1 tahun kemudian...
Melisa berjalan di dalam sebuah gedung hotel di acara sebuah resepsi pernikahan dengan memakai seragam bridesmaid. Dari jauh terlihat seorang pria selalu menatap ke arah Melisa. Pria tersebut selalu mengikuti gerak-gerik Melisa.
Tidak berapa lama kemudian teman bridesmaid Melisa pergi meninggal kan Melisa sendirian. Melisa tetap berdiri sendirian sambil memegang sebuah gelas dan sambil melihat sepasang pengantin yang sedang tersenyum bahagia. Melisa pun berbicara sendiri di dalam hati dengan sangat sedih.
Tuhan, kapan aku bisa merasakan indahnya sebuah pernikahan seperti mereka berdua? Mungkinkah kebahagiaan itu akan datang padaku, tuhan? Apakah aku bisa menjadi seorang istri untuk pria yang aku cintai? Apakah aku bisa menjadi seorang ibu untuk 1 orang anakku? Hanya 1 tuhan, kau tidak perlu memberikanku banyak anak seperti orang lain yang aku butuhkan hanya 1 orang anak.
Pria yang selalu mengawasi gerak-gerik Melisa langsung mendekat ke arah Melisa dan menaruhkan sesuatu ke dalam gelas minuman Melisa tanpa sepengetahuan Melisa.
Setelah itu, pria tersebut pergi berlalu melewati Melisa sambil tersenyum menyeringai. Melisa pun minum air tersebut sampai habis sambil melihat pria tersebut. Tidak berapa lama kemudian Melisa merasakan kepalanya berputar-putar. Melisa segera pergi meninggalkan tempat tersebut dengan berjalan sempoyongan.
Pria yang memasukkan sesuatu di dalam gelas Melisa tadi berjalan di belakang Melisa. Saat Melisa akan memasuki sebuah lift, tiba-tiba Melisa langsung jatuh pingsan dan pria tadi langsung menangkap tubuh Melisa dan menggendong tubuh Melisa dengan senyum menyeringai dan membawa Melisa masuk ke dalam kamar hotel.
Pria tadi meletakkan tubuh Melisa ke atas kasur yang sangat empuk. Pria tadi pun mengelus-elus pipi Melisa dengan lembut sambil berkata...
Hei beautiful bridesmaid, kamu adalah bridesmaid yang paling cantik yang aku lihat sejak di gereja tadi. Sekarang, tidurlah dengan nyenyak. Kamu jangan bangun dulu sebelum aku selesai melampiaskan nafsuku pada tubuh indahmu. Hari ini kamu adalah milikku seutuhnya. Beautiful bridesmaid, kamu adalah korban pertamaku. Kamu harus merasakan betapa tidak beruntungnya memiliki wajah yang sangat cantik. Lagi pula aku sangat membenci semua wanita yang berwajah cantik, karena di mataku wanita cantik itu pasti memiliki hati yang sangat busuk.
Pria tadi pun mulai menciumi semua bagian wajah Melisa satu persatu. Mulai dari kening, kedua mata, hidung, kedua pipi, bibir dan leher Melisa dengan lembut sambil tersenyum menyeringai. Pria tadi pun kembali mencium bibir dan leher Melisa dengan penuh nafsu lagi dan lagi.
Pria tadi pun langsung membuka satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Melisa dan di tubuhnya. Pria tadi pun menciumi tubuh Melisa dengan penuh gairah dan nafsu. Pria tadi pun memperkosa Melisa yang sedang pingsan, melepaskan nafsu bejatnya dan meninggalkan banyak bekas kissmark di bagian leher dan dada Melisa.
Setelah selesai melampiaskan nafsu bejatnya, pria tadi sangat syok melihat tetesan-tetesan darah segar yang ada di atas sprei Putih. Pria tadi pun berkata...
Ya tuhan...
Jadi dia masih perawan, apa aku salah memilih korban?Pria tadi pun cepat-cepat mengenakan pakaiannya dan menutupi tubuh Melisa dengan selimut. Setelah itu, pria tadi cepat-cepat meninggalkan kamar hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Bridesmaid (1-24 End).
RomanceMelisa seorang beautiful bridesmaid bertemu dengan seorang pria tampan di depan sebuah gereja. Saat di sebuah resepsi pernikahan di hotel, Melisa pingsan di depan sebuah lift hotel dan di perkosa oleh orang yang tidak di kenal.