"Hin, mau kema-" baru aja Sakura mau ngangkat panggilan masuk dari Naruto di ponselnya, sahabat elektronnya sudah pergi dari hadapannya. Padahal bekal makan siangnya belum habis, gak biasanya.
Kan biasanya Hinata itu makan dulu nomor satu. Biar semangat katanya. Iyain aja udah
Jadi ceritanya, tadi di grup line OSIS, ada pengumuman kalau mereka disuruh ngumpul di ruang OSIS. Iya, hinata itu anggota OSIS juga. Anggota OSIS yang masih anget-angetnya, baru dilantik 3 hari yang lalu, pas lagi upacara bendera.
Eitsss.. Jangan berpikiran kalau Hinata itu ikut OSIS cuman gara-gara Sasori. No. Salah besar. Cita-cita dia sejak SMP itu ya ikut OSIS, tapi pas SMP waktu ada seleksi dia sakit terus. Jadi ya pas SMA aja dia wujudin cita-citanya. Inget ya, bukan buat pdkt sama Sasori, tapi kalo sekalian sih ide bagus juga kayaknya. Ehe 🌚
Brukk
"Aww," erang Hinata sewaktu pantatnya menyentuh lantai koridor yang kayaknya tadi pagi belum disapu.
"Kalau jalan itu liat-liat coba, biar gak ada korban kayak gini."
Oknum berinisial US yang masih anteng aja —walau agak kaget— ngeliat Hinata yang masih bergumam sambil berdiri terus menepuk-nepuk pantatnya beberapa kali karena ada debu yang menempel. Yaiyalah, kan belum di sapu, neng.
Oknum US menaikkan sebelah alisnya. Perasaan tadi dia cuman berdiri di luar kelas, nungguin temennya buat ngantin bareng, terus ada yang lari dan nabrak dia. Tapi yang nabrak dia malah bilang kalo dia jalan gak bener?
Hadehh.. si ganteng dari kelas 10 MIPA 1 mah diem aja.
"Kamu yang nabrak."
"Nggak mungkin. Pasti kamu."eyel Hinata.
Ia mendongakkan wajahnya dan secara langsung melihat siapa oknum yang -katannya- menabraknya tadi.
"Ih! Ayam?" Pekik Hinata nggak nyantai, sampe bikin orang yang lewat pada ngeliatin mereka. Duh berasa jadi artis.
"Si bantet ternyata." Gumam Sasuke, malas.
"Ngapain lo di sini? Gak ngumpul OSIS? Kalau gak serius di OSIS, mending keluar aja sana." Yeuuu.. ngegas mbaknya. Mentang-mentang -calon- bucinnya dia ketos.
"Ngumpulnya habis istirahat, bantet." Oknum US yang ternyata bernama Uchiha Sasuke itu memutar matanya malas. Malas ngadepin si bantet kelebihan elektron di depannya.
Hinata mengerjapkan matanya beberapa kali, "Ya gak papa sih kalo ngumpulnya sekarang. Sekalian bantu-bantu buat nyiapin rapat kan bisa?" Kilahnya.
"Bilang aja mau modus sama kak Sasori. Kalo masuk OSIS cuman buat modus, mending keluar aja. Dasar."
Sasuke balik ngegas.
Mereka berdua kalau sudah ketemu emang bahaya. Mereka juga kalau ngomong berdua v nggak pernah pake aku-kamu, pasti elo-gue. Katanya sih geli —jijik— kalo manggil pake aku-kamu. Makanya sebisa mungkin mereka berdua dijauhkan. Tapi susah, pasti ketemu terus. Apalagi mereka satu organisasi.
Jodoh kali ya? (͡° ͜ʖ ͡°)
Hinata diem sebentar. Mikirin ucapan Sasuke.
Bener sih masalah mau bantu-bantu beresin RO itu cuman alasan, tapi seratus persen bukan buat modus sama Sasori.
Dia cuman mau ngehindarin sesuatu yang belum siap dia terima aja.
"Heh! Kenapa bengong? Buruan ke RO. Kata kak Sasori rapatnya dimajuin. Bahagia kan, lo?"
Sasuke narik tangan Hinata, soalnya kalo gak kayak gini mungkin Hinata masih diem aja di tempat sama pikiran-pikirannya yang entah kemana.
Akhirnya selama perjalanan ke RO, tangan Sasuke masih genggam tangan Hinata. Mungkin keduanya masih belum nyadar, makanya masih anteng aja. Coba kalo sudah nyadar, saling banting-bantingan mungkin.
"Iya—
Sasuke berhentiin langkahnya pas denger Hinata akhirnya ngomong.
— gue bahagia."
————————————————
Bahagia aku itu—
—kamu.
————————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
Undercover [End]
Fanfictionun•der•co•ver (adj)secret or hidden; not openly practiced or engaged in or shown or avowed A/N Ooc in your area. Start -> 26/05/18 Finish -> 28/06/18