"Mama... Seita sangat kecil, Setsu takut akan membuat Seita terjatuh..." ucap seorang anak kecil yang kini tengah menggendong adiknya. Dengan lembut, senyuman itu terbilang tulus, tangan yang lebih besar mengelus surai si kecil biru dengan lembut.
"Peluklah Seita-kun dengan erat, nak.... Dengan begitu, Seita-kun pasti aman bersamamu...." ucap seseorang yang lebih tua, panggilan 'mama' yang merekat menambah penjelasan siapa yang sedang berbicara.
------- SEQUEL OMEGA BUTLER ------
-HAPPY READING MY BELOVED READERS-Setsu kecil memasang wajah kebingungan. Ditangannya kini, seorang anak kecil dengan rambut yang masih jarang-jarang berwarna merah seperti warna rambut kepala keluarganya, tampak tertidur nyenyak. Terlihat jelas bahwa bayi tersebut sangat nyaman berada di pelukan Setsu, anak pertama dalam keluarga Akashi.
Tahun-tahun pertama ketika Setsu telah lahir, menkaja tahun terberat yang pernah Akashi dan Kuro -Tetsuya alami. Kenyataan bahwa anak yang telah di lahirkan Tetsuya adalah seorang omega, membuat Seijuuro harus mengalami berbagai pembicaraan tak enak dihati dan telinga.
Namun, meskipun begitu Seijuuro tetap saja berlaku tegas dan tak pernah memperdulikan perkataan-perkataan orang yang berada dilingkungannya. Begitu pula dengan Tetsuya. Tetsuya yakin, bagaimanapun orang mencaci makinya, Seijuuro akan selalu memihaknya dan takkan pernah ingkar padanya.
***
"Tetsuya, aku pulang sayang...." sunyi, bahkan suara langkah kaki tanda-tanda Tetsuya akan menyambutnyapun tidak terdengar. Kemana Tetsuya. Kaki menelusuri rumah kecil itu dengan pelan.Mata tertuju pada dua sosok yang sedang tertidur dengan pulasnya. Namun yang menjadi fokus Seijuuro bukanlah pose mereka, melainkan sesuatu yang tergenggam oleh Tetsuya. Benda pipih yang Seijuuro tahu apa fungsinya.
Langkah dibawa mendekat perlahan, agar permaisuri hatinya tidak terbangun. Wajah pucat yang menjelaskan rasa kelelahannya membuat Seijuuro paham mengapa Tetsuya tidak menyambutnya pulang.
Perlahan tangan yang menggenggam benda pipih tersebut digenggam, ditarik pelan dan dibawa kehadapannya. Dengan lembut, jemari lentik itu dibuka sehingga benda pipih itu kini terbebas.
Seijuuro menatap benda itu, dan matanya terbelalak ketika mendapati kenyataan bahagia yang diterima dirinya. Dua garis merah mempertandakan bahwa Tetsuya sedang mengandung membuat penatnya hilang.
Mendengar suara berisik yang dekat dengan telinganya, membuat Tetsuya bangun.
"Nhh.... Sei-kun? Kamu sudah pulang?" ucapnya dengan parau karena baru saja bangun. Lalu sedetik kemudia ia membuka matanya lebar.
"Se-Sei-kun? Maafkan aku, aku tak menyambutmu pulang... Astaga, aku akan segera menyiapkan air panas untuk mandimu, ya?" Tetsuya bangun, namun yang diajak bicara tak memberikan respon apapun, membuat Tetsuya takut. Takut Seijuuro akan marah, takut Seijuuro akan mendepaknya.
Pergelangan Tangan Tetsuya diraih. Tangan yang lebih besar itu menarik Tetsuya kedalam pelukan hangat yang selalu menyamankan hatinya.
"Sei-kun?...." bingung, tiba-tiba di peluk membuat Tetsuya salah tingkah. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Lucu sekali.
Kemudian pelukan dilepas, tangan besar itu menunjukkan benda pipih yang tadi Tetsuya genggam.
"Apa maksudnya ini?" ucap si surai merah. Tetsuya mendongak menatap Seijuuro. Terlihat jelas Seijuuro tampak bahagia sekali. Dan Tetsuyapun tersenyum.
"Sei-kun paham maksud dari testpack itu.... Sei-kun tahu? Rasanya, aku bahagia sekali.... Anak yang aku dan Sei-kun tunggu.... Dan kita berhasil...." ucapnya terbata-bata. Sedikit bingung dan matanya mulai berkaca-kaca, bahagia. Tubuh suami tercintanya berjongkok, tangan yang besar kembali memeluknya dengan sayang. Siapa yang tidak bahagia dengan hasil positif dari sebuah testpack?
"Ya, aku juga bahagia sekali, Tetsuya... Terima kasih, sayang... Terima kasih...." Seijuuro tersenyum. Pelukan mengerat. Tetsuya bahagia bukan kepalang. Harapan bisa memberikan anak hasil cintanya dengan Seijuuro terwujud. Anak yang sangat ia dan Seijuuro tunggu-tunggu.
Pelukan dilepas. Mata ruby itu menatap baby blue Tetsuya.
