BAB 4

34 1 0
                                    

Jas dan Sarah kini duduk di café caffeine yang letaknya tidak jauh dari salah satu mall besar di batam, Nagoya City Mall. Dua latte dan satu tiramisu kini menghiasi meja mereka.

            “ so.. apa yang terjadi antara kau dan Brinka? “ sarah langsung ke point

            “ dia menjaga jarak setelah kejadian di Paris. Aku sudah mengatakan semuanya”kata Jas.

            “ kau mengatakan jika kau tidak memiliki tunangan? Kau berpura-pura agar kau bisa mendekatinya sebagai sahabat dan berharap menjadi cinta? “ tanya sarah memastikan rencana lima tahun yang lalu mereka buat bersama. Sarah adalah sepupu Jem. Jas,Jem dan Sarah kerap kali menghabiskan waktu bersama di hari sabtu. Mungkin sekedar jalan-jalan ke luar kota atau menghabiskan waktu bosan bersama.

            “ tidak. Bukan begitu sarah.” Sarah memandang Jas yang dulu ceria kini berantakan. janggut mulai tumbuh begitu juga dengan kumis tipis yang kini menghiasi wajahnya. Ya, itu menambah kesan manis di wajah Jas tapi melihat pipi tirus dan tubuh yang kemarin kekar kini mulai mengurus itu, Sarah sungguh melihatnya penuh keprihatinan.

            “ Dia tau jika aku sedang belajar mencintainya”kata Jas sendu menatap gelas yang didepannya. Sungguh seperti seorang wanita yang sedang rapuh.

            “ lalu? Bagaimana tanggapannya?”                                                 

            “ dia tidak ingin aku jatuh cinta padanya.” Kata Jas pelan.

            “ Jas. aku yakin dia berkata seperti itu karena melihat kau dan tunangan khayalanmu itu tidak benar-benar nyata. dia takut menjadi orang ketiga di antara kalian.”kata Sarah. Dia sedang memposisikannya sebagai tim juri berdasarkan apa yang di ceritakan Jas selama ini padanya.

            “ benarkah? Tapi kalau memang itu di pikirannya, kenapa dia mendekatiku dan menerima pelukanku selama ini. kontak fisik itu terlihat nyaman diantara aku dan dia. Terlebih dengan dia yang terkadang menarik lenganku di kala dia sedang sedih merindukan sosok Jem. Ya Tuhan! Apa mungkin saat bersamaku dia berkhayal jika aku adalah Jeremy?” kata Jas frustasi.

            “ Jas…sulit memang ketika kita mengetahui orang yang kita cintai meninggalkan kita secara tidak biasa. Terutama saat menyelamatkan nyawa kita. Brinka butuh waktu”kata Sarah. Kata-kata itu terus mengitari otaknya setiap kali dia berusaha menghibur Brinka dan ingin menyatakan semuanya, waktu yang menjadi penghalang. Ketika Brinka sedih mengingat masa lalu yang tiba-tiba terlintas, yang di yakini adalah Brinka butuh waktu.

            “ dia memang butuh waktu. Tapi lima tahun apa itu tidak cukup. Dan apa tidak adakah perasaannya terhadapku selama lima tahun? Meskipun hanya percikan sisa-sisa api Sarah, apa tidak ada? Aku tidak tau harus bagaimana lagi” kata Jas.

            “ apa kau..mencintainya?”tanya Sarah dengan nada serius.

            “ aku mencintai dia Sarah. Aku mencintai gadis kopiku.” Kata Jas dengan nada terdengar bersungguh-sungguh.

_

            Perlahan dia keluar. Dia merapatkan mantelnya dan merapatkan topi wolnya. Penampilan feminism seperti itu tidak akan ada orang yang bisa mengira jika itu adalah sosok Brinka, karena Brinka yang selama ini adalah Brinka yang gelap, gemar dengan warna-warna gelap yang membuatnya terlihat lebih berani.  Kakinya lemas, jantungnya berdetak kencang ketika mendengar perkataan itu. Setelah dua bulan yang lalu, dimana dia terakhir kali bertemu sosok Jem dalam mimpinya dia berusaha mempelajari Jas. Tanpa Jas tau, gadis itu terkadang diam-diam mengikuti Jas. seperti sekarang, dia mengikuti Sarah dan Jas ke kedai kopi, ikut mendengarkan percakapan mereka. Sedari tadi dia menahan gejolak hatinya yang ingin berlari keluar. Dan ketika dia mendengar pernyataan jika Jas mencintainya, dia tidak tahan lagi berada didalam. Entah apa artinya itu tapi yang pasti haru, bahagia, kecewa, sedih semuanya bercampur aduk belum menemukan sisi yang tepat. Jika memang Jas adalah orang dan takdir hidupnya, kenapa dia begitu sulit membuka ruang yang kini sudah diserahkan kembali kuncinya oleh si pemilih lama kepada dirinya.

My Coffee GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang