Chapter 8 (Hukuman 4)

32 6 7
                                    

POV Azza.

Lisa, Dio, Ian dan juga Azza sedang membersihkan lapangan yang luasnya luar biasa itu.

"Ck, apa apaan sih tu guru, masa iya gue yang kerennya kayak gini disuruh bersihin lapangan segede gininya, gak banget deh." seru Ian sambil menendang tumpukan daun yang ada didekatnya. Dan secara tidak sengaja, daun daun tadi berhamburan dan mengenai wajah Azza.

"Anjirr, lo tu apa apaan sih, lihat ni muka gue jadi kusut gara gara lo." timpal Azza sembari mengaca di kaca kecil yang selalu dibawanya. "Ih sumpah, muka gue kayak gembel jadinya." Lanjut Azza sembari marah marah tidak terima.

"Lagian lo tuh ngapain juga sih harus disitu saat gue nendang tumpukan daun ini. Dan wajah lo itu nggak ada bedanya kena tumpukan daun ato nggak." timpal Ian dengan nada meninggi.

"Eh, lo tu ya, bukannya minta maaf malah nyalahin orang." Timpal Azza dengan nada semakin meninggi.

Akhirnya terjadilah keributan diantara mereka berdua. Lisa dan Dio? Mereka tidak ada di lapangan itu sejak pertengkaran itu belum terjadi, karena mereka dipanggil oleh Pak Untung ke kantor untuk membantunya.

"Ehmm ehm." mereka berdua menoleh ke arah suara tadi berasal, mereka seketika terkejut.

"E-eh, Bu Tutik, apa kabar , Bu? " tanya Ian sekedar basa basi.

"Baik. Kalian ini ngapain berantem berdua di lapangan, kalian nggak masuk kelas?" jawab Bu Tutik dengan tatapan tajam.

"Aa-nu Bu, kita lagi dihukum sama Bu Kus suruh membersihkan lapangan." sahut Azza dengan gugup.

Bu Tutik memandangi mereka berdua dengan tatapan tajam. Seketika mata Bu Tutik membulat ketika melihat sepatu yang mereka kenakan.

"Itu sepatunya kenapa tidak warna hitam?" tanya Bu Tutik masih dengan tatapan tajam.

"Sepatu saya basah, Bu." timpal Azza sembari menunduk

"Kalo kamu?"

"Sama Bu, sepatu saya juga basah." Timpal Ian sembari meringis.

"Alah, kalian itu alesan aja, kalo sepatu kalian basah, bukan berarti harus melanggar tata tertib kan?" sahut Bu Tutik kali ini dengan nada meninggi.

"I-iya Bu, saya minta maaf." timpal Ian dan Azza secara bersamaan

"Ya sudah, sekarang kalian keruang BK, ambil pilok warna hitam, lalu pilok sepatu kalian."

" Sial ! Mana ini sepatu kesayangan gue, masa harus dipilok sih . " gumam Ian dalam hati

Azza dan Ian pun segera menuju keruang BK dan mengambil pilok warna hitam, mereka memilok sepatu mereka didepan ruang BK. Keheningan terjadi diantara mereka kedua, akhirnya Ian berusaha memecahkan keheningan tersebut.

"Eh Za, gue minta maaf ya soal tumpukan daun tadi, gue bener bener nggak sengaja, dan gue sekarang bener bener tulus mau minta maaf ."

"Iya Ian, nggak usah dipikirin, udah lalu kan?" timpal Azza sembari meringis. Ian yang melihat Azza meringis membuatnya terpesona akan kecantikan gadis itu. Dan membuat jantungnya berdetak secara cepat.

POV Lisa

Lisa dan Dio mengikuti Pak Untung berjalan kearah ruang guru, sesampainnya disana, mereka disuruh untuk mendata anak anak kelas X.

"Pak, emang ini datanya buat apa sih pak?" tanya Lisa

"Nanti data ini akan dibuat untuk kenaikan kelas kalian." jawab Pak Untung sembari memilah berkas berkas. "Nah ini dia, kalian datanya di ruang MGMP aja sana." sembari menyodorkan sebuah berkas untuk dikerjakan mereka berdua.

Ruang MGMP...

Mereka mengerjakan berkas berkas tadi secara bersama, suasana keheningan menyertai mereka berdua.

"Eh Dio, lo tau gak si--" seketika Lisa ingin memecah suasana itu Dio secara tiba tiba memotong perkataan Lisa.

"Lis diem, jangan banyak omong, ntar nggak selesai selesai." jawab Dio dengan nada ketus sembari mengerjakan berkas itu tanpa menoleh ke arah Lisa. Lisa tidak suka dengan sikap Dio, bukannya malah diam tapi malah dia mengerjai Dio dengan mencoret wajah Dio menggunakan pulpen.

"Lis ! Lo apa apaan sih nyoret muka gue pake pulpen?! " kesal Dio dengan nada tinggi

"Upss.. sorry boy, nggak sengaja." timpal Lisa sembari menahan tawa. Dio yang kesal dengan kelakuan Lisa, membalasnya dengan mencoret wajah Lisa menggunakan spidol. Dan kali ini coretan Dio lebih banyak daripada coretan Lisa

"Ih Diooo! " teriak Lisa dengan kesal. Dio yang melihatnya tertawa terbahak bahak.

"Haha, Salah siapa jahil duluan." ejek Dio menjulurkan lidahnya.

Lisa yang tidak terima membalas perlakuan Dio, dan begitu terus tidak ada yang mau mengalah . Dasar kepala batu. Ketika mereka berdua sedang War mereka tidak sadar ada seseorang yang memperhatikan tingkah mereka.

"Eh itu bukannya Dio, Sa? Trus cewek disebelahnya itu siapa?" tanyanya kepada teman disampingnya.

"Jangan jangan itu pacar barunya ?! Tapi tu anak cantik juga, Sa " seru salah satu dari mereka

"Eh Din, Ca, lo pada kalo ngomong dijaga ya! Dio itu cuma punya gue seorang, lagian orang tua juga kita udah ngejodohin kita dari bayi." timpal Shasa dengan nada kesal sembari menatap Dio dan Lisa dengan tatapan sinis.

Yeyyyy, kita 4 kali update, uhuuuuuyyyy. Untuk POV Mauea di tunggu aja kelanjutannya. Caranya, kalian masukin cerita ini ke reading list kalian:)
Budayakan voment:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang