#1

10K 631 56
                                    

Di sebuah kafe.

Ada seorang pria manis yang kini tengah duduk di meja paling ujung kafe itu, dengan bibir mengerucut, pria manis itu kini tengah menunggu seseorang, tetapi orang yang di tunggu-tunggu nya itu tidak kunjung datang juga.

Dengan kesal di liriknya jam tangan yang tengah di kenakan olehnya, tangan pria manis itu mengetuk-ngetuk meja dengan tidak sabaran, hingga membuatnya memutuskan untuk pergi darisana.

Tetapi belum sempat pria manis itu pergi, pintu kafe itu terbuka, dan orang yang di tunggu-tunggunya itu akhirnya datang juga, pria manis itu langsung menatap pria itu dengan sinis.

"Jam berapa ini? Apa kau tidak punya jam atau bahkan tidak bisa melihat jam." Ujar Pria manis tadi dengan kesal.

"Maaf, tadi aku lupa." Sahut orang itu.

"Apa kau bilang, lupa?" Pria manis itu menatap pria yang ada di depannya dengan geram, dan ingin sekali menendangnya.

"Maaf, Krist." Jawab pria itu.

"Katakan apa mau mu, cepat." Ujar pria manis yang ternyata bernama Krist itu.

"Jadilah kekasihku." Sahut pria tadi dengan lantang.

Dahi Krist langsung berkerut, dan menatap pria itu dengan tajam, "kekasih? Yang benar saja, jika mau di anggap tidak normal pergilah sendiri, jangan membawaku ikut kedalam masalahmu." Tolak Krist kesal.

"Tidak ada, cara lain, jika kau ingin menjadi adikku aku juga tidak masalah punya adik manis seperti mu." Ujar pria itu.

"Adik manis kau bilang, kata-kata mu itu menggelikan tahu. Siapa yang mau jadi adikmu, kenal kau saja aku tidak mau." Sahut Krist sinis.

"Jika seperti itu jadilah kekasihku, itu lebih baik. Jika orang tua kita, tidak jadi menikah kau bisa putus dariku." Tawar Pria tadi.

"Jangan Gila P'Singto! Sampai kapanpun aku tidak mau." Tolak Krist mentah-mentah.

"Terserah padamu itu, pilihan ada di tanganmu." Ujar Singto sambil mengangkat bahunya, tidak memperdulikan tatapan mematikan yang Krist berikan padanya sekarang.

Pria manis itu menatap pemandangan yang berada di luar kafe, dimana banyak orang yang berlalu-lalang di jalanan yang kini berada di depannya. Krist menatap lurus ke arah jalanan, dengan pandangan yang menerawang jauh entah kemana, semua ini membuatnya mengingat hari tersial didalam hidupnya, dimana hari itu dia bertemu dengan Singto.

Flashback.

Hari itu Krist yang tengah berpakaian dengan rapi, berjalan bersama ibunya, memasuki sebuah restoran, dengan malas Krist berjalan mengikuti ibunya.

"Mae, Krist malas." Rengek Krist.

"Bukankah, Krist berjanji akan ikut dengan Mae." Ingatkan ibunya.

Krist hanya menghela nafas beratnya, dan menatap ibunya dengan bibir mencebik, Jika karena tidak ingin di anggap sebagai anak durhaka, tidak akan mungkin Krist mau ikut kesini.

Untuk apa pergi kesini, hanya untuk menemui pria itu, pria yang akan menjadi ayah tirinya, bayangkan saja kenal saja tidak, dan sekarang Krist harus bertemu dengan pria itu bahkan anak dari pria itu.

Keduanya berjalan memasuki sebuah ruangan, di dalam sana terlihatlah ada dua orang pria yang tengah duduk di meja itu, dan menatap ke arah Krist dan ibunya.

Seketika itu juga Krist langsung kaget, karena orang yang bersama dengan pria itu adalah seniornya di kampus.

Apa iya, dia anak pria itu, dan jika iya, berarti Krist akan menjadi adik pria itu, astaga itu mimpi buruk, karena pria itu suka sekali memeganggu orang lain, dan Krist tidak suka dia.

[12]. Do You Know [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang