak Bono menjadi lebih lembut jika kepada Rain ketimbang yang lainnya.

Sedari saat Rain mencari kartu Osisnya, Pak Bono beralih bertanya kepada Ian, Dio, dan Dava. "Mana kartu osis kalian?"

"Di kelas, Pak."

"Yasudah, nggak usah, nanti kalau kalian saya suruh ambil ke kelas, malah nggak balik lagi."

Rain menyerahkan kartu osis miliknya.

Pak Bono yang melihat foto Rain langsung tersenyum nafsu. (Inget umur atuh Pak)

Dari mereka berlima, Azza, Rara, Lisa, Maura, dan Rain, entah mengapa Pak Bono lebih terkesan dengan Rain. Padahal mereka berlima memiliki kecantikan yang hampir sebanding.

"Pak, ada apa?" tanya Bu Kus memudarkan senyuman pak Bono. Pak Bono menggeleng. Dia tidak tega melihat siswi yang disukainya melaksanakan hukuman yang berat. "Nihh bu, coba liat kartu osis mereka." sambil menyerahkan kartu osis Azza, Rara, dan Lisa ke bu Kus. Tapi pak Bono tidak menyerahkan kartu osis milik Rain.

"Apa-apaan ini? Kartu osis kalian nggak ada yang bener. Udah fotonya nggak formal, terus motto hidupnya unfaedah sekali." Bu Kus melotot ke arah mereka bertiga sang pemilik kartu osis. "Sekarang kalian berempat kecuali Rara dan Dava cepat pergi ke lapangan basket, terus bersihin sampai bersih."

"Apa?" seru Azza, Ian, Lisa, dan Dio tidak setuju.

"Bu, nggak ada hukuman lain apa? Masak iya, kaptain basket SMA Cendrawasih bersihin lapangan basket sih, itu bisa merusak nama baik saya sebagai kaptain basket bu." sahut Ian sambil berkacak pinggang.

"Saya tidak mau tau."

"Untuk Rara dan Dava." bu Kus langsung menimpali hukuman Rara dan Dava. Namun, belum selesai bu Kus bicara, ucapannya langsung diputus oleh Rara. "Apa? Sama sii cowok tengil ini?"

"Hukumannya apa bu?" timpal Dava. Sedangkan Rara hanya menganga tidak mengerti. Rara menekuk kedua tangannya di depan dadanya.

"Kalian bersihin kamar mandi, SEKARANG!!" Rara membulatkan mulutnya dan Dava langsung menarik Rara keluar. "Udah mingkem! Nanti ada lalat masuk, baru tau rasa lo." Rara menutup kembali mulutnya kemudian melirik Dava dengan pandangan sinis.

"Yes, gue dihukum bareng Dio,asikkk." batin Lisa.

Pak Bono mengambil keputusan untuk menghukum Rain di bawah tiang bendera.

"What? Kenapa hukumannya cuman itu, Pak?" timpal Azza tidak terima.

"Hukuman itu khusus untuk Rain."

Allo allo gaes, we come back. Maapkan kita kalau updatenya molor. Hehehe:)
Budayakan voment
Ayoo ayoo gaes ikuti terus ceritanya 👍  love all😘

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang