3.

75 8 0
                                    

Ada apa dengannya?

Ia masih menelpon disana. Aku jadi sedikit penasaran.

"Baiklah, jika memang sudah tidak ada kesempatan untukku. Aku akan kesana jika pekerjaanku sudah selesai. Terima kasih atas perhatianmu selama ini. Kuncinya akan kuberikan padamu sebentar." ia menutup telponnya dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Itu berlangsung beberapa menit setelah itu ia menghampiriku sembari tersenyum bagaikan tak ada apa-apa.

"Maaf yah, pasti kau kaget." ucapnya dengan senyuman indah yang terpampang di bibirnya.

"Tidak. Biasa saja." dustaku.

Hening diantara kami berdua. Aku meliriknya sedikit, wajahnya begitu pucat pasi, matanya berkaca-kaca. Ia seperti orang frustasi. Ia dalam masalah. PASTI!

"Kau..." ucapku masih sok-sokan membaca majalah yang bahkan aku sendiri tidak tau majalah apa yang ada ditanganku itu.

Ia mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk sembari melihat kearahku.

"Ada masalah?" tanyaku.

Dia terkejut. Ia menggeleng dan tersenyum.

"Apa-apaan sih? Tidak kok. Yang tadi itu tak usah dipikirkan. Anggap saja tak terjadi apa-apa. Kau khawatir padaku, yah? Hahaha... tenanglah, semuanya baik-baik saja." ucapnya. Aku yakin ia berdusta.

Kenapa ia masih tertawa? Bodoh. Umpatku dalam hati.

"Oh." balasku singkat. Walau jauh dalam hatiku aku sangat penasaran dengan keadaannya.

Aiba's POV

Headphone yang kutaruh di telingaku memang sudah sedari tadi berisik. Satu-satu memanggilkan nama staff yang dibutuhkan. Sampai tiba juga saatnya namaku dipanggil. Aku diminta untuk menyuruh Ninomiya-kun bersiap-siap. Acaranya akan dimulai 15 menit lagi mulai dari sekarang.

"Aku rasa kita sudah harus bersiap-siap Ninomiya-kun." ucapku sembari memperbaiki letak headphone-ku. Merapatkannya ke telingaku.

Ninomiya itu menutup majalah yang tadi ia baca. Ia lalu berdiri dan menuju ke depan meja rias yang ada diruangan itu sembari memperbaiki penampilannya.

"Mau kubantu?" tanyaku sembari memperbaiki rambutnya yang agak berantakan.

Ia mematung. Tiba-tiba ia menghentikan aktivitas memperbaiki dasinya.

"Ada apa?" tanyaku.

"T-tidak." ucapnya.

"Sini biar kubantu." aku merapikan jasnya agar tak terlihat kusut, kurapikan rambutnya, memperbaiki lengan jasnya, dan memperbaiki dasinya.

Anehnya ketika aku sudah memegang dasinya. Ia malah menatap ke dalam mataku.

Hey! Aku takut dihipnotis😑.

"Kenapa melihatku sampai sebegitunya?" tanyaku.

Ia memalingkan wajahnya ke arah lain tanpa menjawabku.

"Hei." panggilnya.

"Hm?"

"Tadi kau bilang menyukaiku, kan? Apa aku tidak salah dengar?"

"Ya ampun, kau masih menanyakan itu? Apa aku harus memasang spanduk besar-besaran diruangan ini dengan tulisan 'Aku menyukaimu Ninomiya-kun'? Kau mau itu?" tanyaku yang masih sibuk memperbaiki dasinya.

"I-itu... M-maksudku... tidak, apa maksudmu bilang begitu?"

"Aku menyukaimu sebagai orang yang kukagumi, tidak lebih." ucapku.

You're my rainbow (NIJI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang