Nino's POV
Pagi itu aku terbangun dan menyadari kalau semalaman aku ketiduran di meja makan.Setelah mengatakan hal aneh seperti itu, aku langsung merasa hancur, dan ingin segera menghilang dari dunia. Kemarin, bukanlah waktu yang baik untuk berkata seperti itu padanya.
Aku langsung ke dapur untuk mengambil air putih dingin dari dalam kulkas dan menyiram sedikit wajahku di wastafel.
Begitulah, bagaimana aku bisa tertidur disini.
KLEK! Kudengar suara pintu ditutup. Itu dia. Aku langsung menenggelamkan wajahku di lipatan tanganku di atas mejaku.
Langkah kakinya semakin mendekat. Aku menjadi gugup. Benar-benar menyedihkannya laki-laki seperti aku yang mencoba lari dari suatu perbuatan memalukan. Kuakui aku benar-benar menjijikkan saat ini.
Aku mendengar suara kursi disampingku ditarik. Aku belum mau melihatnya, aku masih berpura-pura tertidur pulas walau hatiku sedang gundah saat ini.
"Aku tidak pantas untuk orang sepertimu, Ninomiya-kun. Aku tidak bisa bersamamu dengan banyak alasan wajar bersamanya." katanya disampingku. Aku menggerakkan wajahku sedikit untuk meliriknya tanpa dia menyadari gerakanku.
Kulihat ia menatapku. Ia menidurkan kepalanya diatas lengan tangannya, dengan mata berkaca-kaca dengan senyumannya, bibirnya menjadi memerah dikarenakan air mata yang mulai jatuh dipipinya. Hidungnya pun ikut memerah.
"Aku hanya orang menjijikkan yang di persampah oleh orang-orang terkecuali kau. Kau tidak boleh mengambil sampah dan menyimpannya dirumah bersamamu, kan?" ia masih terisak sembari mengatakan kalimat itu.
Aku merasa dadaku menjadi sesak setelah mendengarnya. Aku masih bertahan di posisi seperti itu, ia juga belum menyadari bahwa mata kananku yang tertutupi poni sedang menatapnya.
"Aku memalukan yah!" ia tertawa seketika. "Aku hanya berani berkata begini saat kau tidur, bodohnya aku tak bisa jujur di depanmu. Aku... hanya takut, kau tiba-tiba..." aku langsung meraih tangannya.
Dia terkejut.
"Kau bangun? S-sejak kapan? Ah, m-maafkan aku." katanya.
Aku masih menyembunyikan wajahku di lengan dengan tanganku yang lain masih memegangnya.
"K-kau free hari ini?" tanyaku gugup.
"I-iya." Mendengar kalimat itu lantas membuatku mengangkat wajahku dan tersenyum menatapnya.
"Ayo, pergi denganku! Kita berdua!" ajakku.
"Eh? Bukannya kau harus syuting hari ini?" tanyanya.
"Syutingnya di tunda besok, jadi ayo habiskan 1 hari ini bersama, dan mari kita lihat apakah kau masih bisa menolakku setelah ini?" aku kegirangan mengajaknya.
Dia melepaskan tanganku. Ia menatapku dengan mata ketakutannya itu "lagi".
"Aku tidak mau."
"Kenapa?"
"Kita tidak bisa."
"Kena--" dia memotong ucapanku.
"Karena kita memang tidak bisa bersama!" teriaknya.
"Apa maksudmu?"
"Ninomiya-san, aku ini bukan orang yang selevelmu, aku hanyalah orang rendahan yang ingin mencari cara bertahan hidup. Aku memang butuh seseorang untuk dicintai, tapi bukan kau! Aku takut menerimamu! Aku takut terlalu bahagia dan melupakan hal-hal yang menakutkan seperti resiko semacamnya. Jangan pilih aku, Ninomiya-san! Tolonglah!" ia menangis dihadapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're my rainbow (NIJI)
ФанфикPair : AiMiya (Aiba Masaki & Ninomiya Kazunari Genre : Romance, drama Ketika aku, seorang Ninomiya Kazunari telah jatuh cinta pada seorang dengan kepribadian kikuk, ceroboh. Tapi, entah mengapa senyumnya begitu mengancam dadaku. AKU JATUH CINTA PADA...