Bagian 3
"Bahkan jika kamu menghilang tanpa kabar selama 1000 tahun pun aku akan masih tetap mencintaimu."
--------------------------------------------
Matahari sudah mulai memancarkan sinar berwarna jingga, sinar itu memasuki ruangan melalu jendela. Di kantor Davira juga sudah sepi, seluruh rekan kerjanya sudah pulang, tetapi Davira belum. Davira melihat ke arah jam tangan, tertera pukul 17.29. Seharusnya ia sudah pulang pukul 16.00, tapi ia sengaja mengulur waktu untuk pulang karena bunga beserta surat yang ia terima tadi pagi.
Davira mengangkat kedua tangannya dan berdoa "Ya Allah, Davira capek mau pulang. Semoga Gathan gak ada, Ya Allah. Aamiin." Kedua telapak tangannya pun refleks mengusapkan ke wajah, berharap semoga doanya terkabul.
Davira turun menggunakan lift dan berhenti di lantai 2, lalu dia memilih turun ke lobby dengan menggunakan tangga saja supaya Davira bisa berjaga-jaga. Langkahnya penuh dengan hati-hati, seperti maling yang sedang mengendap-endap di dalam rumah seseorang.
Ia menuruni tangga dengan begitu hati-hati agar tidak menimbulkan suara, ia takut jika Gathan ada dan mendengar suaranya. Ia membuka pintu dengan perlahan, ia telah sampai di lobby kantor. Matanya melihat sekelilingnya dulu sebelum keluar, sepi tidak ada orang dan juga Gathan. Davira masih berjalan mengendap-endap hingga sampai ke parkiran.
Davira benar-benar merasa lega, Gathan tidak ada. Dia pun berjalan biasa di parkiran kantornya, pikirnya Gathan tidak akan datang. Namun ketika Davira sedang ingin menghampiri mobilnya yang berwarna merah itu. Laki-laki yang mengenakan jaz dan celana berwarna hijau army, kemeja berwarna putih dan tidak lupa dasi berwarna hitam putih dengan motif kotak-kotak bersender di pintu mobil Davira yang berpose bagaikan model. Di pikiran Davira, jujur Gathan sungguh terlihat tampan dengan penampilan seperti itu. Namun ia segera mengalihkan pikirannya, itu salah pikirnya. Davira mau tidak mau menghampirinya, Gathan yang melihat Davira mendekat, langsung beranjak dari posisnya dan menghadap ke arah Davira.
"Hai, Davira. Kamu terlihat lelah, mau minum kopi?" Ujar Gathan.
"Gak." Jawab singkat Davira.
"Mobil kamu bagus juga, dan warnanya merah. Benar-benar ya selera kamu itu bagus." Ujar Gathan, lagi. Ia mencoba mencairkan suasana.
"Pasaran kali tuh mobil, alay banget." Jawab Davira dengan ketus.
"Jadi saya sudah tunggu kamu selama hampir 4 jam, dan yang saya dapatkan hanya jawaban yang begitu singkat dan sedikit menyakitkan." Ucap Gathan dengan sedikit senyum miris.
"Heh, lo tuh psikopat ya? Ngapain coba nungguin gue sampe 4 jam segala."
"Saya sayang sama kamu, makanya saya kuat tungguin kamu sampe berjam-jam." Ujar Gathan yang membuat Davira memutar bola matanya.
"Idih, stres! Mending lo minggir dari pintu mobil gue, gue mau pulang capek tau!"
"Gak jadi dengar penjelasan dari saya dulu?" Tanya Gathan.
"Gak peduli juga lo pergi kenapa, gue bahagia sama hidup gue yang sekarang. Udah ah awas, pergi sana yang jauh."
"Saya bakal tunggu sampai kamu mau dengar penjelasan saya, besok dan seterusnya saya akan datang." Ujar Gathan sambil tersenyum lebar.
"Bodo." Jawab singkat dari Davira. Gathan pun menggeser sedikit tubuhnya sedikit dari pintu mobil Davira, memberi ruang untuk Davira pergi. Davira masuk ke mobil, dan pergi tanpa menghiraukan Gathan.
Di spion mobilnya terlihat Gathan yang lama kelamaan terlihat kecil, matanya berbinar melihat laki-lali itu. Sebenarnya ada hasrat yang benar-benar tertanam di dalam dirinya, yang seharusnya tidak ada lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATHAN
RomanceDavira Laquitta Noushafarina, gadis cantik berumur 24 tahun 10 bulan. Kisah SMA-nya begitu indah bersama seorang laki-laki bernama Gathan Darrel Davano. Namun siapa sangka setelah membuat Davira benar-benar jatuh cinta, Gathan pergi menghilang sela...