"Kau sudah memeriksakannya ke dokter?" Tatapan lembut dibuat selembut mungkin. Tetsuya menggeleng pelan. Tak mungkin memiliki waktu untuk ke rumah sakit, kan? Disaat dia harus mengurus rumah dan Setsu sendirian. Tetsuya menolak adanya maid, karena takut Tetsuya akan menjadi istri yang malas nantinya.
"Kita ke rumah sakit sekarang ya? Bangunkan Setsu..." ucapnya, dan Seijuuro segera bangun dan mengganti pakaiannya.
Sementara Tetsuya membangunkan Setsu. Setsu bergumam, malas ingin bangun. Tetsuya menoleh pada sisuami.
"Sei-kun, Setsu tak mau bangun..."
"Biar aku yang bangunkan, Tetsuya ganti pakaian saja, sekalian tolong siapkan pakaian untuk Setsu ya?" Seijuuro mendekat. Tangan besarnya mengguncang tubuh Setsu pelan. Membangunkan malaikat kecilnya yang pertama.
"Setsu, bangun nak.... Kita ke rumah sakit ya? Kita mau periksa keadaan Mama...." kata-kata Seijuuro seketika membangunkam Setsu. Wajahnya terlihat kaget.
"Mama? Mama sakit apa, pa?" Mata hitam menatap Seijuuro. Memang, Setsu terlahir bukan dari hasil Tetsuya dengan Seijuuro. Namun, Seijuuro tetap mencintai Setsu seperti anaknya sendiri. Seijuuro tersenyum. Mengelus surai biru yang tercopy dari Tetsuya.
"Sebentar lagi, Setsu akan mempunyai adik.... Jadi, sekarang Setsu harus bangun dan bersiap-siap ya?" Mata Setsu terbelalak, matanya memancarkan binar-binar bahagia. Dengan sekali anggukan, Setsu turun dari ranjangnya lalu berlari menuju kamar penyimpanan pakaian atau walk in closet.
"Mamaaaaaa....... Setsu ingin mengganti pakaiannn....." serunya berlari menuju walk in closet yang terletak dikamar mereka tak jauh dari ranjang mereka.
Tetsuya yang tampak sedang mengganti pakaian menoleh, melihat putranya menghampirk dengan ekspresi wajah yang bersemangat. Lalu tubuh yang lebih tinggi berjongkok, menyamakan tingginya dengan si kecil.
"Baiklah.... Sekarang, lepaskan pakaianmu.... Dan letakkan dikeranjang pakaian kotor, ne? Nanti Mama akan siapkan pakaianmu..." ucapan terlembut terdengar merdu.
Langsung saja langkah kecil itu berlari mendekati kamar mandi, melepaskan pakaiannya lalu meletakkannya ke keranjang. Dan kembali berlari mendekati Tetsuya.
"Mamaaaaaa, Setsu sudah ganti bajuuuu...." mendatangi Tetsuya dalam keadaan telanjang bulat? Itu bukanlah masalah, namanya juga anak kecil.
Tetsuya menoleh setelah menyiapkan pakaian untuk Setsu. Senyumnya mengembang. Anak pertamanya suka sekali membuat Tetsuya tersenyum geli karena tingkahnya.
Tetsuya berjongkok, mengelus rambut kloningannya dengan penuh rasa kasih sayang.
"Baiklah, sekarang kita ganti pakaianmu ya?" tangan yang dulu kurus, dan kini mulai berisi mengambil lembar pakaian berukuran kecil, lalu memakaikannya pada si kecil Akashi Setsu. Tak sekalipun Tetsuya membenci Setsu. Ia menyayangi Setsu dengan kepenuhan hatinya. Itu dikarenakan Seijuuro yang tak sekalipun membedakan Setsu. Seijuuro sangat menyayangi Setsu. Tak sekalipun Seijuuro menyalahkan atau membenci Setsu. Dan membuat Tetsuya sadar, Setsu bukanlah kesalahan. Setsu tetaplah anugrah yang di berikan oleh Tuhan untuknya.
"Nah, selesai.... Sekarang, minta tolong pada papa untuk menyisirkan rambutmu..... Ya? Mama akan segera.mengganti pakaian...." si kecil mengangguk. Langkah kaki mendekati Seijuuri yang sedang duduk disofa yang terletak di sudut kamar mereka.
"Papaaaa..... Tolong sisirin rambut Setsu, boleh?" dengan senyum lembutnya, seijuuri mengambil sisir dari tangan Setsu, mendudukan si kecil di pangkuannya. Lalu menyisir rambutnya perlahan. Sangat rapi.
Dan apapun kenangan yang telah di ciptakan oleh ketiga orang itu membuat hari mereka sangat bahagia, hingga lahirlah keturunan dari gen Akashi Seijuuro, diberi nama 'Akashi Seita'. Pemilik rambut merah yang menantang. Dengan tatapan mata yang tajam dan warna mata yang berbeda. Baby blue dan gold. Sebuah kebahagiaan yang sangat dinantikan oleh keluarga kecil itu.
*^*
SEQUEL OMEGA BUTLER END
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Butler
General FictionALpha!AkashiXOmega!Kuroko. WARN OOC, BOYXBOY, MALEPREGNANCY, TYPO dan sesuai judul, kemungkinan saya menaruh adegan R18+, 80% meski gagal R18nya nanti karna aku canggung membuat adegan hawt. (ini jujur haha) BTW, jangan memaksa meminta kelanjutan ya...