#6 🔞

6.3K 476 70
                                    

Setelah Krist dan Singto resmi untuk berpacaran, tidak ada yang berbeda dari kedua orang pria itu, keduanya masih sama seperti biasanya, masih sering ribut dan juga tidak pernah akur, lalu Krist juga masih suka bersikap sinis pada Singto, tidak ada yang berubah dari hal itu sama sekali, hanya saja pria manis itu sedikit lebih manja pada pria itu.


Singto menatap Krist yang kini tengah memandang pemandangan yang terpampang jelas dari luar kaca mobil, seperti biasa pria itu mengantarkan Krist untuk pulang setelah kelas pria manis itu berakhir.

"Kau kenapa lagi?" Tanya Singto, sambil mengelus lembut rambut Krist, dengan mata terfokus arah jalanan di depannya.

"Jangan bertanya." Jawab Krist, tidak memperdulikan Singto.

"P' salah apa lagi kali ini?" Tanya Singto, sembari sesekali menatap Krist.

"Tanya pada dirimu sendiri." Jawab Krist ketus.

"P' tidak tahu karena itu P' bertanya, jika P' tahu untuk apa P' bertanya padamu." Kata Singto.

"Kau membohongiku lagi." Tukas Krist, tanpa mau menatap kekasihnya itu.

"Membohongi apa?" Tanya Singto yang tidak mengerti.

"Tidak usah berpura-pura bodoh, atau kau memang bodoh? Kau bilang kau tidak akan pernah kesana lagi, tapi nyatanya kau masih pergi ke sana tadi malam, temanku melihatmu disana." Jawab Krist.

Mendengar hal itu, Singto langsung menepikan mobilnya di pinggiran jalan, lalu kemudian beralih untuk menatap Krist, dimana kini pria manis yang duduk di sampingnya, memasang wajah kesalnya.

"P' kesana hanya untuk menemui teman, hanya itu saja." Jelas Singto.

"Bohong! Kau pasti menemui wanita itu." Tuduh Krist.

"Tidak, untuk apa P' menemui wanita itu." Sangkal Singto.

"Aku tidak percaya, sekali orang berbohong itu pasti akan terus berbohong untuk menutupi kesalahannya." Kata Krist, tidak mau percaya pada ucapan Singto, karena itu kenyataan, sekali seseorang berkata sebuah kebohongan untuk menutupi kesalahannya, pasti dia akan terus melakukan hal yang sama, untuk menutupinya.

"Krist..." Panggil Singto.

Tidak ada sahutan, ataupun jawaban dari pria manis itu, Krist justru mengambil headset dari dalam ranselnya, dan memakainya.

Pria manis itu memutar musik sangat kencang supaya tidak bisa mendengarkan penyangkalan Singto, Krist sudah terlalu malas untuk hal itu.

Padahal pria itu sendiri yang berjanji pada Krist, dia tidak akan pergi ke tempat itu lagi, tapi apa nyatanya semua itu bohong, kelakuan pria itu selalu saja membuat Krist kesal, dan juga marah.

Singto yang melihat hal itu, langsung membuka headset yang di kenakan oleh kekasihnya itu, dan menatap Krist, sambil memegangi bahu pria manis itu, supaya Krist mendengarkan apa yang dirinya katakan.

"P' tidak bohong, kau bisa bertanya pada yang lain nanti, P' kesana hanya menemui teman, tidak ada yang lain." Jelas Singto, berharap Krist percaya kepadanya.

Krist hanya mengagukkan kepalanya, "cepat jalan, aku mau pulang." Ujar Krist.

"Bukankah, kita mau ke tempat P'? Katanya kemarin kau bosan, dirumah sendirian?" Tanya Singto.

"Itu kemarin, sekarang beda lagi." Jawab Krist, sambil melipat tangannya di dada.

"Kau masih marah? dan tidak percaya?" Tanya Singto, sembari mengusap lembut pipi Krist, tetapi pria manis itu langsung menampiknya.

[12]. Do You Know [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang