Aromamu

4.1K 344 30
                                    

"KAU GILA SATSUKI? TIDAK! AKU TIDAK MAU MELAKUKANNYA!" meja di gebrak, teriakan Aomine menggema di kamar satsuki.

"Ssssssstttt! Dai-chan! Bisakah kau tidak berteriak? Orang-orang bisa mendengarmu!"

Aomine kembali duduk. Ia sedikit malu jika sampai butler lainnya datang dan mengira kalau Aomine sedang mencoba macam-macam pada sahabat masa kecilnya ini.

"Ayolah Dai-chan, kau kan sahabatku! Bukankah kau pernah mengatakan, kau akan melakukan apapun untuk membuatku bahagia? Bukankah aku hanya menagih janjimu waktu itu?" Momoi duduk didepan Aomine. Wanita kecil itu terus saja membuat Aomine mau tak mau melakukan apapun yang membuatnya puas. Tapi kali ini Aomine jelas harus menolaknya.

"Aku tahu, aku memang pernah berjanji seperti itu, Satsuki. Tapi bukan berarti aku akan melakukan segalanya, apa lagi ide gilamu ini bisa membuatmu dalam bahaya. Aku takkan melakukannya." Aomine mengakhiri pembicaraan. Dan segera beranjak ingin keluar dari kamar Momoi.

Momoi menatap Aomine yang beranjak menjauhinya dan mendekati pintu keluar. "Atau kau ingin aku menyuruh Alpha lainnya untuk melakukan itu?" Langkah Aomine terhenti, kepala lelaki itu menoleh sedikit. "Aku takkan pernah membiarkanmu menyakiti Tetsu lagi, Satsuki. Bahkan jika aku harus melanggar janjiku denganmu." lalu Aomine berlalu pergi meninggalkan kamar Momoi.

Tak ada suara terdengar sedikitpun dari sana. Sunyi. Namun tiba-tiba suara tawa terdengar sangat besar, hingga menggema didalam ruangan Momoi sendiri.

"Heeeeeeeee, bahkan sekarang kau membuat Dai-chan berpaling dan memihakmu, eh, Tetsu-kun. Dasar pengganggu!! Harus nya kau mati saja" lanjutnya dan ia kembali tertawa. Ia sudah memiliki rencana lain yang akan membuat tetsuya hilang dan berhenti mengganggu hidupnya dan Akashi-nya tercinta.

****

Tetsuya berjalan mendekati kamar Akashi dengan sedikit lunglai, entah kenapa tubuhnya hari ini benar-benar lemas. Apa larena ia kurang makan, atau karena kurang istirahat. Mana saja yang membuatnya lemas hari ini pasti adalah kesalahannya sendiri.

Dan bertepatan dengan itu, Akashi keluar dengan membawa dokumen-dokumen yang hendak ia serahkan kepada Ayahnya. Namun ketika Ia baru membuka pintu, dokumen itu jatuh dan ia langsung berlari menuju ketempat Kuroko.

"Tatsuya, apa yang terjadi padamu?" Akashi panik. Lalu mengangkat tubuh tinkih itu kembali kedalam kamarnya, dan membaringkan Tetsuya di ranjangnya. Namun Kuroko dengan lemah mencoba untuk bangun.

"Maaf Tuan, saya akan segera bangun." Tangan kecilnya mencoba menahan bobot tubuhnya untuk bangun, namu segera ditahan oleh Akashi. Dan Akashi kembali mendorong tubuh Kuroko pelan.

"sebaiknya kau istirahat." Akashi menyelimuti Kuroko. Tersenyum kepada Kuroko. Namun, secara tak langsung jantungnya berdetak cepat. Bau manis yang sangat membuatnya mabuk itu akan membuatnya candu. Dan bau manis itu sendiri tak jauh dari Si surai baby blue. Tangannya menyentuh, meremat selimut. Dan ia teringat ketika ini pernah terjadi, dahulu, dahulu sekali. Dan seketika itu juga, Akashi menghampiri pintu kamarnya, memungut seluruh dokumen yang hendak ia berikan pada sang ayah, dan menutup pintu itu dengan cukup keras dan menguncinya dari dalam.

Ia tak bodoh lagi, ia tahu bau manis apa yang tercium sekarang. Ini adalah bau manis dari seorang Omega yang sedang masa heat. Dan itu sama sekali tak bagus untuknya dan untuk butler lain yang memilik status alpha sepertinya. Lalu, mengapa Akashi malah ikut mengurung diri bersama Kuroko?

****

Warning!! Adegan di bawah ini adalah adegan 18 tahun ke atas. Pandai-pandailah menyikapi setiap adegan yang ada di chapter ini ya :) -author

Omega ButlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang