Bas tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah karena sebuah permainan konyol. Bas juga tidak pernah menduga jika permainan konyol itu akan melibatkan seorang lelaki yang sebelumnya tidak terlalu Bas kenal.
Bas hanya tahu jika lelaki itu sangat dingin. Bahkan dinginnya melebihi kutub selatan. Sudah,itu saja.Bas juga sungguh tidak menyangka ternyata laki-laki es itu setengah waras dan setengah gila.
Bagaimana tidak gila,jika saat ini God mendorong badan Bas dengan kuat hingga membentur dinding. Bahkan bunyi gedebuknya sangat keras menandakan betapa bertenaganya dorongan itu.
Bas meringis. Sumpah,punggungnya terasa sangat sakit. Ia lalu mencoba untuk melepaskan diri. Bas memberontak tapi ternyata God lebih kuat menahannya.
Ketika tatapan mereka bertemu, tubuh Bas berhenti berontak. Entah karena letih, sudah menyerah atau karena terhipnotis oleh sepasang mata tajam nan teduh milik God. Jarak wajah mereka begitu dekat. Sangat dekat. Sampai Bas bisa merasakan deru nafas God yang terdengar marah.
God perlahan memajukan kepalanya. Mengikis jarak diantara mereka.
Mata Bas yang sudah bulat makin membulat. Dan seketika ia memundurkan kepalanya. "H-hei!!! Mau apa??!!!"
God seketika melumat bibir Bas. Kedua belah bibirnya atas bawah. Bas tentu saja berontak dengan brutal. Tapi pemberontakan itu justru membuat God makin menjadi-jadi. Mengunci kuat tubuh Bas agar tak bisa melepaskan diri.
Selagi God melumat-lumat,berusaha untuk mengajak Bas perang lidah. Namun, Bas terus saja berusaha menghindar.
God sungguh tak mengerti kenapa ia sangat ingin sekali memberi Bas hukuman dengan sebuah ciuman panas. Ia hanya melakukan apa yang diperintah otaknya, mengabaikan kenyataan bahwa mereka masih di toilet kampus yang bau pesingnya minta ampun. Siapapun bisa saja datang menerobos kedalam toilet pria itu dan menangkap adegan yang membuat para manusia-manusia lurus bakal muntah. Namun, God tidak peduli. Ia masa bodoh. Ia ingin memberi pelajaran pada pria mungil ini agar tidak bertindak sesuka hati dan berbuat mesum dengan wanita lain disaat mereka sudah terikat sebuah hubungan. Atau setidaknya begitulah anggapan God. Bas itu pacarnya, ingat?
God hanya ingin menghapus sisa-sisa ciuman Bas dengan wanita tadi. God tidak suka bibir mungil yang sudah membuat ia kecanduan itu,melumat-lumat bibir orang lain. God tidak rela."Uhmmm....... " desah God dengan suara beratnya nan merdu.
God sangat menikmatinya. Ini bahkan lebih nikmat dari apa yang pernah God bayangkan. Bahkan ciuman pertama mereka kemaren di kantin kampus tidak senikmat ini.
God menyudahi ciuman sepihaknya. Beruntung ia bukan orang yang gampang khilaf karena nafsu. Jadi sebelum God mencapai tahap gilanya, God pun buru-buru melepaskan.
God menatap Bas yang terengah-engah. Keringat membanjiri wajah pemuda berandalan itu. Membuat rambut didahi Bas agak lepek. Bibir merahnya yang setengah terbuka itu memerah dan bengkak.
Sial!!!! God memaki didalam hati. Bas terlihat sangat sexy dimata seorang God Itthipat.
************
Jika God menatap Bas dengan tatapan lekat yang sarat akan nafsu, lain halnya dengan Bas.
Bas tak menunjukkan ekspresi senang sama sekali. Ia menatap God dengan mata berkilat-kilat. Penuh amarah dan kebencian.Laki-laki didepannya ini sepertinya benar-benar tidak waras. Iya, laki-laki waras mana yang dengan senang hati mencium laki-laki lain yang jelas-jelas menyukai wanita. Didepan kantin dan toilet umum. Kalau God mau gila, gila saja sendiri. Bas tidak mau ikutan gila. Mau taruh dimana mukanya nanti jika sang ayah mengetahui kelakuan bejat anaknya dikampus. Anak yang dibanggakan dilecehkan oleh sesama lelaki. Mungkin ia akan ditendang sang ayah ke planet pluto. Atau lebih kejamnya, Bas akan dicincang dan dikasih makan buaya. Ah, membayangkannya membuat Bas mual.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRUTH or DARE (BoyxBoy)
Teen FictionBas Suradet adalah seorang laki-laki straight tulen. Bagaimana jika ia terjebak permainan yang dimainkannya bersama kedua temannya dan bertemu dengan Pangeran Es yang ternyata adalah seorang bisex?