Part 7

14.3K 739 5
                                    

Sesampainya di depan pintu ruang rawat Melisa, Zac tidak jadi masuk. Dari balik pintu Zac hanya mendengarkan pembicaraan Melisa, tantenya, omnya dan Mika.

Om, tante, Mika...
Kenapa Lisa ada di rumah sakit?
Ucap Melisa yang baru sadar dari pingsan.

Tadi kamu pingsan Mel di dalam mobil bos kamu. Bos kamu yang bawa kamu ke rumah sakit.

A...apa?

Dengan beruraian air mata Melisa berkata...

Pak Zac nya mana, tante? Apa pak Zac tahu kondisi Lisa sedang hamil dan sakit? Apa pak Zac akan memecat Lisa hari ini juga? Nanti Lisa akan kerja di mana?

Mama Mika menghapus air mata Melisa dan membelai-belai rambut Melisa dengan lembut. Mama Mika pun berkata...

Bos kamu sedang keluar Mel. Bos kamu memang tahu kondisi kamu sedang hamil dan sakit, tapi kamu jangan khawatir, bos kamu tidak bisa memecat kamu seenaknya gitu aja, kamu kerja kan terikat kontrak, nak.

Om, tante, Mika...
Maafin Lisa ya sudah merepotkan kalian semua.

Nggak ngerepotin Mel, yang penting kamu baik-baik aja. Kamu kan dulu pasien om dan sahabat Mika. Ingat ya Mel, nggak boleh banyak pikiran. Kamu harus jaga kesehatan kamu.

Iya om.

Dengan mata berkaca-kaca Melisa berkata...

Tante, kedua anak-anak Lisa baik-baik aja kan? Mereka berdua nggak apa-apa kan? Mereka berdua bisa bertahan di dalam rahim Lisa kan?

Mel, kamu sebaliknya gugurkan kandungan kamu secepatnya ya nak? Kamu tidak bisa terus menerus mempertahankan kedua bayi kamu karena akan mengancam nyawa kamu. Kamu harus secepatnya melakukan pengobatan, kemoterapi dan di operasi. Kalau kamu terus-terusan tidak minum obat seperti ini, sel-sel kanker kamu akan semakin cepat berkembang.

Tante, Lisa mohon jangan paksa Lisa untuk menggugurkan anak-anak Lisa. Mereka berdua adalah darah daging Lisa.
Ucap Melisa beruraian air mata. Mika pun berkata dengan penuh emosi.

Mel, aku kesal banget sama kamu. Kenapa kamu keras kepala seperti ini sih? Kenapa sih kamu harus memper tahankan mati-matian kedua anak-anak dalam perut kamu itu sampai-sampai kamu tega mempertaruhkan nyawa kamu seperti ini? Mereka berdua itu anak dari bajingan yang telah memperkosa kamu, Melisa...!!!
Lebih baik kamu gugurin sekarang juga atau aku akan bilang sama ayah ibu kamu bahwa sebenarnya kamu itu sakit kanker rahim dan kamu hamil itu karena kamu di perkosa oleh pria brengsek yang nggak kamu kenal sama sekali. Dengan begitu kan kamu bisa kembali ke rumah orang tua kamu. Kamu nggak perlu lagi tinggal di kost-kostan sendirian. Cukup 2 bulan Mel, kamu tinggal di kost-kostan sendirian.

Mika...!!!
Jaga ucapan kamu, kamu itu seorang dokter. Jaga perasaan pasien apalagi Melisa adalah sahabat kamu sendiri.
Ucap papa Mika.

Maaf pa...
Maaf Mel...
Ucap Mika melunak.

Melisa duduk di atas ranjang dan berkata dengan beruraian air mata.

Mika, aku mohon jangan bilang sama ayah dan ibu aku ya? Aku nggak mau menambah beban pikiran kedua orang tua aku dan adik-adik aku.  Tolong Mika, jangan paksa aku untuk ngebunuh anak-anak aku sendiri. Mereka berdua hidup di dalam rahim aku. Mereka berdua harapan aku satu-satunya. Aku pengen menjadi seorang ibu seperti wanita-wanita lain. Meskipun aku nggak akan pernah bisa merasakan indahnya jadi seorang pengantin wanita seperti kamu dan wanita-wanita lain. Mungkin udah nasib dan takdir aku hanya menjadi seorang bridesmaid di pernikahan orang lain, Mika.

Ucap Melisa beruraian air mata.

Beautiful Bridesmaid (1-24 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang