Keakraban diantara Ramon dan Cinta ini ternyata semakin membuat laki-laki yang memendam perasaan pada Cinta terpancing amarahnya. Hingga akhirnya mereka pun merencanakan sesuatu yang buruk untuk Ramon. Sabtu itu sepulang sekolah, ketika Ia hendak menemui Cinta yang sudah menunggu didalam mobilnya. Tiba-tiba saja dihadang oleh Herman and the gank. Sosok laki-laki yang terkenal tajir dan bisa mendapatkan apa yang Ia inginkan ini yang telah merencanakan pengeroyokan terhadap Ramon. Mereka membawa Ramon menuju taman dibelakang sekolah yang telah sunyi. Disana, tanpa belas kasihan Ia langsung melayangkan bogem mentah kearah wajah Ramon. Semua kekesalan dan amarahnya Ia tumpahkan pada Ramon yang tak berdosa. Lelaki yang sebenarnya pintar hanya saja culun ini karena penampilan ndesonya, semakin tak berdaya karena kedua tangannya dipegang erat oleh kedua teman Herman, Dimas dan Simon. Hal ini membuat Herman semakin leluasa untuk melancarkan serangan-serangan kemarahannya. Setelah melihat Ramon tak berdaya mereka berdua meninggalkan Ramon ditaman itu dengan kondisi penuh luka akibat bogem mentah. Kemudian mereka pulang kerumah masing-masing dengan perasaan puas karena telah berhasil menjalankan misi dengan baik. Cinta yang sedari tadi menunggu mulai merasa bosan dan terlihat raut kekesalan diwajah cantiknya. Ia raih ponsel yang berada didalam tasnya lalu mencari nomor telepon Ramon untuk Ia hubungi. Telepon Ramon yang berada disaku baju bergetar. Dia yang sudah begitu tak berdaya masih berusaha untuk meraih ponsel itu. Dengan mengerahkan segala tenaga yang tersisa Ia pun menjawab telepon itu dengan membuat situasi yang seolah semua baik-baik saja. Ramon mengaku kalau untuk hari ini dia tak akan dapat mengajar les untuk Cinta, karena Ia mendadak sakit perut. Jadi, Ia memutuskan untuk mengajar besok saja pada hari Minggu. Ia rela mengajar sejak pagi hari untuk menggantikan lesnya di hari Sabtu. Cinta pun akhirnya setuju dengan perkataan Ramon. Keesokan harinya Cinta sudah sejak pagi menunggu kedatangan Ramon. Tapi yang diharapkan tak jua kunjung datang. Kekesalannya mulai muncul dan semakin memuncak ketika Ia tahu kalau Ramon tak memberikan kabar apapun dan hingga malam hari tak jua datang untuk menepati janjinya kemarin. Ia tahu kalau Ramon tak biasanya berlaku seperti ini. Cinta yang sudah mulai merasa nyaman dengan Ramon, semakin tak mengerti apa yang telah membuatnya menjadi berubah. Keesokan harinya disekolah, Ramon tak lagi menunjukkan batang hidungnya disekolah. Hampir setiap hari Ia mendatangi kelas itu namun Ia tak pernah menemukan Ramon. Karena rasa penasaran yang luar biasa, Cinta akhirnya memutusakan untuk mendatangi kediaman Ramon. Tapi apa yang Ia dapatkan rumah sederhana nan asri itu tak lagi berpenghuni. Rumah itu telah resmi kosong sejak hari Minggu, saat Ramon berjanji datang untuk mengajar les mulai pagi hari dirumahnya. Betapa kecewanya Cinta dengan sikap Ramon. Ia tak menyangka Ramon akan melakukan hal yang tak bertanggung jawab seperti sekarang ini. Dia meninggalkan tugas dan semua yang menjadi tanggung jawabnya tanpa ada pemberitahuan apapun. Sampai-sampai Ia memutuskan untuk pindah sekolah dan rumah entah kemana. Cinta sendiri tak tau persis kemana. Setahun sudah berlalu, setelah menamatkan SMAnya Cinta memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke luar kota. Mama dan Papa pun menyetujui keputusan putri bungsunya itu. Semula berat Cinta rasakan untuk meninggalkan Mama, Papa dan semua penghuni rumah. Hanya saja karena tekad yang bulat dan matang Ia pun memantapkan keputusan itu.
Hari pertama Ia memasuki kampus Cinta diharuskan mengikuti kegiatan OSPEK. Saat pembagian kelompok OSPEK Ia dihadapkan dengan seorang laki-laki bernama Candra yang mengingatkannya pada sosok Ramon. Namun, Ia merasa itu bukan Ramon karena penampilannya begitu berubah menjadi laki-laki yang keren dan modis. Walaupun tetap menggunakan kaca mata tapi semua nampak sudah berubah. Cinta semakin yakin jika Candra bukanlah Ramon karena dia tak mengenali sosok dirinya Cinta Mutiara yang pernah diajarinya sebagai murid les dan pada akhirnya berakhir dengan kurang baik pertemanan yang sudah terjalin akrab akibat les private itu. Setelah menjalani seabrek kegiatan OSPEK, kini Cinta menjalani kegiatan pembelajaran seperti biasanya. Seperti berjodoh, Cinta kembali dipertemukan dengan Candra dalam satu kelas. Pertemanan diantara mereka pun mulai terjalin. Sebagai teman satu kelas yang baik mereka sering berinteraksi dan mengerjakan tugas bersama. Disaat-saat seperti inilah bayangan Ramon yang tiba-tiba menghilang tanpa ada berita yang jelas sering bergelayut dipikiran Cinta. Banyak pertanyaan yang ingin Ia tanyakan pada Ramon dengan semua sikapnya ini. Tapi apa mungkin Ia dipertemukan kembali dengan sosok Ramon atau justru dugaannya benar bahwa Candra adalah jelmaan dari Ramon yang sudah amnesia dan melupakan dirinya. Cinta tak mampu untuk menjawab semua kejadian yang sudah bak misteri tanpa ada kejelasan jawaban. Lama sudah Ia menjalani kehidupannya diluar kota tanpa Mama dan Papa. Tapi Ia senang karena memiliki banyak teman baru dan juga pengalaman baru dirantau orang. Suatu saat ketika Ia sedang merenungi hidupnya dirantau orang. Rasa penasaran Cinta semakin bertambah ketika teringat pada sosok Candra yang Ia rasa sebagai Ramon teman baiknnya yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar.